Dari Seminar
Sarinah dan Dialog Interaktif di Perpustakaan Tulungagung
Ibu Asuh dan Inspirator Bung Karno
Paguyuban Situs
Bung Karno menggelar Seminar Sarinah dan Dialog Interaktif dengan Tema: Siapa Anti
Pancasila Akan Hancur. Minggu, 30 Maret 2014 di Gedung Perpustakaan, Arsip, dan
Dokumentasi Jl Oerip Sumohardjo No 4 Tulungagung kemarin. Berikut ini laporan
posmo.
Sebelum acara
Seminar Sarinah dan Dialog Interaktif ini digelar seluruh panitia di bawah
ketua Agus Hadi dan Sungkono dan Raden Hari Sunaryanto selaku sekretaris
melakukan ziarah makam Sarinah dan sekaligus membersihkan makam. Hal ini
dilakukan sebagai rasa syukur atas ditemukan makam tersebut di Kompleks Pemakaman
Kepatihan Tulungung.
Acara Seminar
Sarinah dan Dialog Interaktif ini dibuka oleh Drs. Ali Murtadi, Kepala
Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Tulungagung mewakili bupati tepat pukul
09.00 wib. Kemudian dilakukan
pembacaan macapat oleh Ki Purwadianto bersama dua wanita yang mengisahkan
tentang Sarina sebagai wanita utama.
Seluruh peserta
seminar merasa terharu. Ibu-ibu menitikkan air mata saat mendengarkan macapat
yang mengisahkan Sarinah. Kursi kosong sebanyak 8 kursi yang diperuntukkan
panitia bagi roh leluhur nampak bergoyang. Seperti Ratu Roro Amis, Pragolopati,
Supriyadi, Bung Karno, Pakubuwono 10, Patih Gringsing, Ratu Kilisuci, dan Gayatri.
Bau kemenyan pun semerbak memenuhi ruang.
Tidak lama
kemudian seminar dan dialog interaktif dimulai, sebagai narasumber utama adalah
Mayjen (Pur) Saurip Kadi dari Jakarta dan KRT. Drs. Husnu Mufid, MPdI, sejarawan
Surabaya dengan moderator Nomo, MZ dari Kediri. Sebagian besar peserta juga
ingin menyampaikan pendapat dan sumbangan informasi.
Mayjend (Pur)
Saurip Kadi selaku pembicara pertama menyatakan, pengungkapan sejarah Sarina
yang selama ini gelap perlu diungkap. Sehingga dapat memberikan pencerahan
kepada bangsa Indonesia. Mengingat kondisi bangsa membutuhkan orang-orang
seperti Sarinah yang mampu melahirkan Satrio Piningit semacam Bung karno.
Sedangkan KRT.
Drs. Husnu Mufid, MPdI menyatakan, sejarah Sarinah mulai terkuak sejak
ditemukan makamnya di Kompleks Kepatihan Tulungagung. Sehingga bukan lagi
sebagai tokoh fiktif. Tetapi sudah menjadi fakta sejarah yang tidak diragukan
lagi oleh siapa pun.
Sarinah namanya
telah diabadikan sebagai pusat perbelanjaan di Jakarta, nama kursus, majalah,
dan judul buku oleh Bung Karno. Ini menunjukkan Sarinah memiliki andil besar
dalam pertumbuhan jiwa dan cita-cita Bung Karno untuk menjadi orang besar dan presiden
pertama di Indonesia. Boleh dikata sebagai inspirator Bung Karno membela wong
cilik dan mengusir penjajah Belanda.
Ditemukan Makamnya
Sedangkan Ali
Murtadi Kepala Perpustakaan mengatakan, baru bulan ini mengetahui makam Sarinah
yang pernah mengasuh Bung Karno setelah anak buahnya mengajak bersih-bersih
makam. Mengingat selama ini makamnya tidak diketahui orang umum. Dikiranya nama
Sarinah itu hanya fiktif belaka.
Keberadaan makam
Sarinah sangat penting di Tulungagung. Karena nantinya akan dijadikan sebagai
pusat wisata pendidikan. Oleh karena itu, seminar ini sangat penting. Jika
nantinya ada yang membukukan, maka otmatis banyak anak-anak sekolah yang tahu
akan akan sejarah Sarinah di Perpustakaan Tulungagung.
Pendapat kepala
perpustakaan itu mendapat dukungan Ketua DPRD Tulungagung Supriyono. Dalam
sambutannya menyatakan, jika bicara tentang sarinah dalam seminar ini memang
tidak mengada-ada. Makam Sarinah telah ditemukan di Tulungagung. Karena sudah
lama sekali dan bikin penasaran ingin lebih jauh mengetahui tentang sejarah Sarinah
itu sendiri.
Sarinah adalah
seorang wanita yang mampu menghasilkan pemimpim Indonesia besar seperti Bung Karno.
Oleh karena itu,
perlu didukung upaya pelastarian makam Sarinah yang semasa hidupnya pernah
mengasuh Bung Karno saat ikut neneknya di Tulungagung. Mendengar pendapat ketua
DPR Tulungagung suasana semakin hidup. Karena seluruh peserta ingin mengetahui
sejarah Sarinah itu sendiri. Mengingat selama ini sejarahnya masih misteri.
Kemudian
sambutan dilanjutkan oleh Drs. Hariyadi dari Dinas Purbakala Orwil Museum
Trowulan, Mojokerto. Dalam sambutannya Hariyadi menyambut baik adanya seminar
Sarinah dan Dialog Interaktif karena nantinya akan memperkaya sejarah pengasuh
Bung Karno itu. Mengingat ada keterkaitan dengan penulisan sejarah dan mendapat
dukungan dari pemerintah daerah Tulungagung.
Sementara Raden
Hari Sunaryanto selaku pendiri Peguyupan Situs Bung Karno Tulungagung
mengatakan, dijadikan wisata spiritual Bung Karno dan jalan menuju Makam
Kompleks Kepatihan itu diberi nama Jalan Sarinah sehingga anak-anak sekolah dan
masyarakat mengetahui kalau di jalan tersebut ada makam Sarinah, ibu susu Bung
Karno. HUSNU MUFID.
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat