Prosesi Mendengarkan Roh Simpatisan PKI
di Makam Temanggungan Magetan
Minta Ditegakkan Keadilan Agar
Arwah Tidak Penasaran
Pada bulan September hingga Oktober 2015
kader-kader PKI yang terbunuh pasca Kudeta 30 S/PKI menjadi pembicaraan masyarakat luas mengenai
arwahnya. Hal ini menjadikan Ki Lawu Maorpati mencoba melakukan wawancara dengan
arwah-arwah kader dan simpatisan PKI
di Makam Temanggungan Desa
Temanggungan Kec. Keras Magetan. Seperti apakah wawancara rohnya.
Tepat pukul 20.00 wib Ki Lawu
Maospati bersama sejumlah
masyarakat dan anak buahnya menuju
makam Tumenggungan. Dimana makam tersebut merupakan makam yang cukup
tua. Ada sejak zaman berdirinya kerajaan
Maiun yang dipimpin Pangeran Timur putra Sultan Trenggono Demak Jawa Tengah.
Suasa saat itu cukup gelap. Tapi tidak membikin takut rombongan yang akan
mewawancarai arwah simpatisan PKI.
Untuk mendapatkan makam simpatisan PKI
itu tidak sulit. Karena letaknya berada di pinggir jalan desa. Suasana gelap
tidak membikin takut rombongan. Malahan dianggap sebuah tantangan. Kemudian Ki
Lawu Maospati menyalakan lilin disetiap penjuru
lokasi terkuburnya 237 jasad simpatisan PKI. Suasana berubah menjadi terang.
Angin yang semula kencang tiba-tiba menghilang. Bersamaan
itupula Ki Lawu Maosmati menidurkan Budi
Sukowidi sebagai mediator untuk memanggil
arwah simpatisan PKI. Dalam waktu singkat roh telah memasuki tubuh Budi. Saat
itupula Agus, Ela, Budi Santoso, Dian
dan Enggi anak muda desa mengelilingi dengan tujuan agar kekuatan gaib lain
tidak mengganggu. Mengingat sekitar makam Temanggungan banyak mahluk gaib yang
mencoba mengganggu.
Dalam waktu singkat Budi Sukowidi yang
kerasukan roh simpatisan PKI, kemudian ditanya oleh Ki Lawu Maospati tentang
kondisi arwah simpatisan PKI yang dibunuh. Arwah simpatisan PKI melalui tubuh Budi menjawab, bahwa kondisi arwahnya
sangat merana. Karena belum bisa menghadap Tuhan YME. Sebab saat
meninggal dunia dulunya bukan dalam
kondisi yang wajar sebagaimana manusia pada umumnya, melainkan dalam kondisi
menyedihkan. Yaitu dibunuh oleh algojo berbaju hitam dengan menggunakan
linggis.
Linggis-lingis itu yang membuat tubuhnya
berlumuran darah dan langsung meninggal dunia. Lagipula kematiannya tidak disucikan dan dikafani,
melainkan dikubur bersama-sama 237 jasad
simpatisan PKI dalam kondisi berlumuran darah.
Kemudian dalam wawancara batin itu, Ki
Lawu mendapatkan pesan dari arwah tersebut agar masyarakat mendoakan dirinya.
Karena doa suci yang disampaikan akan meringankan beban yang selama ini berada
dialam kubur. “Ya, arwah yang banyak dialam kubur itu meminta doa suci kepada
masyarakat. Sebab dia juga memiliki Tuhan,”ujarnya.
Makam
Tanpa Nisan
Selain meminta doa suci, arwah-arwah
simpatisan PKI itu meminta kepada pemerintah sebuah keadilan. Karena selama ini
selama hidup hingga meninggal dunia tidak mendapat keadilan yang sejati.
Malahan mendapatkan kehinaan dan ketidakadilan. Buktinya hingga saat ini
makamnya dirahasiakan dan tidak diberi
nisan sebagaimana makam-makam pada umumnya.
Juga sebagian arwah yang ikut dipendam bersama simpatisan
PKI itu menyampaikan akar keadilan benar-benar ditegakkan. Karena dirinya bukan simpatisan PKI, akan tetapi ikut juga
dibunuh akibat fitnah keji dari lawan bisnisnya. Mengingat zaman dulu asal
tunjuk seseorang dianggap PKI, maka langsung dibawa oleh militer dan milisi.
Padahal dirinya bukanlah anggota simpatisan PKI.
Usulan-usulan arwah simpatisan PKI itu
menjadikan Ki Lawu Maospati tubuhnya bergetar. Karena takut dikerubut arwah
penasaran itu. Jika usulan-usulannya nanti tidak sempat tersampaikan kepada
masyarakat dan pemerintah. Saat itupula angin rebut datang tengah malam. Lilin yang dinyalakan mengelilingi
makam simpatisan tiba-tiba mati. Suasana menjadi gelap gulita. Rombongan yang
melakukan wawancara roh secara batin langsung meninggalkan tempat dengan
terburu-buru.
Sedangkan Ki Lawu Maospati langsung
tancapgas meninggalkan lokasi menyusul anak buahnya yang lebih dahulu pulang.
Tapi sayangnya dia kesasar hamper masuk sawah. Akhirnya kembali kelokasi
menjemput Agus anak buahnya yang motornya mati mendadak tidak bias dihidupkan.
Ia mengakui kalau makam Tumenggungan tempat pembantaian PKI sangat angker.Oleh
karena itu tidak bias wawancara secara batin dalam waktu yang lama dan langsung
pulang. Tujuanya agar selamat dan menghindari amuk arwah penasaran.HUSNU MUFID