Dari Seminar Kesilatnas Perisai Diri Pusat di Surabaya
Silat Memfilter Masuknya Budaya Luar di Era Globalisasi
Paguyuban Kesilatnas Perisai Diri Pusat menggelar
Seminar Membangun Persatuan dan Kesatuan Bangsa Melalui Pencak Silat sebagai
Budaya Bangsa di Era Globalisasi pada Minggu, 22 September 2012 di Hotel Twin
Surabaya kemarin. Berikut ini laporan posmo.
Seminar yang digelar Paguyuban Kesilatnas Perisai Diri
Pusat cukup manarik minat peserta dan semarak. Karena dihadiri tokoh-tokoh
senior murid langsung dari RMS Dirdjoatmojo, perdiri Perisai Diri seperti Soebagyo,
Yahya Buari, Bambang Priyokuncoro, Joko Setiadi, Gundono Pendekar Kelana, dan
murid lainnya yang hingga kini masih tetap memiliki kepedulian terhadap Perisai
Diri.
Sejumlah cabang Paguyuban Perisai Diri hadir. Seperti
Jakarta, Pasuruan, Mojokerto, Surabaya, Jakarta, Demak, Blitar, Trenggalek, dan
sejumlah cabang Perisai Diri lainnya. Mereka datang untuk mengikuti seminar.
Dalam seminar tersebut sebagai moderator Dr. I Komang,
Ketua Yayasan Kesilatnas Perisai Diri Pusat. Sedangkan narasumbernya Dr.
Suparyono, Ketua Paguyuban Kesilatnas Perisai Diri Pusat, Ir. Untung Bakesbang
Jatim, DYMM Sultan Suryoalam Raja Demak, Pratomo, Ketua IPSI Jatim.
Acara seminar dibuka dengan pertunjukan atraksi dari
murid-murid Paguyuban Perisai Diri Mojokerto yang cukup menarik bagi peserta
seminar. Semua mata memandang ke arah depan. Karena permainan jurus-jurusnya
memiliki daya keindahan dan kecepatan dalam menyerang dan menghindar.
Kemudian dilanjutkan acara sesi seminar. Dalam seminar
tersebut pembicara pertama Pratomo dari IPSI Jatim mengatakan, pencak silat
merupakan warisan budaya bangsa yang memiliki potensi besar dalam pembentukan
karakter kebaikan anak bangsa. Hal ini dilakukan melalui visi, misi, dan
strategi yang dimiliki perguruan silat. Visinya adalah pembentukan karakter,
misinya meraih juara dan strateginya menyelenggarakan turnamen.
Oleh karena itu, IPSI merekomendasi pemerintah untuk
mendukung, swasta memberikan sponsor, menjaga keharmonisan antarperguruan,
menjaga nilai olahraga yang sportif, memberikan apresiasi pencak silat.
Sedangkan Ir. Untung Bakesbang Jatim menjelaskan,
sekarang ormas memiliki ciri-ciri tersendiri. Tetapi kalau dulu harus azas
tunggal. Sehingga memiliki karakter tersendiri antara satu perguruan silat.
Sementara Dr. Suparyono, Ketua Paguyuban Perisai Diri Pusat menyatakan, pencak
silat tumbuh subur di lingkungan agama Islam dan Buddha. Karena itu punya makna
silaturahim. Zaman dulu pertandingan silat tidak melukai, tetapi hanya
merebutkan kopiyah.
Kini di era globalisasi silat dari luar negeri sudah
banyak yang masuk ke Indonesia. Jika pencak silat tidak ingin tergilas, maka
akan hancur akibat kalah bersaing. Hal ini berpengaruh pada perjuangan bangsa.
Untuk itu, Paguyuban Kesilatnas Perisai Diri harus tampil kedepan memperjuangkan
pencak silat agar tetap diminati anak-anak muda Indonesia. Juga akan tetap
mengamankan ajaran RMS Dirdjoatmojo secara utuh dan murni.
Ilmu Panahan
Kemudian pembicara terakhir DYMM Sultan Suryoalam
selalu pembina Paguyuban Perisai Diri Pusat menyatakan, silat sudah ada sejak
zaman Majapahit hingga sekarang masih tetap ada. Hal ini memiliki kelebihan
yaitu mampu membuat seseorang pergi ke mana-mana seperti Gudono Pendekar Kelana
dari Perisai Diri. Beliau bisa keluar negeri gara-gara bisa silat.
Ke depannya Perisai Diri harus dikelola secara modern.
Dimana anggotanya memiliki kartu identitas. Sehingga dapat diketahui jumlahnya.
Begitupula dengan masalah keuangan harus tercatat bila mendapat sumbangan dari
Bakesbang atau lainnya.. Sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
Lebih jauh lagi punya usaha lagi yaitu sebuah
Perguruan Tinggi, pertambangan, padepokan sendiri seperti Padepokan Shaolin di
Cina. Sehingga dapat digunakan sebagai tempat latihan para murid-murid,
pendekar dan tempat tinggal pendekar yang sudah tua dengan kehormatan yang
tinggi.
Di tengah-tengah diskusi seminar yang sedang hangat
dalam perbincangan Deni Trisanto anggota senior Perisai Diri menyampaikan
pendapat, bahwa RMS Dirdjoatmojo memiliki ilmu memanah dan dirinya yang hingga
kini terus mengajarkannya. Bahkan presiden hingga Menpora menyaksikan saat
anaknya mengadakan atraksi di Mal dan kantor wali kota. Ia buktikan dengan
menampilkan slide. Banyak peserta langsung menuju penampilan slide memanah.
Dari situ akhirnya seminar memutuskan ilmu memanah RMS
Dirdjoatmojo akan diajarkan kembali kepada murid-murid Paguyuban Kesilatnas
Perisai Diri Pusat dibawah pimpinan Dr, Suparjono Jl Penjaringan Asri PS 1-J
No. 39 Surabaya. Bagi para orang tua yang ingin belajar dan kursus
dipersilakan.
Begitu pula dengan anak-anak muda yang suka akan ilmu
silat dan panahan, baik pelajar maupun mahasiswa jika ingin belajar jangka
panjang maupun pendek akan diterima dengan senang hati. Oleh karena itu, jangan
disia-siakan kesempatan ini. Mengingat Perisai Diri memiliki komitmen
menjadikan pesilat meraih perestasi kejuaaraan nasional dan internasional. HUSNU
MUFID
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat