Senin, 31 Juli 2017
Sunan Prapen
Kisah Sunan Prapen dan Makamnya
Jadikan Kesultanan Giri Pusat Peradaban Islam
Nama asli Sunan Prapen adalah Syekh Maulana Fatichal. Putra Syaikh Maulana Zainal Abidin (Sunan Dalem) dan cucu Syekh Maulana Ainul Yaqin (Sunan Giri). Berikut ini kisahnya.
Sunan Prapen merupakan sultan keempat dari kesultanan Giri sekitar tahun 1507 saka atau abad ke 16. Saat menjabat sebagai sultan, Sunan Prapen telah menjadikan Kedaton Giri sebagai pusat peradaban Islam dan ekonomi dan politik di nusantara.
Peran Sunan Prapen terhadap perkembangan dan pembinaan kerajaan Islam di Nusantara sangatlah besar. Ia berjasa terhadap kelangsungan masyarakat Maluku dari upaya penyerangan Portugis. Beliau menempatkan pasukan dari Giri di Maluku selama tiga tahun untuk menghadapi serangan Portugis.
Selain itu, pengaruh Sunan Prapen sangat disegani raja-raja di pulau Jawa. Ia selalu menjadi rujukan para raja sekaligus pelantik para raja di tanah Jawa. Selama beberapa dasawarsa, para Sunan di Giri mampu menjaga rakyatnya dari serangan Majapahit maupun Mataram. Selain itu Sultan yang sekaligus ulama ini mampu membina akhlaq dan keimanan rakyatnya dengan baik.
Ia memerintah relatif panjang. Lebih dari setengah abad hingga usia beliau lebih dari satu abad.
Dalam misi dakwahnya, Sunan Prapen berhasil menyebarkan agama Islam di daerah Indonesia Timurdan melanjutkan misi dakwah Sayyid Ali Murtadlo (Sunan Gisik) di Nusa Tenggara Barat hingga banyak diantara raja-raja di Nusa Tenggara Barat memeluk agama Islam.
Tapi belum berhasil menyebarkan agama Islam di Bali bagian selatan akibat perlawanan Dewa Agung sang Raja Gelgel.
Selain di Indonesia bagian timur, Sunan Prapen juga mengirimkan para Ulama yang merupakan santrinya untuk menyebarkan agama Islam di Sumatera dan Kalimantan. Bahkan Raja Ternate, RajaMatan dari Sukadana merupakan salah seorang santri Sunan Prapen
Upaya Sunan Prapen dalam membina dan mendidik para Santri dalam mempelajari agama Islam ternyata berhasil, beberapa murid beliau yang dari Minangkabau yang bernama Dato Ri Bandang menjadi imam agama Islam di Makassar, Sulawesi Selatan dan juga di Kutai, Kalimantan Timur. . Diusia senja, Sunan Prapen berniat membangun cungkup di makam kakeknya (Sunan Giri) atau Prabu Satmata yang melahirkan dinasti emimpin rohani Islam di Giri.
Wafatnya
Pada tahun 1512 Saka, Sunan Prapen wafat tepat di bulan Syawal dan amanah untuk memimpin umat Islam serta rakyatnya digantikan putranya yang bergelar Panembahan Kawisguwo.
Makam Sunan Prapen terletak di desa Klangonan, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik sekitar 200 meter barat makam Sunan Giri. sekitar 100 meter jaraknya dengan makam Sunan Giri. Bentuk makamnya cukup panjang yang berada di dalam bangunan bercungkup terbuat dari kayu jati dan menyerupai makam-makam kuno. Kondisinya masih asli dan terlihat nampak megah. Penjiarah bisa masuk ke dalam dengan leluasa.
Untuk menuju ke makam tersebut harus melalui undak-undakan yang cukup tinggi. Mirip makam raja-raja Mataram di Yogyakarta.
Makam tersebut tidaklah seperti makam Sunan Giri yang banyak dikunjungi peziarah dari berbagai penjuru nusantara. Hanya sebagian orang yang menyempatkan diri untuk berjiarah. Mereka itu biasanya peziarah yang suka lelaku kanoragan atau pezikir-pezikir dari berbagai aliran tarekat.
Alasannya, kalau melakukan lelaku dan berzikir di makam Sunan Prapen akan menuai ketenangan dan tidak terganggu kedatangan orang lain, sehingga dapat melakukan do’a dengan khusuk dan hikmat.
Suasana yang demikian itu, menjadikan orang-orang yang melakukan ziarah kerasan. Tidak heran kalau banyak yang menginap selama beberapa hari tinggal di sekitar makam. Hal tersebut dilakukan karena merasakan seperti rumahnya sendiri dan suasananya menyerupai kehidupan jaman lampau.
Selain itu ada juga penunggu lainnya yang tak kalah ganas dan garangnya yakni Singa yang memiliki taring cukup tajam. Binatang yang juga memiliki sinar mata tajam ini sering muncul di malam hari. Menampakkan diri pada sejumlah peziarah yang sedang konsentrasi berdo’a. Bagi yang nyalinya kecil, sudah barang tentu akan merasa ketakutan dan cepat-cepat meninggalkan makam.
Namun orang yang seringkali tirakat di makam tersebut tidak merasa takut. Bahkan dijadikan sebagai sahabat dimalam hari. Mereka meyakini binatang tersebut merupakan peliharaan Sunan Prapen jaman dahulu.
“Memang ada mahluk gaib itu seperti ular dan singa. Kadang-kadang dua binatang buas itu sering menampakkan diri pada malam hari,” ujar Pak Hasan Sekretaris Yayasan Makam Sunan Prapen Gresik Jatim.
Adanya dua binatang gaib itu menjadikan makam Sunan Prapen agak angker dan membuat bulu kuduk berdiri. Namun nyaman bila digunakan kegiatan-kegiatan laku spiritual. husnu mufid
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat