Odalan
di Situs Kerajaan Majapahit Trowulan, Mojokerto
Doa Untuk Leluhur dan Napak Tilas Ibukota
Odalan atau
lebih dikenal dengan nama Hari Ulang Tahun Kerajaan Majapahit yang didirikan
Raden Wijaya kembali diperingati Betara Agung Brahmaraja XI, pendiri Puri Surya Majapahit bersama masyarakat di situs bekas kerajaan
Majapahit, Trowulan, Mojokerto, Rabu, 23/3 kemarin. Seperti apakah
peringatannya?
Peringatan
Odalan leluhur Majapahit diawali dengan puja puji doa dipimpin oleh Resi
Bujangga dari Bali di Pendopo Agung Puri Majapahit. Doanya khas Siwa Buddha
yang merupakan agama resmi kerajaan Majapahit. Seluruh umat yang hadir ikut
berdoa dengan khusuk untuk leluhur, keselamatan bangsa dan kembalinya kejayaan
leluhur.
Kemudian
dilanjutkan pidato budaya oleh Betara Agung Brahmaraja Wilatikta XI di atas
singgasana warna merah menyala dengan dikawal aparat kepolisian. Dalam
sambutannya menyatakan, kita ini sebenarnya berutang kepada leluhur. Cukup
besar jumlahnya. Untuk itulah, perlunya tetap melestarikan budaya leluhur yang
adiluhung.
Pelestarian
budaya Majapahit memang harus tetap dilakukan. Sehingga masyarakat datang
berduyun-duyun ke situs-situs Majapahit, baik masa liburan maupun hari-hari
biasa. Jika hal ini terjadi, maka sudah barang tentu wisata sejarah akan
semakin marak di Jawa Timur.
Setelah acara
sambutan selesai, dilanjutkan kirap keliling bekas Ibukota Kerajaan Majapahit. Dalam kirap
tersebut, barisan paling depan adalah pasukan berkuda yang dinaiki Betara Agung
Brahmaraja XI Wilatikta. Di belakangnya diikuti penari kuda lumping, hadrah
yang terdiri atas para santri, barongsai, tari barong dari, dan pecinta budaya Majapahit.
Pemberangkatan
kirap dengan membawa keris Empu Gandring yang cukup terkenal pada zaman
kerajaan Singosari. Juga mengirap Patung Ratu Mas yang merupakan jelmaan dari
Dara Jingga istri Raden Wijaya. Tujuannya agar masyarakat mengetahui lebih
dekat.
Situs yang
pertama dilewati adalah situs Kolam Segaran peninggalan kerajaan Majapahit yang
dulunya merupakan tempat pembuangan piring emas. Usai mengadakan jamuan makan
malam antara raja dengan tamu asing dari kerajaan mancanegara.
Sesaji Terbesar
Kemudian
dilanjutkan perjalanan menyusuri bekas perkampungan bangsawan, istana Majapahit
dan artefak-artefak yang terpendam dalam tanah. Untuk kali ini peserta kirap
mengelilingi situs yang jaraknya cukup jauh. Meskipun demikian, tidak merasa
lelah karena masyarakat setempat menyambut dengan antusias.
Seribu
masyarakat setempat dan luar Kabupaten Mojokerto melihat prosesi Odalan secara
langsung berderet di pinggir jalan. Karena Odalan yang dilaksanakan hanya satu
tahun sekali. Mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Untuk tahun ini
mendapat dukungan luas dari RT, RW, dan Kepala Desa sehingga proses pelaksanaan
berjalan meriah.
Usai mengadakan
kirap dilanjutkan dengan makan bersama dan menyediaan sesaji lengkap. Bahkan
sesaji yang disediakan cukup besar melebihi tahun lalu. Hal ini dilakukan sebagai
upaya membayar utang kepada leluhur Majapahit yang telah memberikan kedamaian
dan kemakmuran bagi anak cucunya.
Bagi masyarakat
biasa mungkin sesaji lengkap merupakan hal yang biasa. Namun untuk Puri Surya
Majapahit, sesaji yang disediakan pada acara Odalan tahun 2016 memiliki
nilai-nilai luhur yang cukup tinggi. Karena sebagai persembahan kepada
arwah-arwah leluhur Majapahit yang telah meninggal dunia beberapa abad yang
lalu. HUSNU MUFID
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat