Al-Kindi (2-Habis)
Penemu Teori Relativitas
Teori
relativitas merupakan revolusi dari ilmu matematika dan fisika. Sejatinya,
1.100 tahun sebelum Einstein mencetuskan teori relativitas, ilmuwan muslim
di abad ke-9 M telah meletakkan dasar-dasar teori relativitas, yaitu saintis
dan filosof legendaris bernama Al-Kindi yang mencetuskan teori itu. Berikut ini
pendapatnya.
Sesungguhnya,
tak mengejutkan jika ilmuwan besar sekaliber Al-Kindi telah mencetuskan teori
itu pada abad ke-9 M. Apalagi, ilmuwan kelahiran Kufah tahun 801 M itu pasti
sangat menguasai kitab suci Alquran. Sebab, tak diragukan lagi bahwa ayat-ayat
Alquran mengandung pengetahuan yang absolut dan selalu menjadi kunci tabir
misteri yang meliputi alam semesta raya ini.
Dalam Al-Falsafa
al-Ula, ilmuwan bernama lengkap Yusuf Ibnu Ishaq Al-Kindi itu telah
mengungkapkan dasar-dasar teori relativitas.
Sayangnya, sangat sedikit umat Islam yang mengetahuinya. Sehingga, hasil
pemikiran yang brilian dari era kekhalifahan Islam itu seperti tenggelam
ditelan zaman.
Menurut
Al-Kindi, fisik bumi dan seluruh fenomena fisik adalah relatif. Relativitas,
kata dia, adalah esensi dari hukum eksistensi. “Waktu, ruang, gerakan, dan
benda, semuanya relatif dan tak absolut,” cetus Al-Kindi. Namun, ilmuwan Barat,
seperti Galileo, Descartes, dan Newton, menganggap semua fenomena itu sebagai
sesuatu yang absolut.
Hanya Einstein
yang sepaham dengan Al-Kindi. “Waktu hanya eksis dengan gerakan; benda dengan
gerakan; gerakan dengan benda,” papar Al-Kindi. Selanjutnya, Al-Kindi berkata,
“… jika ada gerakan, di sana perlu benda; jika ada sebuah benda, di sana perlu
gerakan.” Pernyataan Al-Kindi itu menegaskan bahwa seluruh fenomena fisik
adalah relatif satu sama lain.
Mereka tak
independen dan tak juga absolut. Gagasan yang dilontarkan Al-Kindi itu sama
dengan apa yang diungkapkan Einstein dalam teori relativitas umum. “Sebelum
teori relativitas dicetuskan, fisika klasik selalu menganggap bahwa waktu
adalah absolut,” papar Einstein dalam La Relativite. Menurut Einstein, pendapat
yang dilontarkan oleh Galileo, Descartes, dan Newton itu tak sesuai dengan
definisi waktu yang sebenarnya.
Menurut
Al-Kindi, benda, waktu, gerakan, dan ruang tak hanya relatif terhadap satu sama
lain, namun juga ke objek lainnya dan pengamat yang memantau mereka. Pendapat
Al-Kindi itu sama dengan apa yang diungkapkan Einstein.
Dalam Al-Falsafa
al-Ula, Al-Kindi mencontohkan, seseorang melihat sebuah objek yang ukurannya
lebih kecil atau lebih besar menurut pergerakan vertikal antara bumi dan
langit. Jika orang itu naik ke atas langit, dia melihat pohon-pohon lebih
kecil. Jika dia bergerak ke bumi, dia melihat pohon-pohon itu jadi lebih besar.
“Kita tak dapat
mengatakan bahwa sesuatu itu kecil atau besar secara absolut. Tetapi, kita
dapat mengatakan bahwa itu lebih kecil atau lebih besar dalam hubungan kepada
objek yang lain,” tutur Al-Kindi. Kesimpulan yang sama diungkapkan Einsten
sekitar 11 abad setelah Al- Kindi wafat.
Menurut
Einstein, tak ada hukum yang absolut dalam pengertian hukum tak terikat pada
pengamat. Sebuah hukum, papar dia, harus dibuktikan melalui pengukuran.
Al-Kindi menyatakan, seluruh fenomena fisik, seperti manusia menjadi dirinya,
adalah relatif dan terbatas.
Meski setiap
manusia tak terbatas dalam jumlah dan keberlangsungan, mereka terbatas; waktu,
gerakan, benda, dan ruang yang juga terbatas. Einstein lagi-lagi mengamini
pernyataan Al-Kindi yang dilontarkannya pada abad ke-11 M. “Eksistensi dunia
ini terbatas meskipun eksistensi tak terbatas,” papar Einstein.
Dengan teori
itu, Al-Kindi tak hanya mencoba menjelaskan seluruh fenomena fisik. Namun, juga
dia membuktikan eksistensi Tuhan. Karena itu adalah konsekuensi logis dari
teorinya. Di akhir hayatnya, Einsten pun mengakui eksistensi Tuhan. Teori
relativitas yang diungkapkan kedua ilmuwan berbeda zaman itu pada dasarnya
sama. Namun, penjelasan Einstein telah dibuktikan dengan sangat teliti.
Bahkan, teori
relativitasnya digunakan untuk pengembangan energi, bom atom, dan senjata
nuklir pemusnah massal. Sedangkan, Al-Kindi mengungkapkan teorinya untuk
membuktikan eksistensi Tuhan dan keesaan-Nya. Sayangnya, pemikiran cemerlang
sang saintis muslim
tentang teori relativitas itu tak banyak diketahui. Sungguh sangat ironis,
memang.
HUSNU MUFID