Kisah
Wali Gembyang Berdakwah, di Kendal, Jawa Tengah
Syiar Islam dari
Cina Hingga Pulau Jawa
Setelah
berakhirnya zaman keemasan Walisongo muncullah seorang penyebar islam bernama Wali
Gembyang Beliau merupakan sosok yang dituakan di kabupaten. Karena pendiri
Kabupaten Kendal. Hingga kini masih dihormati masyarakat. Seperti apakah
dakwahnya. Berikut laporan wartawan
posmo.
Nama
Asli Wali Gembyang adalah Hamzah. Beliau
merupakan sosok ulama pejuang yang memperjuangkan Kabupaten Kendal menjadi
kadipaten yang memiliki talenta keislaman hingga sekarang ini. Juga merupakan
seorang ulama yang memiliki kelinuwihan yang tidak dimiliki orang lain.
Selain
berjuang Wali Gembyang juga mensyiarkan ajaran Islam seperti yang dilakukan
oleh para waliyullah terdahulu. Sebelum berjuang di Kendal, rupanya Wali
Gembyang telah terlebih dahulu mensyiarkan Islam di negara Cina. Cukup lama
beliau hidup di Cina. Di sana beliau dipanggil dengan nama Han Byan. Padahal
nama asli Wali Gembyang adalah Hamzah. Dari nama aslinya bisa disimpulkan bahwa
beliau berasal dari negara Arab yakni Hamzah.
Di
Cina ia melakukan dakwah secara terus menerus mulai dari Suku Uigur hingga
kalangan kerajaan. Ketika ada kekacauan di Tiongkok, ia melakukan perjalanan
menuju Kendal jawa Tengah. Karena waktu itu banyak orang-orang Cina melakukan
imigrasi ke Indonesia secara besar-besaran.
Sedangkan
Gembyang merupakan nama panggilan yang semula Han Byan. Kemudian Beliau masuk
ke Jawa dan sempat melakukan pertemuan dengan Sunan Kalijogo di Demak. Setelah
itu Beliau diutus untuk menuju Kendal dan mengembangkan ajarannya. Sesampainya
di Kendal Wali Gembyang benar-benar berjuang dan membantu mengembangkan
Kabupaten Kendal dalam segala bidang.
Sekitar
tahun 1628 Masehi, dalam perjuangan serta syiarnya, Wali Gembyang memiliki
ribuan santri yang ikut dalam ajaran Toreqot Satariyah. Semasa hidupnya Wali
Gembyang dikenal dengan sifatnya yang ramah, sederhana dan sopan. Namun dibalik
itu semua beliau memiliki suatu kelinuwihan yang sungguh luar biasa.
Beliau
dikenal dengan kesaktiannya saat berucap sumpah dalam beradu kebenaran..Karena
apa yang diucapkan oleh Wali Gembyang atau ucapan orang lain yang beradu
kebenaran, maka hal itulah yang bakal benar-benar terjadi, dalam bahasa Jawa
sering disebut dengan “Mandi Ucape”. Sebab dahulu pernah ada kejadian yang
benar-benar membuat kaget.
“Ada
sepasang suami istri yang sedang bertengkar datang ke makam Wali Gembyang.
Sempat saya dengar mereka melakukan sumpah jika salah satu dari mereka akan
menerima akibatnya jika berkata tidak benar. Tidak jauh melangkah dari makam
sang suami langsung jatuh pingsan kemudian dibawa ke rumah juru kunci,”ujar
Jayus Asrori juru kunci makam Wali Gambyang..
Setelah
dibacakan berbagai macam doa, tiba-tiba sang suami tersadar dan langsung
memeluk istrinya sambil mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Sejak itulah
setiap peziarah yang baru sekali datang ke makam Wali Gembyang akan diberi tahu
agar tidak berbicara kotor dan mengucapkan sumpah di areal makam.
Dilarang
Bersumpah Sebisa mungkin bagi orang yang memiliki masalah akan berusaha
ditengahi terlebih dahulu oleh Jayus Asrori selaku juru kunci, baru bisa
melanjutkan ziarah untuk melakukan doa. “Tidak sedikit orang yang datang ke
makam Wali Gembyang untuk melakukan sumpah-sumpahan,” ungkapnya.
Harus Izin Juru
Kunci
Karena
kekeramatannya inilah kemudian banyak peziarah yang berdatangan baik itu dari
Kendal maupun dari luar kota Kendal. Bahkan tidak jarang ada yang menginap
hingga berhari-hari dengan alasan ingin mencari karomah dari Mbah Gembyang.
“Saya
sering mengingatkan peziarah, jangan meminta kepada Mbah Gembyang, mintalah
kepada Allah. Karena kita yang masih hidup tidak bisa meminta kepada orang yang
sudah meninggal karena orang yang meninggal hanya bisa menerima doa kita yang
masih hidup,” tutur lelaki yang sudah berusia 44 tahun ini.
Banyak
sekali peziarah yang salah kaprah tentang hal ini. Banyak dari mereka yang
meminta agar diberi keselamatan dunia dan akhirat, serta diberikan panjang
umur, ditambah rezeki, dilunasi utang, bisa segera pergi haji, menjadi khusnul
khotimah saat maut menjemput, dan lain sebagainya kepada Mbah Gembyang.
Berkali-kali
pula sang juru kunci mengingatkan agar tidak salah arah. Walau dianggap
keramat, makam tetaplah makam, dan di dalamnya hanya jasad orang yang sudah
meninggal. Jadi jika menginginkan sesuatu ingatlah hanya kepada Allah SWT. Mereka
yang sudah meninggal hanya sebagai penyambung saja.
Selain
terkenal dengan kekeramatan akan ucapan, Wali Gembyang juga dikenal suka
berkuda saat berjuang dan mensyiarkan agama. Hingga saat ini tidak jarang para
peziarah yang kerap mendengar derap langkah kuda di sekitar makam. Padahal di
Kelurahan Patukangan tidak ada satu pun penduduk yang memiliki kuda.
Beliau meninggal dan dimakamkan di Kabupaten Kendal. Makam tersebut berjarak kurang lebih 1 kilometer dari Masjid Agung Kendal. Tepatnya di Kelurahan Patukangan, Kec. Kota Kendal, Kabupaten Kendal.
Beliau meninggal dan dimakamkan di Kabupaten Kendal. Makam tersebut berjarak kurang lebih 1 kilometer dari Masjid Agung Kendal. Tepatnya di Kelurahan Patukangan, Kec. Kota Kendal, Kabupaten Kendal.
Untuk
menuju ke makam, peziarah bisa menaiki becak yang telah tersedia di depan
masjid. Setelah sampai di lokasi akan terlihat bangunan dengan ukuran sekitar
6x8 meter dengan papan nama bertuliskan “Makam Wali Gembyang”. Tidak jauh dari
makam tersebut terdapat rumah penjaga makam atau juru kunci. Peziarah
disarankan meminta izin terlebih dahulu jika ingin masuk atau berziarah karena
ditakutkan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti yang sudah-sudah.
Permintaan
izin terlebih dahulu merupakan tradisi yang harus dilakukan. Tidak boleh
sembarang masuk ke dalam makam. Karena ada aturannya sendiri. Berbeda dengan
makam-makam lainnya. Dimana peziarah langsung masuk makam dan melakukan doa. Peratun
tersebut harus dijalankan agar selamat. HUSNU MUFID
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat