Syeikh Muhammad Nazim Adil Al Qubrusi An- Naqsybandi
Hatinya Lebih
Tertarik Kepada Ilmu Spiritual
Syeikh Muhammad Nazim Adil Al Qubrusi An- Naqsybandi Al-Haqqani
Q.S.
lahir di Larnaca, Siprus, pada hari Minggu, tanggal 23 April 1922
– atau 26 Shaban 1340 H. Seorang ulama yang tersohor di zamannya. Berikut ini
kisah hidupnya.
Bila dilihat dari keturunan ayahnya tembus ke Syekh Abdul Qadir Jailani, pendiri Thariqat
Qadiriah. Kemudian dari sisi ibunya, beliau adalah keturunan Jalaluddin Rumi,
pendiri thariqat Mawlawiyyah, yang juga merupakan keturunan Hassan-Hussein (as
) cucu Nabi Muhammad saw.
Selama masa kanak-kanak di Siprus, beliau selalu duduk bersama
kakeknya, salah seorang syaikh thariqat Qadiriah untuk belajar spiritualitas
dan disiplin. Kedua kakek dari pihak ayah dan ibunya melatih beliau pada jalan
spiritual.
Ketika remaja, Syeikh Nazim sangat diperhitungkan karena tingkat
spiritualnya yang tinggi. Setiap orang di Larnaca mengenal beliau, karena
dengan umur yang masih amat muda mampu menasihati orang-orang, meramal masa
depan dan dengan spontan membukanya. Juga tidak pernah berselisih dengan
siapapun, beliau selalu tersenyum dan sabar.
Sejak umur 5 tahun sering ibundanya mencarinya, dan didapati
beliau sedang berada didalam masjid atau
di makam Umm Hiram, salah satu sahabat Nabi Muhammad yang berada di sebelah
masjid. Banyak sekali turis mendatangi
makam tersebut karena tertarik akan pemandangan sebuah batu yang tergantung
diatas makam itu.
Ketika sang ibu mengajaknya pulang, beliau mengatakan : ” Biarkan
aku disini dengan Umm Hiram, beliau adalah leluhur kita.” Biasanya terlihat
syaikh Nazim sedang berbicara, mendengarkan dan menjawab seperti berdialog
dengannya. Bila ada yang mengusiknya, beliau katakan : “ Biarkan aku berdialog
dengan nenekku yang ada di makam ini.”
Ayahnya mengirim beliau ke sekolah umum pada siang hari dan
sorenya belajar ilmu-ilmu agama. Beliau seorang yang jenius diantara
teman-temannya. Setelah tamat sekolah ( setara SMU ) syaikh Nazim menghabiskan
malam harinya untuk mempelajari thariqat Mawlawiyyah dan Qadiriah. Beliau
mempelajari ilmu Shariah, Fiqih, ilmu tradisi, ilmu logika dan Tafsir Qur’an.
Beliau mampu memberikan penjelasan
hukum tentang masalah-masalah Islam secara luas.
Beliau juga mampu berbicara bagi orang-orang dari segala tingkatan
spiritual. Beliau
di beri kemampuan untuk menjelaskan masalah-masalah yang sulit
dalam bahasa yang jelas dan mudah. Setelah tamat SMA di Siprus, syeikh Nazim
pindah ke Istambul pada tahun 1359 H / 1940, dimana kedua saudara laki-laki dan
seorang
saudara perempuannya tinggal. Beliau belajar tehnik kimia di
Universitas Istambul, di daerah Bayazid. Pada saat yang sama beliau memperdalam hukum Islam dan bahasa Arab pada
guru beliau, syaikh Jamaluddin al-Lasuni, yang meninggal pada th 1375 H / 1955
M.
Syeikh Nazim meraih gelar sarjana pada tehnik kimia dengan hasil
memuaskan
dibanding teman-temannya. Ketika Professor di universitasnya
memberi saran agar melakukan penelitian, beliau katakan,” Saya tidak tertarik
dengan ilmu modern. Hati saya selalu tertarik pada ilmu-ilmu spiritual.”
Selama tahun pertama di Istambul, beliau bertemu dengan guru spiritual
pertamanya, Syeikh Sulayman Arzurumi, seorang syeikh dari thariqat Naqsybandi yang meninggal pada th.
1368 H / 1948 M. Sambil kuliah syeikh
Nazim belajar pada beliau sebagai tambahan dari ilmu thariqat yang telah
dimilikinya yaitu Mawlawiyyah dan Qadiriah.
Biasanya
beliau akan terlihat di masjid sultan Ahmad, bertafakur sepanjang malam. Syaikh
Nazim menuturkan : “Disana aku menerima barakah dan kedamaian hati yang luar
biasa. Aku shalat subuh bersama kedua
guruku, Shaykh Sulayman Arzurumi dan Syeikh
Jamaluddin al-Lasuni.
Suatu hari ketika hasrat
hati ini semakin kuat, aku diberi “penglihatan” itu. Guruku , Syeikh Sulayman
Arzurumi datang dan menepuk pundakku sambil mengatakan, Sekarang sudah turun
izin. Rahasia-rahasia, amanat, dan ajaran spiritualmu bukan ada padaku. Aku
menahanmu karena amanat sampai engkau siap bertemu dengan guru sejatimu yang
juga guruku sendiri yaitu Syeikh Abdullah ad-Daghestani. Beliau pemegang
kunci-kuncimu. Temui beliau di Damaskus. Izin ini datang dariku dan berasal
dari Nabi.’ ( Syeikh Sulayman Arzurumi adalah salah satu dari 313 awliya
thariqat Naqsybandi yang mewakili 313
utusan. ). HUSNU MUFID
Bayangan itupun berakhir. Aku mencari guruku untuk menceritakan
pengalaman itu. Dua jam kemudian aku melihat syeikh menuju masjid, aku berlari
menghampirinya. Beliau membuka kedua tangannya dan berkata,” Anakku, bahagiakah engkau dengan
penglihatan itu ?” Aku sadar bahwa
beliau juga telah mengetahui segalanya. “Jangan tunggu lagi, segera berangkat ke Damaskus.” Beliau
bahkan tidak memberiku alamat atau informasi
lain, kecuali sebuah nama : Syeikh Abdullah ad-Daghestani di Damaskus.
Mereka mengajariku dan meletakkan ilmu spiritual dalam hatiku. Aku
mendapat banyak penglihatan spiritual agar pergi menuju Damaskus, tapi hal itu
belum diizinkan. Sering aku melihat Nabi Muhammad memanggilku menuju ke
hadapannya. Ada hasrat yang mendalam agar aku meninggalkan segalanya dan untuk
pindah menuju kota suci Nabi.
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat