Hakikat Musibah
Menimpa Manusia
Indonesia bukan
hanya mengalami musibah kebanjiran dan tanah longsor pada musim hujan sekarang.
Namun kebakaran juga melanda di berbagai pasar. Baru-baru ini Pasar Senin
Jakarta kembali terbakar dan para pedagang mengalami kerugian cukup besar.
Oleh karena itu,
mari kita merenung sejenak seraya berdoa semoga saudara-saudara kita yang saat
ini mendapat musibah kebakaran pasarnya sebagai ladang rezekinya diberikan
kekuatan dan kesabaran oleh Allah, dan yang meninggal dunia, semoga Allah
ampuni dosa-dosa mereka. Amiin.
Musibah dapat
diartikan "sesuatu yang menimpa" yang waktu datangnya di luar
perhitungan dan kehendak kita. Ada banyak sekali bentuk musibah. Ada yang
bersifat individu dan ada pula yang bersifat kolektif (kelompok). Musibah bisa
menimpa diri kita pribadi, bisa juga menimpa masyarakat secara umum. Bentuknya
pun bermacam-macam, seperti wabah penyakit, kemarau panjang, banjir, tanah
longsor, gempa bumi, kebakaran, tsunami, banjir bandang, angin topan/badai,
bahkan konflik atau peperangan juga termasuk musibah.
Adapula musibah
dalam bentuk tertentu yang secara langsung tidak begitu terkesan bahkan sekilas
membahagiakan, seperti Allah uji kita dengan kekayaan, pangkat, atau jabatan
tinggi yang dengan itu semua kita menjadi lupa diri dan lupa bersyukur kepada
Allah Swt.
Kedatangan
musibah biasanya selalu terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga, ini merupakan
bentuk cobaan dari Allah kepada kita untuk menguji seberapa kuat iman kita.
Namun ada juga musibah yang terjadi akibat kelalaian manusia ataupun karena
manusia merusak ekosistem alam, seperti terjadinya banjir akibat manusia
membuang sampah sembarangan, terjadinya kebakaran akibat arus pendek listrik,
mungkin pengaturan instalasinya yang salah, terjadinya kabut asap yang sangat
merugikan kesehatan akibat manusia membakar hutan. Semua ini merupakan musibah,
tetapi lebih berupa teguran dari Allah kepada kita.
Sebagai orang
yang beriman, dalam menyikapi musibah yang terjadi, kita harus lebih banyak
melakukan koreksi diri dan semakin berusaha mendekatkan diri kepada Allah Swt. Dari sini akan nampak sikap orang
yang beriman dengan yang tidak beriman dalam menghadapi setiap musibah. Bagi
orang yang lemah imannya, setiap kesusahan yang menimpa mungkin akan membuat
mereka menjadi stres, menyalahkan takdir, menyangka Allah tidak adil, bahkan
bisa berujung pada bunuh diri.
Itulah sebabnya
Islam mengajarkan, jika kita tertimpa suatu kesusahan, maka jangan lupa untuk
mengucapkan "innalillahi wainna ilaihi roji'un" segalanya
berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah.
Musibah selalu
memiliki dua sisi yang hanya bisa ditangkap dengan nilai-nilai iman. Di satu
sisi, musibah menampakkan wajah sedih dan kesusahan, tetapi boleh jadi di sisi
lain, musibah itu mengandung hikmah yang besar dan kebaikan bagi kita.
Begitu juga
kesenangan. Di satu sisi ia menampakkan wajah ceria, kita menjadi senang karena
memiliki apa yang kita inginkan. Namun di sisi lain ia merupakan bencana
tersembunyi yang akan sulit diterima oleh logika, seperti harta yang banyak, tetapi
justru membuat pemiliknya menjadi gundah gulana. Anak yang cantik dan tampan, tetapi
justru merisaukan hati orang tuanya dan lain sebagainya.
Idealnya
bagaimana? Yang ideal adalah, harta benda yang kita miliki dan anak-anak yang
cantik dan tampan seharusnya semakin melengkapi kebahagiaan hidup kita. Dengan
harta yang banyak kita dapat bersedekah dan membantu orang lain. Terkait dengan
musibah, Alquran menjelaskan dalam surah Al-baqarah ayat 155-156 : "dan
sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah,
mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".
Kita sebagai
umat Islam hendaknya menjaga lingkungan sekitar dan melakukan disiplin serta
mematuhi peraturan yang berlaku. Sehingga terhindar dari musibah yang
diakibatkan oleh manusia itu sendiri.
Demikianlah
dalam kehidupan ini, segala sesuatu bisa terjadi tidak seperti apa yang kita
harapkan. Hanya nilai-nilai imanlah yang bisa membuka tabir hikmah yang terkandung
dalam setiap musibah. Dengan iman, manusia tidak akan mudah putus asa. Dengan
iman manusia akan dapat menerima kenyataan hidup dan bersabar. Jangan pernah
takut gagal dalam berusaha memenuhi nafkah hidup dan jangan pernah takut salah
kalau kita yakin bahwa kita sedang melakukan kebajikan.
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat