Jumat, 07 September 2012
Salat Taubat Kartosoewirjo Sebelum Hadapi Regu Tembak di Pulau Ubi
Makan bersama keluarga dan pesan terakhir diberikan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo. Pria kelahiran Cepu, Jawa Tengah, yang dikenal sebagai pemimpin DI/TII ini bersiap menghadapi regu tembak dari TNI. Sebelum diangkut kapal menuju Pulau Ubi di gugusan Kepulauan Seribu, dia melakukan salat taubat.
"Setelah bertemu keluarga, dalam foto tersebut Kartosoewirjo kemudian melakukan salat taubat, mengenakan pakaian putih hitam," tulis Fadli Zon dalam bukunya 'Hari Terakhir Kartosoewirjo' yang dikutip detikcom, Rabu (5/9/2012).
Kartosoewirjo ditangkap pada 4 Juni 1962 di Garut, setelah berbulan-bulan dikepung lewat operasi pagar betis yang dilakukan Divisi Siliwangi. Eksekusi dilakukan pada 12 September 1962, setelah oditur militer mengetuk palu hukuman mati bagi Kartosoewirjo yang dituding makar.
Fadli menuliskan, saat ditangkap, kondisi kesehatan Kartosoewirjo sangat buruk sekali. Tubuh Kartosoewirjo diserang berbagai penyakit, seperti kurang darah, kurang makan, dan bengkak di lambung.
"Setelah salat taubat, kemudian tangan Kartosoewirjo diborgol petugas dan dimasukkan ke dalam sela, tempat di mana ia menunggu untuk dibawa dengan kapal ke Pulau Ubi," tulis Fadli yang juga pengajar Sejarah di UI ini.
Fadli Zon melalui 81 foto proses eksekusi Kartosoewirjo, juga bertutur soal sikap pria yang memproklamirkan Negara Islam Indonesia (NII) itu. Sesaat menjelang eksekusi, Kartosoewirjo yang dianggap anak buahnya sebagai satria piningit ini tampak tenang dan ikhlas.
"Kelihatan ia sudah pasrah dengan takdirnya," tulis Fadli. Saat dieksekusi Kartosoewirjo beru
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat