Menyingkap Situs Bersejarah Pesanggrahan
Rejowinangun Yogyakarta
“Ruang
Bawah Tanah, Tempat Semedi”
Situs
Sejarah Pesanggrahan Warungboto Kampung Rejowinangun, Umbulharjo, Yogyakarta,
resmi dibuka pekan ini sebagai objek
wisata, pasca proses pemugaran selesai dilakukan. Petilasan Raja Keraton
Ngayogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono II itu dibangun di era tahun 1800-an.
Diyakini, pesanggrahan yang merupakan taman air mirip dengan Tamansari itu
memiliki ruang bawah yang digunakan untuk bersemedi.
SELAMA
bertahun-tahun, Pesanggrahan Warungboto yang dalam riwayat kuno disebut
Pesanggrahan Rejowinangun dibiarkan terlantar. Namun, sejak dua tahun ini,
keberadaan situs yang oleh sebagian warga setempat masih diyakini keramat itu
mulai dipugar. Tahun 2016 ini, proses pemugaran tahap kedua selesai dilakukan.
Dan, keindahan masa-masa keemasan Raja Sultan HB begitu tampak sedemikian
mempesona.
Dalam peresmian
pembukaannya, Kepala Seksi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan Balai
Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DI Yogyakarta, Wahyu Astuti, mengatakan, proses
pemugaran Situs Warungboto telah dimulai sejak tahun 2009, lalu. Pada tahap
pertama pemugaran itu, renovasi dilakukan pada bangunan pendopo. Sementara pada
pemugaran tahap II di tahun 2016 ini, renovasi meliputi kolam, serta bangunan
sisi selatan dengan areal seluas 625 meter persegi.
"Pemugaran
ini dilakukan dengan melibatkan 46 tenaga profesional, terdiri dari arkeolog
pengawas, teknisi, juru gambar, juru ukur, juru foto hingga tenaga pekerja.
Sebenarnya, total luas Situs Warungboto ini mencapai 2.750 meter persegi, namun
bangunan yang tersisa hanya 50 persen pada bagian belakangnya saja," jelas
Tutik, sapaan akrabnya.
Sementara itu,
Kepala BPCB DI Yogyakarta, Winston Sam Douglas Mambo mengakui, minimnya
tingkat keutuhan, serta data mengenai keberadaan Situs Warungboto menjadi
kendala tersendiri dalam melakukan proses pemugaran. Namun, pihaknya berupaya
terus melakukan penelitian dan pengkajian lebih lanjut, sehingga dapat menjadi
bahan pemugaran selanjutnya dari situs berusia 200 tahun tersebut.
Mewakili pihak
Keraton Yogyakarta, Gusti Pangeran Haryo (GPH) Hadiwinoto, yang merupakan adik
Sri Sultan HB X, mengatakan, Situs Warungboto merupakan 1 dari 13 situs
bersejarah petilasan peninggalan Sri Sultan HB II yang tersebar di Yogyakarta
dan sekitarnya. Ia berharap dipugarnya sejumlah situs tersebut dapat menjadi
tambahan ikon wisata sekaligus mendorong adanya peningkatan kegiatan wisata di
Yogyakarta.
Gusti Hadi juga
mengharap kerjasama antara semua pihak baik antara keraton, pemerintah daerah,
serta masyarakat setempat dalam mengelola Situs Warungboto ke depan. Ia menilai
pelibatan warga sekitar dinilai sangat penting, agar masyarakat di sekitar
dapat ikut menjaga sekaligus mendapatkan manfaat dari potensi yang ada di
wilayahnya.
"Saya kira
perlu ada pelatihan guide dari dinas pariwisata bagi pemuda-pemudi warga
sekitar. Ini diperlukan untuk memberikan informasi yang jelas dan benar terkait
sejarah situs bagi para wisatawan. Warga sekitar juga dapat menggali potensi
ekonomi lain, misalnya menjual cinderamata. Dengan begitu, mereka akan merasa
memiliki dan ikut menjaga keberadaan situs," katanya.
Riwayat
Situs
Situs
Pesanggrahan Warungboto, pada naskah kuno disebut Pesanggrahan Rejowinangun.
Menurut Tutik, Pesanggrahan Warungboto tersebut seperti versi mungil Tamansari.
Di tempat itu terdapat kompleks bangunan yang dulu menjadi lokasi
peristirahatan keluarga raja. Dinding bangunan di kompleks peristirahatan ini
dibangun dengan ketebalan sekitar 40 centi meter, sama seperti bentuk bangunan
peninggalan Keraton Yogyakarta pada umumnya.
Salah-satu
pesona Situs Warungboto adalah taman yang ada di tengah komplek. Posisinya
lebih rendah dari permukaan jalan raya di depannya. Di taman ini terdapat dua
kolam. Pertama, berbentuk lingkaran dengan diameter sekitar 4 meter. Di
tengahnya terdapat sumber pancuran air. Diduga di bawah kolam ini terdapat
sumber mata air yang dipancarkan lewat pancuran di tengahnya. Kolam itu terhubung
dengan saluran ke kolam kedua yang berukuran lebih besar berbentuk bujur
sangkar.
Situs
Warungboto, merupakan banguan dua lantai. Hal demikian umum terdapat pada
bangunan-bangunan lama peninggalan Raja-raja. Di Situs Warungboto, ruang bawah
bisa dilalui dengan menuruni anak tangga yang cukup sempit untuk orang dewasa.
Sama halnya dengan bangunan-bangunan lama, Situ Warungboto memiliki sejumlah
ornamen dan arca beragam bentuk. Di antaranya, patung burung garuda di sisi
selatan, patung naga ada di sisi timur dan pot bunga yang merupakan salah satu
komponen dari kolam. Namun, semua ornamen dan patung-patung tersebut sudah lama
hilang.
Situs Warungboto
yang dibangun dua lantai dengan taman pribadi di bawah tanah, dalam
perkembangannya menjadi salah-satu ruang yang dipercaya keramat. Menurut warga
sekitar, di tempat itu dulu sering ada orang bertapa atau bersemedi. Meski tak
sampai berhari-hari, namun diyakini bersemedi memusatkan pikiran di ruang bawah
Situs Warungboto mampu melancarkan energi positif. KOKO T.
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat