Kisah Wali Lanang dari Gunung Gresik
Menuju Kerajaan Blambangan
Hentikan
Wabah Pageblug Dapat Putri Raja
Wali Lanang atau lebih dikenal dengan
nama Syekh Maulana Ishak merupakan seorang penyebar agama Islam pertama di
Blambangan Nanyuwangi. Kedatangannya atas ajakan dari Patih Bajul Segara atas
perintah Prabu Menak Sembuyu untuk mengusir wabah pageblug. Berikut ini
kisahnya.
Wali Lanang datang ke tanah Jawa pada
tahun 1404 Masehi. Pada awalnya datang di tanah Jawa menetap di Gresik.
Kemudian ke Blambangan. Tujuannya untuk
melakukan penyembuhan terhadap putri Menak Sembuyu yaitu Sekardadu.
Pada saat itu wabah penyakit pageblug
melanda. Banyak rakyat yang terserang
penyakit. Termasuk Putri sekardadu. Cukup banyak dukun,
yang datang untuk menyembuhkannya, namun belum sembuh juga. Hal ini
menjadikan khawatiran Prabu Menak Sembuyu. Karena melihat putrinya belum
sembuh-sembuh.
Kesedihan Prabu Menak Sembuyu itu
terdengar oleh seorang Resi Kandabaya. Lalu ia datang ke kerajaan Blambangan
dan menyampaikan bahwa yang dapat menyembuhkan adalah seorang ulama yang datang
dari kerajaan Pasai dan kini tinggal di Gunung Gresik. Namanya Wali Lanang.
Nasehat Resi Kandabaya diterima dengan
senang hati oleh Prabu Menak Sembuyu. Kemudian
mengutus Patih Bajul Sengara untuk menemui Wali Lanang. Guna meminta
pertolongan untuk menyembuhkan sang Putri dan rakyat Blambangan.
Patih Bajul Sengara yang diikuti oleh
beberapa prajurit. Mereka melakukan perjalanan dengan berkuda untuk menuju
Gunung Gresik.
Setelah melakukan perjalanan berkuda
selama enam hari, sampailah kesepuluh prajurit berkuda di Gunung Gresik, dan
menemui Syeikh Maulana Ishaq atau Wali Lanang.
Wali Lanang
menanyakan maksud kedatangan Patih Bajul Segaran. Apa maksud kalian
dating bersama prajurit Blambangan ke
Gunung Gresik. “Saya diperintah Prabu Menak Sembuyu raja Blambangan untuk
menemui Wali Lanang agar datang ke Blambangan untuk menghilangkan wabah
pageblug dan sekaligus menyembuhkan penyakit putrid Sekardadu,“, jawab patih
Bajul Sengara.
“Jika berhasil menyembuhkan dan
mengusir wabah pageblug yang sudah
memakan korbannyawa cukup banyak, maka akan
dijodohkan dengan Dewi Sekardadu oleh Prabu Menak Sembuyu, “lanjut Bajul
Sengara meyakinkan.
Tawaan yang cukup mengiurkan itu
menjadikan Wali Lanang berfikr ulang. Karena selama ini apa yang dilakukan
dalam hal mengobati masyarakat tidak disertai pamrih balas budi. Tapi
berdasarkan keikhlasan semata. Karena Allah SWT.
Namun dibalik itu, Wali Lanang ingin
menyebarkan agama Islam di wilayah Blambangan. Latar belakang inilah yang
menjadikan ia bersedia memenuhi
permintaan Patih Bajul Segara. “Baiklah aku akan memenuhi permintaan Raja kamu
sekalian, karena aku tidak sampai hati untuk mengecewakannya, tapi hal ini
kulakukan bukan karena iming-iming yang akan dijodohkan dengan Dewi Sekardadu.
Yang kulakukan adalah ikhlas semata tanpa mengharap imbalan jasa apapun,”ujar
Wali Lanang..
Betapa gembiranya Patih Bajul Sengara mendengar
Wali Lanang bersedia mengusir wabah pageblug
di kerajaan Blambangan. Saat itu pula ia mengajak prajuritnya untuk bergegas kembali ke
Blambangan.
Patih
Bajul Segara
Wali Lanang juga berangkat menuju
kerajaan Blambangan sendirian dengan menunggang kuda. Dalam waktu yang singkat
sampai di istana kerajaan Blambangan. Prabu Menak Sembuyu menyambut dengan suka
cita dengan harapan akan hilangnya wabah
penyakit pageblug.
Kedatangan Wali Lanang rupanya tidak
sia-sia bagi rakyat dan keluarga kerajaan. Karena dalam kurun satu bulan wabah
penyakit yang selama ini menghantuai rakyat berangsur-angsur hilang dan
kehidupan menjadi damai dan sehat sejahtera. Begitupula dengan putri raja Sekardadu tersembuhkan.
“Dan sesuai janjiku, maka kujodohkan dia
dengan putriku Dewi Sekardadu, sekarang ini adalah perayaan hari ketujuh atas
pernikahan Maulana Ishaq atau Wali Lanang dengan putriku” tegas Pra Menak
Sembuyu.
Patih Baju Sengara terperanjat mendengar
apa yang dikatakan oleh sang raja. Karena sewaktu di Gunung Gresik rombongannya
disuruh berangkat terlebih dahulu oleh Wali Lanang. Tetapi datang lebih dahulu dari rombongan mereka.
Dalam batin Pati Bajul Segara menyatakan
bahwa, Wali Lanang bukan orang sembarangan, orang yang sangat tinggi ilmunya. Untuk
itu, ia segera menemui karena masih belum percaya. Jangan-jangan ada orang
lain yang mengaku-ngaku sebagai Wali Lanang.
Setelah melihat sendiri bahwa pria yang
bersanding di pelaminan disamping Dewi Sekardadu adalah benar-benar Wali Lanang
atau Syeikh Maulana Ishaq, baru Patih Segara percaya akan kesaktian ulama dari
Gunung Gresik itu.
Seperti kita ketahui bahwa tujuan dakwah
agama Islam adalah menyadarkan orang yang berbuat kesalahan dengan sikap dan
budi pekerti yang halus yang diwujudkan dalam tindakan sehari-hari, bukan
membasmi mereka yang salah. Sikap yang demikian inilah akhirnya Blambangan
menjadi wailayah berpenduduk Islam mayoritas
hingga sekarang. HUSNU MUFID
Seiring berjalannya waktu, semakin hari
semakin banyak pengikut Syeikh Maulana Ishaq, mereka dengan sukarela menjadi
pengikut Syeikh Maulana Ishaq dan masuk agama Islam. Melihat kenyataan ini
Prabu Menak Sembuyu menjadi kawatir, apalagi Syeikh Maulana Ishaq melarang
memakan binatang yang tidak disembelih atas nama Allah, melarang makan binatang
buas, babi dan beliau melarang menyembah berhala. Padahal hal tersebut adalah
kesenangan dan sudah menjadi kebiasaan di Blambangan pada waktu itu.
Keberadaan Wali Lanang di istana
Blambangan menjadikan banyak penduduk sekitar istana berdatangan untuk meminta
pengobatan kepada Wali Lanang. Rakyat ditolong dengan sabar dan telaten, banyak
dari mereka yang sakit telah disembuhkan. Lama-lama penduduk simpati pada
ajaran yang telah dibawah oleh Syeikh.
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat