Hasan al-Basri
Tokoh Sufi Yang Tundukkan Penyembah Api
Hasan Basri merupakan seorang
tokoh sufi yang memiliki kelebihan yang cukup besar dalam mengajak umat
penyembah api. Hingga
penyembah api itu masuk Islam dengan kesadaran sendiri. Berikut ini
kisahnya.
Hasan al-Basri yang mempunyai
nama lengkap Abu Said al-Hasan Ibnu Abi
al-Hasan Yassar a-Basri adalah salah seorang tokoh sufi dari kalangan tabiin terkemuka dan seorang zahid yang sangat berpengaruh.
Ia lahir di Madinah tahun 21 H/642 M dan meninggal dunia di Bashra pada tahun 110H/729M. Beliau
mempunyai seorang sahabat penyembah api (agama Majusi) dan berhasil
mengislamkannya saat mendekati kematian.
Dikisahkan, Hasan mempunyai
tetangga yang bernama Simon,
seorang penyembah api. Suatu hari jatuh sakit dan ajalnya hampir tiba. Sahabat-sahabatnya meminta agar Hasan sudi mengunjunginya. Akhirnya
Hasan pun pergi mendapatkan Simon yang
terbaring di atas tempat tidur dan
badannya telah lemah karena api dan asap.
“Takutlah kepada Allah”, ujar
Hasan menasehati Simon. Katanya lagi:”
Engkau telah menyia-nyiakan seluruh usiamu di tengah-tengah api dan asap, tanpa memberi manfaat sedikitpun kepada dirimu”.
Simon menjawab : “Ada tiga
hal yang telah mencegahku untuk menjadi seorang Muslim”,
Diam sebentar untuk mengumpulkan tenaga, lalu Simon berkata :”Yang pertama adalah kenyataan bahwa walaupun
kalian membenci keduniawian, tetapi
siang dan malam kalian masih tetap
mengejar harta kekayaan”. Simon diam lagi, sambil menarik
nafas dalam –dalam, dia lanjutkan : “Yang kedua, kalian mengatakan bahwa mati adalah suatu
kenyataan yang harus dihadapi,
namun kalian tidak bersiap-siap untuk menghadapinya”. Kata Simon
lagi : “Yang ketiga, kalian mengatakan
bahwa wajah Allah akan terlihat,
namun hingga saat ini kalian melakukan
segala sesuatu yang tidak
diridhai-Nya”.
“Benar apa yang kamu
katakana”, kata Hasan Basri, sambil melihat kepada orang-orang
yang menyaksikan peristiwa langka tersebut, lalu dia berkata: “Inilah
ucapan dari manusia yang
benar-benar mengetahui, jika
orang-orang Muslim berbuat seperti yang engkau katakan, apa yang hedak
sengkau katakana?. Mereka mengakui
ke-Esaan Allah. Sedangkan engkau menyembah
api selama tujuh puluh tahun dan aku tidak pernah berbuat seperti
itu. Jika kita sama-sama terseret
ke dalam neraka, api neraka akan
membakar dirimu dan diriku, tetapi jika diizinkan Allah, api itu tidak akan
berani menghanguskan sehelai rambut pun pada
tubuhku. Karena api diciptakan Allah
dan segala ciptaan-Nya tunduk kepada perintah-Nya. Walaupun engkau menyembah api
selama tujuh puluh tahun,
marilah kita sama-sama menaruh tangan kita kedalam api agar engkau
dapat menyaksikan sendiri betapa api itu sesungguhnya tak berdaya dan betapa
Allah itu Maha Kuasa.
Setelah berkata demikian,
Hasan memasukkan tangannya ke dalam api. Namun sedikit-pun ia tidak cidera atau
terbakar. Menyaksikan hal tersebut,
Simon terheran-heran dan berkata : “Selama
tujuh puluh tahun aku telah
menyembah api dan kini hanya tinggal satu atau
dua helaan nafas saja. Apakah
yang harus aku lakukan?”. Hasan menjawab : “Jadilah seorang muslim,
dengan membaca dua kalimat syahadat”.
Setelah berwasiat demikian,
Simon mengucapkan dua kalimat syahadat
dan menghembuskan nafasnya yang terakhir. Hasan dan kaum muslimin
memandikan mayat Simon, mensalatkannya
dan menguburkannya dengan mengikut sertakan surat jaminan tersebut. HUSNU MUFID
Hasan segara membuat sebuah surat jaminan, setelah selesai membuat surat, ia berkata : “Kini
kumpulkan orang-orang yang jujur di kota
Basrah untuk memberikan kesaksian mereka di atas surat jaminan ini “. Simon
mengucurkan air mata dan menyatakan diri sebagai seorang Muslim dengan
mengucapkan dua kalimat syahadat. Kepada Hasan ia sampaikan wasiatnya yang terakhir, katanya : “Setelah
aku mati, mandikanlah aku dengan
tanganmu sendiri. Kuburkanlah aku dan selipkan surat jaminan ini di
tanganku. Surat ini akan menjadi bukti bahwa aku adalah seorang Muslim”.
Setelah termenung sesaat,
Simon berkata : “Jika engkau memberikan sebuah jaminan tertulis bahwa
dengan mengucapkan dua kalimat
syahadat Allah tidak akan menghukum
diriku, tidak akan menyiksaku kelak, barulah aku menjadi Muslim. Tanpa jaminan
itu aku tidak sudi memeluk agama Islam”.
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat