Senin, 03 September 2012
Kang Jalal Soal Syiah Indonesia (Bagian 2)
Perseteruan antara penganut Sunni dan Syiah bukanlah hal baru. Konflik ini telah berjalan ribuan tahun. Lokasi bentrokan tak cuma di Indonesia saja, melainkan pada banyak negara. Karenanya, cendikiawan Jalaluddin Rakhmat menyatakan konflik Sunni-Syiah bukan problem lokal atau nasional. Melainkan permasalahan internasional.
Ketika Tempo berkunjung ke kediamannya, Kamis, 29 Agustus 2012, lelaki yang biasa disapa Kang Jalal ini bercerita soal Syiah di Indonesia. Mulai dari proses penyebaran, konflik, cara beribadah, hingga ancaman yang kerap diterima pengikut Syiah. Dan ini perbincangan bagian kedua antara wartawan Tempo: Choirul Aminuddin, Erwin Zachri, Cornila Desyana, dan Praga Utama dengan Ketua Dewan Syuro ikatan Jemaah Ahlul Bait Indonesia itu.
Berapa populasi umat Syiah di Indonesia?
Berdasarkan penelitian pemerintah, paling sedikit ada 500 ribu orang. Ada juga yang memberikan perkiraan tertinggi, sekitar lima juta umat. Tapi menurut saya sekitar 2,5 juta jiwa yang tersebar di banyak daerah. (Baca: Berapa Populasi Syiah di Indonesia)
Di daerah mana saja?
Kalau berdasarkan ranking jumlah pengikut, ada tiga lokasi terbesar. Pertama Bandung, lalu Makassar, dan Jakarta. (Baca: Bandung, Kantong Syiah Terbesar di Indonesia)
Kalau di Sampang, berapa orang?
Sedikit. Sekitar 700 orang. Karena kecil itu, Syiah di Sampang sering diserang. Coba mereka serang Bandung…. (Baca: Bagaimana Kronologi Syiah Masuk Sampang?)
Apa perbedaan Syiah di Indonesia dengan Iran?
Tidak ada. Syiah di Iran menganut Syiah Itsna Asyariyah atau Imamah. Yakni ajaran yang mengutamakan masalah kepemimpinan. Ajaran itu tercantum dalam undang-undang Iran. Dan kami juga Syiah Itsna Asyariyah.
Lalu bagaimana hubungan Syiah di Indonesia dengan Iran?
Kami hanya punya hubungan ideologi saja. Iran Negara Syiah. Tapi selain itu, mereka hampir tak pernah memberikan bantuan apapun. Saya mendirikan sekolah di berbagai tempat, tapi orang-orang memuji Kedutaan Iran. Mereka dianggap berhasil memajukan Syiah di Indonesia. (Baca: Iran Tak Pernah Bantu Syiah Indonesia)
Apa mereka tahu keberadaan IJABI?
Ya. Bahkan pernah ada ulama Indonesia yang mengadu ke pemerintah Iran. Mereka meminta Iran membubarkan IJABI. Alasannya, IJABI menentang ideologi Iran. Memang kami menentangnya, karena ideologi kami Pancasila, yang dipakai Indonesia. Lalu kata utusan Iran, hal itu bukan urusannya. Sebab Iran tak bisa membubarkan organisasi di negara lain.
Kalau hubungan dengan pemerintah, bagaimana?
Baik. Beberapa kali Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta saya menjadi perwakilan Syiah di Indonesia yang pergi ke luar negeri. Permintaan itu datang ketika ada pertemuan menyangkut Syiah di dunia internasional dan Kementerian Agama yang mengutus saya.
IJABI pun diakui secara resmi oleh Kementerian Dalam Negeri. Jadi dalam politik, kedudukan kami sama dengan yang lain. Memiliki hak berserikat dan berkumpul. (Baca: Hubungan Pemerintah-Penganut Syiah Indonesia Baik )
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat