Senin, 10 September 2012
Terowongan di Banyuwangi Sisa Perang Gerilya
Banyuwangi - Terowongan misterius yang ditemukan di Dusun Pasinan, Desa/Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, diteliti Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan, Mojokerto. Alhasil, terowongan tersebut diduga sisa masa perang gerilya pra kemerdekaan atau zaman Jepang.
"Kemungkinan dipakai gerilya bawah tanah," kata Arkeolog BP3 Trowulan, Wicaksono, pada wartawan, Rabu (20/6/2012).
Dia menjelaskan, terowongan Pasinan memiliki kesamaan ciri-ciri dengan saluran-saluran bawah tanah yang ditemukan di Yogyakarta. Yakni, saluran berada di antara dua sungai dan dindingnya terbuat dari tanah. Di dalam terowongan yang menyerupai goa tersebut, juga tidak ditemukan petunjuk arkeologis. Yang berguna untuk menentukan periode terowongan.
Sebab itu, BP3 memastikan terowongan tidak berusia ratusan tahun. Terlebih terowongan hanya dikedalaman 1,8 meter di bawah tanah.
"Kalau dangkal kecil kemungkinan berusia ratusan tahun," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, temuan terowongan misterius di Dusun Pasinan Desa/Kecamatan Singojuruh membuat heboh warga. Terowongan ditemukan terpendam di dalam tanah di sawah milik Suparman. Suparman menemukannya saat membuat sumur.
Temuan itu sempat diteliti oleh sejarahwan Banyuwangi dari Yayasan Sejarah Blambangan. Pintu masuk terowongan diketahui berdiameter 90 centimeter dan memanjang mencapai 16 meter di dalam tanah. Semakin ke dalam, ruang terowongan semakin melebar dengan tinggi hampir satu meter.
Dinding terowongan adalah tanah cadas berwarna kemerahan. Di langit-langit goa banyak stalagtit yang panjangnya bervariasi. Antara 10 hingga 30 centimeter.
"Di ujung goa saya bisa duduk, tapi masuknya kita harus merangkak," ungkap Agus Mursyidi, sejarahwan Banyuwangi, pada wartawan, Selasa (19/6/2012) kemarin. husnu mufid
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat