Senin, 27 Agustus 2012
Syiah Surabaya
Pengikut Syiah di Surabaya Tidak Resah
Surabaya - Meski isu syiah tengah membara di Sampang, namun pengikut syiah di Surabaya sama sekali tidak khawatir. Mereka yakin kerusuhan yang dipicu perbedaan faham agama itu tidak akan merambat ke Surabaya.
"Masalah itu tak perlu dicemaskan," kata salah seorang pengikut syiah, Ahmad Rusdi, di Polsek Semampir, Jalan Iskandar Muda, Senin (27/8/2012).
Rusdi mengatakan bahwa kita semua adalah saudara dan satu agama. Dibanding perbedaan, kita justru memiliki banyak kesamaan. Selama ini pengikut syiah di Semampir juga tak pernah ada masalah dengan warga sekitar.
Ketua Yayasan At Tathir itu menerangkan bahwa penganut syiah di Surabaya ada sekitar 40 - 50 orang. Basis kegiatan ada di Jalan Mrutu Kalianyar, Wonokusumo.
"Setiap malam Jumat kami berkumpul untuk kegiatan membaca doa bersama," tambah Rusdi.
Tidak cemasnya Rusdi dibenarkan oleh Wakapolres Pelabuhan Tanjung Perak, Kompol Kholilur Rahman. Dia mengatakan bahwa polisi akan terus menjaga dan menciptakan suasana kondusif yang sudah ada selama ini.
Karena itu, kegiatan silaturahmi di Polsek Semampir yang mempertemukan beberapa pejabat, tokoh agama dan tokoh masyarakat dijadikan forum diskusi membahas konflik di Sampang agar tidak terjadi di Surabaya.
"Sebenarnya kegiatan ini adalah silaturahmi yang masih dalam rangka lebaran. Karena ada konflik di Sampang, kegiatan ini sekalgus kami rangkai untuk membicarakan masalah tersebut," ujar Kholilur.
Kegiatan itu selain dihadiri polisi, juga dihadiri oleh Ketua MUI Semampir KH. Misbah Baidowi, Camat Semampir Daya Prasetyono, Danramil Kapten Prasetyo, Kepala KUA Semampir Suratman,Kasatpol PP Semampir Ilyas dan tentu saja Rusdi sebagai perwakilan dari Syiah.
Dalam diskusi tersebut disepakati bahwa suasana kondusif yang sudah ada akan terus dijaga dan diciptakan. Salah satu caranya adalah tidak menyiarkan hal-hal yang berbau SARA dalam pidato atau ceramah kepada masyarakat. Selain itu hendaklah selalu melapor ke polisi atau pejabat berwenang bila menemukan hal-hal yang ganjil.
"Suasana keamanan yang kondusif bukan datang secara tiba-tiba, tetapi diciptakan," tambah Kholilur.
Kholilur mengatakan tetap akan memantau tempat basis pengikut syiah melakukan kegiatan. Tempat tersebut tidak akan dijaga oleh personel, tetapi cukup dipantau saja. "Saya pikir kejadian di Sampang tidak akan terjadi di sini karena tidak ada keekslusifan dari pengikut syiah di sini. Mereka menyebar dan berbaur dengan masyarakat lain," tandas Kholilur.
Ketua MUI Semampir Misbah Baidowi, mengatakan pihaknya tentu saja tidak menginginkan kejadian Sampang terjadi di Surabaya. Jika itu sampai terjadi, hanya kerugian yang akan diperoleh. Misbah berpesan agar umat tidak sampai terpecah belah.
"Saya menjamin tidak akan ada kerusuhan di Surabaya. Sudah 19 tahun saya di sini dan tidak pernah ada kejadian tersebut," tandas Misbah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat