Carito Kanowo, Keris Untuk Kepangkatan
PUSAKA memiliki karakter fisik dan non-fisik yang sangat
spesial. Seperti Keris Carito Kanowo yang ber-luk (berlekuk) sembilan. Memakai rangka dan
pegangan dari kayu timo. Dipercaya, kayu ini mempunyai kekuatan magis--
oleh masyarakat zaman kerajaan
dulu. Selongsongannya terbuat dari perak
berwarna kebiru-biruan.
Racikannya jangkep
(lengkap), sebagaimana keris yang dibuat
oleh Empu Gandring. Namun tidak memakai sogokan.
Sehingga, bentuk keseluruhannya terlihat
gagah memancarkan sinar kewibawaan. Oleh karena itu, banyak ahli keris
menyebutnya mempunyai pamor blarak sineret (daun kelapa diseret) dan
bersimbol ketenangan.
Tidak mengherankan kalau
keris itu selalu diburu para pejabat yang mempunyai kedudukan tinggi di
pemerintahan maupun perusahaan swasta. Bahkan, mereka rela untuk membeli dengan
uang bernilai jutaan rupiah.
Para pejabat dan bos di
perusahaan swasta itu biasanya menggunakan untuk meraih dan menjaga kepangkatan atau
kedudukannya. Apalagi pada zaman sekarang, ketakutan dan kekhawatiran cukup
besar. Takut jabatannya diturunkan dan skandal KKN (korupsi, kolusi dan
nepotisme)-nya terbongkar. Harapannya
dengan memiliki Keris Carito Kanowo itu hatinya bisa tenang.
“Mengingat keris itu simbul
dari ketenangan. Dan, bagi yang memiliki
pun merasakan ada pengaruhnya berupa rasa tenang selagi menjabat. Paling
tidak, jabatan yang cukup penting di perusahaan pemerintah maupun swasta,”ujar
R Happy Soeryowasono, keturunan ke-9
Cakraningrat, Raja Sumenep Madura.
“Kehebatan keris itu diakui
oleh banyak orang. Dari prajurit hingga punggawa. Sebab, dibuat pada Zaman Singosari oleh Empu Menak. Ketika itu, yang berkuasa
adalah Raja Kertanegara, mertua R Wijaya, pendiri Majapahit,”tambahnya.
Selalu Jadi Rebutan
Untuk pembuatannya dengan
berpuasa beberapa bulan dan melakukan semadi di hutan belantara. Usai
pembuatannya, banyak para punggawa yang
berebutan untuk memiliki Keris Carito Kanowo ini.
Darah pun banyak yang tertumpah, gara-gara memperebutkan
keris ini. Sebab, ada kepercayaan bagi yang memiliki, pangkatnya akan terus naik. Namun, jika sudah pindah tangan, lama-kelamaan
kedudukannya bisa digeser oleh orang lain. Baik itu karena dipaksa maupun
karena mengundurkan diri. Terbukti,
banyak punggawa turun jabatannya setelah tidak memiliki keris itu
lagi.
Kini, keris yang sangat
dikeramatkan itu telah dimiliki seorang kolektor R Happy Soeryowasono, keturunan Raja Sumenep.
Keadaan pusaka itu masih cukup bagus. Sebab, dirawat dengan benar. Dimandikan
tiap bulan Suro sebagaimana keris-keris lainnya.
Namun, ada perbedaan dalam
hal penyajiannya. Sesajinya harus lengkap. Bagi yang percaya, hal itu tidak
boleh terlupakan. Mulai dari kembang telon sampai kembang mawar. Ditambah
berpuasa selama beberapa hari. husnu mufid
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat