:
Keajaiban Situs Sendang Kecil di Masjid Agung Demak,
Jateng
Buatan Sunan Kalijaga Untuk Mualaf
Sendang kecil di depan Masjid Agung Demak telah berusia
ratusan tahun. Bersamaan dengan berdirinya kerajaan Demak. Dulunya dibuat oleh
Sunan Kalijaga. Diperuntukkan bagi orang-orang yang akan dan baru masuk Islam
(mualaf). Jika akan memasuki masjid, terlebih dulu harus membasuh dan berwudlu
di tempat itu. Kini, airnya dimanfaatkan untuk pengobatan oleh para peziarah.
Sebab, dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit.
AIR sendang itu masih
kelihatan jernih dan rasanya pun masih tawar. Belum tercemar oleh alam atau
dirusak manusia. Karena itu, airnya dapat digunakan untuk berwudlu dan diminum
untuk melepas dahaga. Meski tidak perlu dimasak terlebih dahulu.
Namun, dalam perkembangannya
bentuk dan fungsinya mengalami perubahan. Kalau
pada zaman para wali bentuknya seperti sendang-sendang biasa.
Masyarakat. bisa menggunakannya sebebas-bebasnya untuk membasuh kaki sebelum melakukan salat. Karena, itu sudah
menjadi perintah dari Kanjeng Sunan Kalijaga.
“Lagi pula memang difungsikan
untuk membasuh kaki dan berwudlu bagi orang yang mau salat
dan baru memeluk agama Islam
(mualaf),”ujar KH A Soehaimi Soelaiman, Ketua Ta’mir Masjid Agung Demak,
Jateng.
Sekarang sudah tidak
difungsikan lagi. Orang yang akan salat dan masuk masjid sudah tidak membasuh kaki di sendang itu.
Melainkan, di tempat
wudhu yang sudah disediakan
di samping masjid. Sebab, sendang buatan Sunan Kalijaga itu telah
dipagar besi keliling oleh dinas purbakala.
Meskipun demikian, masyarakat
masih bisa memanfaatkan dan menikmati rasa airnya melalui bak wudlu yang sudah disediakan di sebelah masjid.
Karena air sendang
disalurkan kesana melalui slang (pipa
plastik). Jumlahnya berliter-liter dan tidak pernah habis-habis. Padahal,
daerah sekitarnya seringkali mengalami kesulitan air pada musim kemarau.
Orang kebanyakan menilai
merupakan barokah dari Sunan Kalijaga diperuntukkan bagi umat Islam. Bukan
milik dinas purbakala atau pengelola masjid yang kini sudah mulai
mengkomersilkan tinggalan wali itu.
Dapat Barokah Wali
Karena adanya barokah itu, sejak
zaman dulu hingga sekarang sebagian masyarakat
mempercayai air sendang kecil itu
berkhasiat khusus. Yakni, dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Oleh karena
itu, peziarah tidak lupa mengambil air untuk dibawa pulang.
Praktik seperti ini sering
dilarang oleh pengurus masjid. Alasannya,
mendekati kesirikan (menyekutukan Allah SWT). Tapi, mereka tetap saja nekat mengambil secara
sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Tidak pernah takut mendapat teguran
dari siapa pun.
“Air ini dipercaya ada barokahnya.
Sebab, kolamnya buatan wali. Bukan syirik lho. Saya datang jauh-jauh
berziarah ke sini. Paling tidak, membawa oleh-oleh. Yaitu air sendang kecil yang mengandung
mineral cukup tinggi,”ujar Khoirul Anam, salah seorang peziarah.
Menurutnya, para peziarah
yang jumlahnya ratusan dan ribuan setiap harinya itu menilai pihak petugas
salah menafsirkan tentang makna syirik. Hanya berdasarkan pendekatan
fiqih yang sempit dan rasionalitas. Tanpa melakukan pendekatan secara irasional
dan sufistis sebagaimana yang dipercayai
orang-orang zaman dahulu.
Lepas ada yang pro maupun
kontra. Semuanya hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. Namun, yang terpenting
bagaimana melestarikan peninggalan para wali. Agar tetap dilihat oleh generasi
penerus Islam di Indonesia. husnu
mufid
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat