Rabu, 11 Juni 2014

Kesultanan Demak Beri Gelar Kekerabatan




Gelar Budaya Kesultanan Glagahwangi Dhimak di Demak

Penganugrahan Gelar Kekerabatan
Pagelaran Budaya Kesultanan Demak yang diadakan DYMM Sultan Suryo Alam Raja Demak akan digelar pada Rabu dan Kamis, 5-6 Juni 2014 di Balai Witono Karaton Glagahwangi Dhimak Jl Pangeran Demak 100 Demak, Jawa Tengah. Berikut ini laporan posmo.

Gelar Budaya tahun 2014 ini dimulai pada Rabu (4/6) dengan acara selamatan dengan tujuan agar proses Gelar Budaya Kesultanan Demak berjalan dengan lancar. Mengingat acara tersebut sangat penting. Karena rencananya akan dihadiri para raja, sultan se-Indonesia, presiden, dan capres serta cawapres.
Kehadiran tokoh-tokoh penting negara seperti Presiden Susilo Bambang Yudoyono, Calon Presiden Prabowo dan Jokowi diharapkan Indonesia nantinya menjadi tenteram dan damai dalam pagelaran demokrasi. Karena di acara gelar budaya Kesultanan Demak bersifat independen dalam Pilpres mendatang. Tujuannya menjaga netralitas.
“Ya, kita pada posisi independen tidak memihak. Kami mengundang presiden dan calon presiden dalam rangka ikut serta melestarikan budaya bangsa. Sehingga nantinya kalau kedua calon presiden yang sedang berkampanye, jika nanti jadi presiden akan memajukan budaya Indonesia,” ujar DYMM Sultan Suryoalamsyah Joyokusumo dengan tersenyum.
Kemudian Kamis malam Jumat, (5/6) diadakan Gelar Budaya 2014 Karaton Glagahwangi Dhimak mulai pukul 16.00 wib sampai selesai. Dalam acara ini digelar Pementasan Tarian Tradisional/Kabudayaan, Wedar DYMM Sri Sultan Suryoalam Joyokusumo, Penganugerahan Gelar Kerabat Keraton, Kethoprak, Barongan, Wayangan Ruwatan Bumi Nusantara.
“Kami mengadakan gelar Budaya Kesultanan Demak ini merupakan even tahunan. Kita buat lebih bersemangat guna mengembangkan seni budaya. Sehingga budaya Kesultanan Demak akan tetap terus ada di tengah-tengah masyarakat. Apalagi tahun ini Capres kita undang untuk hadir dalam rangka pengenalan budaya Kesultanan Demak,” ujar KP.H. Fadhil Mansyurrudin P, S.H. M.H. didampingi sekretaris panitia KRMAT Kusmanto Yudhonegoro.
Adapun susunan acara yang digelar pada Kamis, 6 Juni 2014 mendatang dimulai pukul 10.30-19.00 wib melantunkan gending-geding Jawa untuk menyemarakkan suasana Balai Witono Kesultanan Demak. Kemudian pukul 19.00-19.00 wib tamu undangan memasuki Balai Witono. Tamu undangan memasuki Balai Witono. Rombongan presiden, pejabat, raja/sultan, dan tamu VIP dengan diiringi cucuk lampah disambut oleh DYMM Sri Sultan Suryoalam Joyokusumo.
Sebagai acara inti, pukul 19.00-19.40 wib menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Pukul 19.40-20-00 pembacaan ayat suci Alquran. Pukul 20.00-20.30 Tari Gambyong. Pukul 20.30-20.50 Wedar DYMM Sri Sultan Suryoalam Joyokusumo. Pukul 20.50-21.30 wib diisi acara sambutan dari perwakilan raja, gubernur, Bupati Demak, Presiden Republik RI.
Pada pukul 21.30-21.45 penyerahan cinderamata. Pukul 21.45-22.05 tarian tradisional Glagahwangi Dhimak dan pertunjukan silat. Pukul 22.05-22.50 wib penganugerahan gelar kekerabatan didahului pembacaan Surat Keputusan diiringi gending-gending Jawa. Penganugerahan gelar kekerabatan ini diberikan kepada Calon Presiden yang sedang bertarung secara damai memperebutkan kursi kepresidenan setelah Presiden Susilo Bambang Yudoyono meletakkan jabatannya.
Kemudian dilanjutkan pembacaan doa. Setelah itu pada 23.00-23.05 diadakan penyerahan wayang dan lakon dilanjutkan jamuan makan malam dengan diiringi gending. Pada 23.05 diadakan pagelaran Wayang Purwo. Pada makan malam ini diikuti oleh para sultan, raja, dan capres yang datang.

Wujudkan Perdamaian
Tahun 2014 di acara Gelar Budaya Kesultanan Demak ini memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Karena tahun ini lebih meriah dan didukung para panitia yang berjumlah banyak. Di antaranya sebagai Pembina dan Penasihat adalah Sinuhun Prabu Nata XI, Laksda (Pur) KP. Budi Harjo Wira Samudra, Irjen (Pur) Drs. Chaerul Rasyid, S.H., M.H., Dr. KP. Suparjono, KRHT. Widi (Abah Sulton) LSM Tajam dan KP. Joyopuspo. Penanggung Jawabnya DYMM Sri Sultan Suryoalam Joyokusumo
“Kemudian diperkuat tokoh penting yaitu sebagai ketua KP. H. Fadhil Mansyurrudin P., S.H., M.H, wakil ketua KRHT Supriyono, S.Sos, Sekretaris KRMAT Kusmanto Yudhonegoro, wakil sekretaris KRT. Triwinarto AP SI, Bendahara I Gusti Ratu Sri Kumayati, SE, RMT Umaryono, RMT Mustain, dan masih banyak lagi seksi-seksi yang cukup penting tidak dapat kami sebutkan di sini,” ujar KP. H. Fadhil Mansyurrudin P., S.H., M.H.
Seluruh panitia memang berharap pada acara Gelar Budaya Kesultanan Demak berjalan dengan sukses. Karena acara yang digelar menjunjung tinggi kebudayaan dan perdamaian sesama anak bangsa yang sebentar lagi ada pemilihan presiden. Sehingga jalannya pilpres mendatang benar-benar aman dan damai. Siap menang dan siap kalah.
“Pagelaran Budaya Kesultanan Demak memang sangat penting. Tidak bisa dipisahkan antara agama, ulama, dan umaroh serta budaya. Contohnya Walisongo masuk ke Jawa tidak mengubah budaya. Sehingga aman dan tenteram. Begitupula cara gelar budaya saat ini mengundang Prabowo dan Jokowi tujuannya biar negara kondusif,” ungkap Abah Sulton, salah satu penasihat Gelar Budaya karaton Glagahwangi Dhimak. HUSNU MUFID



Gelar Budaya Kesultanan Demak Kamis, 5 Juni 2014


Dari Gelar Budaya Kesultanan Demak, Jawa Tengah
Raja Nusantara Siap Membayar Utang Indonesia

Acara gelar budaya Kesultanan Demak yang diadakan DYMM Sultan Suryo Alam Syah Joyokusumo di Balai Witono Jl Pangeran Demak 100 Demak pada Kamis, malam Jumat, 5 Juni 2014 tahun ini benar-benar meriah dan sangat sakral. Berikut ini laporan posmo.

Tepat pukul 19.00 wib seluruh undangan dari berbagai daerah Indonesia telah memasuki Balai Witono Kesultanan Demak. Kemudian disusul dengan para raja dan sultan serta tokoh-tokoh yang akan mendapatkan gelar kekerabatan dari DYMM Sultan Suryo Alam Syah Joyokusumo memasuki ruangan dengan disambut gending-gending Jawa yang lembut. Suasana semakin menjadi meriah dan khidmat.
Nampak hadir Sultan Banten, Adipati Cantung, para datuk dari Malaysia, raja-raja se-Nusantara dan Abah Sulton dari LSM Tajam, staf Pemrov Jateng, pecinta budayawan leluhur dan sejumlah tokoh penting lainnya. Seluruh kursi undangan yang disediakan penuh tanpa ada sisa. Hal ini benar-benar mendapat sambutan yang luar biasa.
Tidak lama kemudian acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pembacaan ayat suci Alquran oleh Ustad Ahmad Fauzi. Suasana semakin sakral. Kemudian dilanjutkan penyerahan pusaka dari Prabu Noto XI kepada DYMM Sultan Suryo Alam Syekh Joyokusumo dengan diiringi gending-gendi ilir-ilir ciptaan Sunan Kalijogo. Hal ini mengingatkan seluruh undangan yang hadir pada zaman kejayaan Kesultanan Demak yang dipimpin Raden Patah.
Setelah itu, para raja dan undangan dihibur dengan Tari Gamyong dan atraksi Pencak Silat Perisai Diri Cabang Demak pimpinan Sucipto serta panembromo yang dilantunkan oleh sejumlah wanita cantik yang berpakaian khas Kesultanan Demak masa lalu. Seluruh undangan yang hadir benar-benar merasa menikmati budaya Kesultanan Demak yang kini dimunculkan kembali.
Kemudian dilanjutkan sambutan DYMM Sultan Suryo Alam Syah Joyokusumo Raja Demak dalam sambutannya menyatakan, para raja dan sultan yang hadir malam ini dalam rangka melakukan silaturahmi dan memiliki misi untuk membantu program pemerintah dan mengangkat harkat martabat bangsa Indonesia. Sehingga dapat mengantarkan rakyat Indonesia ke gerbang Istana Kemerdekaan. Bahkan raja-raja dan sultan se-Nusantara siap untuk membayar utang negara yang cukup banyak itu di bawah pimpinan Prabu Noto XI.
Sedangkan Gubernur Jateng Haji Ganjar Pranowo melalui stafnya mengatakan, kegiatan gelar budaya yang diadakan DYMM Sultan Suryo Alam Syah Joyokusumo memang patut mendapat apresiasi yang tinggi. Karena kebudayaan Kesultanan Demak bisa dilestarikan. Sehingga nantinya acara gelar budaya ini mampu dijadikan wisata budaya dan spiritual. Sudah sepatutnya kegiatan tersebut mendapat dukungan dari berbagai pihak terkait.
Setelah membacakan sambutan, Gubernur H. Ganjar Pranoto mendapat cinderamata Batu Giok Joyokusumo sebagai simbol pemberian gelar kekerabatan kepada Gubernur Jateng. Hal ini sebagai upaya apresiasi dari Keluarga Besar kekerabatan Kesultanan Demak.
Begitu prosesi penyerahan batu giok selesai dilanjutkan pementasan Tari Tradisional Glagahwangi Dhimak yang merupakan tarian khas Kesultanan Demak. Kemudian dilanjutkan pemberian gelar kekerabatan kepada tokoh masyarakat dan sejumlah pejabat penting. Juga pemberian gelar kepada Kanjeng Kiai Dr. H.M. Al-Fatahillah Akhmadhie Afkar Noto Jiwo dari Banjarnegara, yang kedatangannya didampingi KRT. Eko Wahyudi, SPd,SPdI, MM, ahli keris dari Krian, Sidoarjo.
Usai pemberian gelar kekerabatan, dilanjutkan sambutan Prabu Noto XI yang mengulas tentang kondisi negara dan para raja di Indonesia. Ia menyatakan optimis peran raja dan sultan dapat membantu menyelesaikan utang-utang bangsa Indonesia. Karena sudah lama memiliki cita-cita membangun negara dengan kekuatan dan kekayaan yang ada di Indonesia. Bahkan siap membayar utang bangsa Indonesia saat ini.
Pidato Prabu Noto XI itu sebagai akhir dari seluruh acara Gelar Budaya Kesultanan Demak. Kemudian seluruh raja dan sultan serta undangan mengadakan jamuan makan bersama DYMM Sultan Suryo Alam Syah didampingi Ketua Panitia Pangeran Haji Fadil Mansyurudin, SH,MH. Sebagai penutup dibuka Pagelaran Wayang Kulit dengan Judul Ruwatan Nusantara dengan Dalam Soponyono.
“Ya, dengan Gelar Budaya Glagah Wangi Dhimak ini akan memberikan dampak yang cukup baik bagi wisata Demak. Mengingat banyak masyarakat luar daerah dan mancanegara yang datang. Sudah barang tentu menjadi Aset Wisata Kabupatan Demak,” ujar Kanjeng Pangeran H. Fadil Mansyurudin, SH. MH. HUSNU MUFID