Minggu, 29 September 2013

Makam Bejagung 3

Ziarah Ke Makam Sunan Bejagung Lor, Di Tuban, Jawa Timur (3)
Menyalakanlampu di Masjidil Haram

Meski bukantermasuk salah satu dari Wali Songo, namun kanjeng Sunan Bejagung juga tercatatsebagai wali yang ikut berkiprah dalam perjuangan Islam di tanah Jawa. Makamdan sejumlah peninggalanya pun hingga kini menjadi salah satu tujuan wisatareligi di Kabupaten Tuban.Tepatnya di Desa Bejagung, KecamatanSemanding, Kabupaten Tuban.

Penyebaran Agama Islam dikabupaten Tuban tidak terlepas dari peran seorang ulama besar bernama SyekhAbdullah As’ari (Sunan Bejagung Lor). Sebab, sejak kecil beliau diajakberda’wah oleh ayahandanya (Syekh Maulana Ibrahim Asmara bin Sayyid JamaludinAl Khusaini Al Kubra atau tersohor dengan sebutan Syekh Jumadil Kubra yangpusarannya berada di Mojokerto, Jawa Timur) bersama dua orang saudaranya(Maulana Ibraohim Assamarqondi dan Maulana Ishaq ayah Sunan Giri) ke Sumateradan Jawa (Nusantara).

Jadi tidak heran, ketika beranjakdewasa dan tua. Beliau masih terus memperjuangkan agama Allah di tanah Jawa. Halitu dikuatkan dengan keterangan Buku Babad Tanah Jawa dan Buku Babad Tuban,juga berdasarkan buku dokumen Bejang yang menerangkan bahwa semasa hidupnyaKanjeng Sunan Bejagung, selain siar agama. Kanjeng sunan bejagung jugamempunyai karomah, salah satunya adalah setiap sore beliau selalu pergi keMakkah untuk menyalakan Lampu Masjidil Haram Makkah dan menjadi MuadzinMasjidil Haram Makkah Al Mukarromah.

Bahkan ada satu keyakinan yangsampai sekarang masih diwanti-wanti oleh warga sekitar. Yaitu tentang larangan makanikan meladang. Kenapa? Menurut ceritanya,  suatu saat Sunan Bejagung diajak pergi Hajioleh Santrinya yang dari bangsa Jin. Santri tersebut sanggup menggendong SunanBejagung dari Tuban sampai ke Masjidil Haram Makkah. Tetapi setelah digendongdan terbang ke angkasa, tepat diatas samudra , Sunan Bejagung dilepas dan jatuhke Laut. Tetapi Sunan Bejagung Selamat lantaran ditolong oleh ikan meladang dandipinggirkan sampai  Jeddah suatu Pantai di Hadramaut (yang sekarangdikenal dengan Saudi Arabia).

Setelah sampai di Arab SunanBejagung berpesan kepada semua anak cucunya jangan sampai makan ikan meladang.Dan ternyata sampai sekarang anak cucu keturunan Sunan Bejagung tidak diperkenankanmakan ikan meladang. Bila makan ikan meladang maka timbul penyakit gatal.

Silsilah Sunan Bejagung denganurutan Nabi Muhammad :

1.                NabiMuhammad  SAW.
2.                BerputriSiti Fatimah Az-sahro’ (Isatri Sayidina Ali Bin Abi Tholib )
3.                BerputeraSayyid Husain.
4.                BerputeraSayyid Ali Zainul Abidin.
5.                BerputeraSayyid Muhammad Al-Baqir.
6.                BerputeraSayyid Ja’far Shodiq.
7.                BerputeraSayyid Ali Al ‘Uroidli.
8.                BerputeraSayyid An- Naqib Ar- Rumi.
9.                BerputeraSayyid Isa An- Naqib Al-Bashori.
10.          BerputeraSaqyyid Achmad Muhajirb Al- Faqih Al- Muqoddam.
11.          BerouteraSayyid Ubaidillah.
12.          BerputeraSayyid ‘Alawi.
13.          BerputeraSayyid Muhammad.
14.          BerpyteraSayyid ‘Alawi.
15.          BerpyteraSayyid Ali Kholi’ Qosam.
16.          BerputeraSayyid Muhammad Shodiq Murrobath
17.          BerputeraSayyid Abdul Malik.
18.          BerputeraSayyid Abdullah Khon.
19.          BerputeraSayyid Ahmad Syah .
20.          BerputeraSayyid Jamaluddin  Al kusaini atau Sayyid  Jamalludin Kubra atauSayyid Jumaddil Kubro.

Berputera 21 orang, tiga orang diantaranya ialah :
1.                MaulanaIbrahim Asmoro  (Sunan Gresik,Tuban )
2.                MaulanaIshak ( Sunan Pasai ,Sumatra )
3.                SayyidAbdullah Asy’ari  ( Sunan Bejagung, Tuban )

Sayyid Abdullah Asy’ari yang dikenal dengan nama Sunan Bejagungini berputera 3 orang :
(1)  Syekh Abdurrahim atau Sunan Pojok.
(2) Nyai Faiqoh atau Isteri Pangeran Penghulu atau Syekh HasyimAlamuddin atau Sunan Bejagung ke-2, makamnya di Bejagung kidul, di sekitarmakam ini terdapat Situs peninggalan pondasi Masjid, petilasan dalem kasunananBejagung , dan dilestarikan oleh masyaraka Bejagung dalam bentuk PondokPesantren Sunan Bejagung (yang didalamnya terdapat Lembaga Pendidikan : RA,Madrasah Ibtidaiyah, SMP Islam, Madrasah Aliyah, dan Madrasah DiniyahTakmiliyah)
(3) Syekh Afandhi atau Sunan Waruju, makamnya di belakangPengimaman Masjid Bejagung. HARIS


Makam Bejagung 2

Ziarah Ke Makam Sunan Bejagung Lor, Di Tuban, Jawa Timur (2)
Pohonmaja, saksi bisu Islamnya Gajah Mada

Dihalaman Pondok Pesantren Sunan Bejagung terdapat sebuah gugusan batu besar dansebatang pohon maja. Keduanya bukanlah pohon dan batu biasa, pasalnya di tempatitulah konon ceritanya, mahapatih Gajah Mada yang dikenal sakti mandra gunadengan ilmu Barat Ketigo-nya menyatakan keislamannya. Benarkah?

Lokasinya tidak terlampau jauh dengan pusara Kanjeng SunanBejagung Lor. Dekat dengan mushola dan berada di belakang kantor pondok. Terdapatsebuah gugusan batu berukuran besar. Bentuk gugusan batu itu juga tak terlihataneh, nyaris sama dengan batu yang sering dijumpai di daerah-daerah kapur.

Sepintas melihtanya tidak ada yang istimewa dengan batu itu.Apalagi disela-sela batu tumbuh rumput-rumput liar, sedangkan disebelahnya tumbuhsebatang pohon maja, yang banyak dijumpai dikabupaten Mojokerto. Namun, bagimasyarakat sekitarnya, batu dan pohon maja itu ternyata menyimpan rahasia. Pasalnya,menurut keyakinan warga setempat, batu itu adalah tempat di mana Patih GajahMada menyatakan keislamannya dengan dibimbing Kanjeng Sunan Bejagung. Setelah diamerasa kalah digdaya dengan keilmuan yang dimiliki kanjeng sunan.

Dalam legenda disebutkan, setelah Gajah-gajah dari Majapahit menjadibatu, para pasukan Majapahit kembali dan Lapor kepada Sang Prabu Hayam wuruk bahwa semua Gajah Pasukan Majapahit menjadi batu. Kemudian SangPrabu memerintahkan kepada Patih Gajah Mada yang terkenal dengan Ilmunya Barat Ketigo untuk mencoba sejauh mana Ilmu SunanBejagung.

BerangkatlahPatih Gajah Mada tanpa balatentara. Dia menyamar dan menggunakan nama Barat Ketigo.Kemudian dia mengaduk air laut Tuban sampai keruh dan berpura-pura mencari ikandodok. Setelah diketahui oleh Sunan Bejagung, Barat ketigo ditanya, iamenjawab. “mencari ikan dodok, karena adiknya hamil dan nyidam ingin makan ikandodok”.

AkhirnyaSunan Bejagung mengambil lontar dibuat timba dan Barat ketigo diperintah untukmengambil daun waru. Setelah tempayan lontar tersebut diisi dengan air dan daunwaru dimasukkan kedalam timba. Seketika itu daun waru menjadi ikan Dodok. “Kejadianinilah yang selalu diingat oleh Masyarakat Desa Bejagung, dan sampai sekarangapabila ada warga yang akan mengadakan kenduri selalu menggunakan ikan dodokkering,” kata KH Abdul Matin pengasuh pondok Bejagung .

Pohon Kelapa Direbahkan Dengan Jari Tangan

Dari sini sebenarnya Gajah Mada merasa bahwa ia telahdikalahkan oleh Sunan Bejagung. Namun ia masih belum juga puas. Ia kemudianberusaha memamerkan kesaktiannya dengan menggoyang sebuah pohon kelapa hinggasemua buahnya rontok. Sunan Bejagung yang melihat itu hanya mengatakan “ Jikaingin mengambil buah kelapa jangan seperti itu”. Beliau lantas menuding sebuahpohon kelapa yang segera tertunduk begitu tangan Sunan Bejagung menudingnya danGajah Mada dipersilahkan mengambil buah pohon kelapa yang telah rebah itu.

Gajah Mada pun segera mengambil buah kelapa itu, lantasdiminumnya. Tak hanya satu, ia mengambil ribuan buah kelapa untuk diminumsekaligus. Gajah Mada kemudian berujar bahwa sekian banyak buah kelapa telah iaminum tetapi rasa hausnya masih belum juga hilang. Mendengar itu Sunan Bejagungkemudian mengambil buah maja berduri yang telah jatuh ke tanah.

Buah maja itu lantas dikupas, dikeluarkan isinya dan diisidengan air kemudian disuguhkan kepada Gajah Mada. Anehnya, air dalam buah majayang lebih kecil dari kelapa itu seperti tak habis-habisnya saat diminum GajahMada. Bahkan Gajah Mada merasa sudah tak kuat lagi minum dan menyatakan bahwaia menyerah.

Ia mengakui bahwa telah kalah dari Sunan Bejagung. Dari situGajah Mada kemudian bersedia untuk memeluk Islam dengan dibimbing oleh SunanBejagung. Setelah ia mengundurkan diri dari jabatan Mahapatih, ia beralih namamenjadi Patih Barat Ketigo dan menghabiskan sisa hidupnya di Bejagung. Makamnyakini terletak tak jauh dari makam Sunan Bejagung Kidul, dikenal dengan namaMakam Panjang.

Pohon maja berduri (mojori) itu saat ini memang telah tumbang. Tetapi ditempat yang sama, dihalaman Ponpes Sunan Bejagung, kini telah tumbuh sebatang pohon maja yang masihagak muda. Pohon itu berdekatan dengan batu tempat Gajah Mada menyatakankeislamannya. HARIS

Bakam Bejagung 1

Ke Makam Sunan Bejagung Lor, Di Tuban, Jawa Timur (1)
Mantukan Pangeran Majapahit, Karena Ketauhitannya

Meski pada awalnya makam ini kurang dikenal sebagaimana makamSunan Bonang dan Makam MaulanaIbrahim Asmoro Qondi, di TubanJawa Timur. Namun lambat laun, makam Sunan Bejagung yang dikelilingi puluhan pohon-pohonbesar berusia ratusan tahun. Sekarang ini, banyak di ziarahi ratusan umatmuslim dari penjuru tanah air. Pemandangan itulah yang terlihat saat Posmo berziarah di makam sang wali.

Berjarak sekitar satu kilometerke selatan, atau satu jalur dengan obyek wisata pemandian Bektiharjo dan tempatwisata goa akbar. Situs wisata religi Sunan Bejagung masih terlihat asri.Nampak semua bangunannya masih asli. Ada beberapa gerbang kecil, saat posmo hendakmasuk ke dalam pusara Sunan Bejagung. Terlihat, sebelum cungkup sang wali, diseklilingnya juga ada ratusan makam-makam yang lain.

Tidak hanya itu, komplek makamini juga tumbuh pohon-pohon berukuran besar yang usianya diperkirakan ratusantahun. Meskipun begitu, pohon-pohon itu nampak masih kokoh dan kuat. Daripengalaman wartawan Koran ini yang pernah ziarah dua kali ke makam sunanBejagung. Ketika siang hari, suasanya sangat sejuk begitupula pada saat malamhari. Semilir angin di sekitaran makam, membawa hawa ketentraman tersendiriketika berziarah ke makam.

Saat berada di makam pada Selasa,20 Agustus 2013, Posmo ditemani H. Achmad Toha, juru kunci makam Sunan BejagungLor. Dari sini diketahui bahwa Sunan bejagung adalah Syaikh Abdullah Asy’ari yangtidak lain adalah adik atau saudara ayah dari Sunan Ampel, yaitu MaulanaIbrahim Asmoroqondi. Melihat garis keturunan itu, tentu saja beliau adalahkakek dari Sunan Bonang. Yang pusara ketiga wali ini sama-sama berada dikabupaten Tuban.

Menurut penuturan Toha, semasahidupnya, Sunan Bejagung lebih memilih untuk bermasyarakat, dengan mengajarkanilmu cocok tanam dan pertanian, yang diselinggi dengan siar agama. Ketimbang hidupdi pemerintahan. Singkat cerita, lantaran niatan hatinya karena lillah hitaallah, semua yangdihajatkannya pun akhirnya terkabul. Sebab, lambat laun, misi siar agama yangdilakukan kanjeng sunan pun berhasil, dan pengikut beliaupun semakin hari jugasemakin banyak.

Bahkandari cerita juru kunci juga mengatakan kalau salah seorang dari putera Mahkota KerajaanMajapahit putera Prabu Hayam Wuruk (Brawijaya IV) bernama PangeranKusumohadi yang sekarang dikenal dengan Pangeran Pengulu atau Syekh HasyimAlamuddin atau Sunan Bejagung Kidul, pergi dari Kerajaan dan menjadi santrikanjeng sunan untuk belajar ilmu Syariat , Thoriqot, Haqiqot, dan Ma’rifat.“Pangeran Kusumohadi  adalah salah seorang santri yang dikirim oleh SyekhJumadil Kubro untuk mencari kanjeng sunan, agar dia mau belajar agama samabeliau,” kata Toha kepada Posmo.

Dapatkan Santri Kerajaan

Ibarat wejangan jawa bilang’ sopo seng temen bakal tinemu’.Lantaran getol belajar agama islam Pangeran Kusumohadi akhirnya menjadiorang Alim, sholeh, dan ketauhidannya sangat tinggi. Ketimbang santri kanjengsunan lainnya. Karena hal itulah, Kusumohadi  diambil menantu SunanBejagung. Melihat kemampuan menantunya juga ahli dalam mengajarkan agama,akhirnya Kusumohadi  dipasrahi siar di wilayah  Bejagung Kidul.Sementara Syekh Maulana Abdullah Asy’ari uzlah (berpindah) ke bagian utara yangsekarang dikenal dengan Bejagung Lor.

Ternyata keberadaan Kusumohadi  diketahu ayah handanya. Seketikaitu juga, beliau memerintahkan Patihnya bernama Gajah Mada yang memiliki ilmuKadigjayan yang sangat tinggi dan terkenal dengan Ilmu Barat Ketigo, untukmengajak Sang Putera Mahkota untuk pulang ke kerajaan. Berita itupun didengaroleh Pangeran Kusumohadi, dan dia langsung menghadap kanjeng Sunan untukmembantunya. Sebab sang Pangeran masih ingin tetap menekuni Ilmu Agama Islam.

Selanjutnya Sunan Bejagung menggaret tanah sekitar PadepokanKasunanan Bejagung yang sampai sekarang dikenal dengan ‘Siti Garet’ agartentara Majapahit tidak bisa masuk. Tidak lama dari peristiwa itu, salahseorang santri melapor kepada Kanjeng Sunan bahwa di sebelah selatanKasunanan  Banyak Pasukan Gajah dari Majapahit. Kanjeng Sunan mengatakan “tidakgajah tetapi batu”. Seketika itu semua gajah menjadi batu. Yangsampai sekarang dikenal dengan Watu Gajah. HARIS
**
Masyarakat Desa Bejagung, dan sampai sekarangapabila ada warga yang akan mengadakan kenduri selalu menggunakan ikan dodokkering,” kata KH Abdul Matin pengasuh pondok Bejagung .

Pohon Kelapa Direbahkan Dengan Jari Tangan

Dari sini sebenarnya Gajah Mada merasa bahwa ia telahdikalahkan oleh Sunan Bejagung. Namun ia masih belum juga puas. Ia kemudianberusaha memamerkan kesaktiannya dengan menggoyang sebuah pohon kelapa hinggasemua buahnya rontok. Sunan Bejagung yang melihat itu hanya mengatakan “ Jikaingin mengambil buah kelapa jangan seperti itu”. Beliau lantas menuding sebuahpohon kelapa yang segera tertunduk begitu tangan Sunan Bejagung menudingnya danGajah Mada dipersilahkan mengambil buah pohon kelapa yang telah rebah itu.

Gajah Mada pun segera mengambil buah kelapa itu, lantasdiminumnya. Tak hanya satu, ia mengambil ribuan buah kelapa untuk diminumsekaligus. Gajah Mada kemudian berujar bahwa sekian banyak buah kelapa telah iaminum tetapi rasa hausnya masih belum juga hilang. Mendengar itu Sunan Bejagungkemudian mengambil buah maja berduri yang telah jatuh ke tanah.

Buah maja itu lantas dikupas, dikeluarkan isinya dan diisidengan air kemudian disuguhkan kepada Gajah Mada. Anehnya, air dalam buah majayang lebih kecil dari kelapa itu seperti tak habis-habisnya saat diminum GajahMada. Bahkan Gajah Mada merasa sudah tak kuat lagi minum dan menyatakan bahwaia menyerah.

Ia mengakui bahwa telah kalah dari Sunan Bejagung. Dari situGajah Mada kemudian bersedia untuk memeluk Islam dengan dibimbing oleh SunanBejagung. Setelah ia mengundurkan diri dari jabatan Mahapatih, ia beralih namamenjadi Patih Barat Ketigo dan menghabiskan sisa hidupnya di Bejagung. Makamnyakini terletak tak jauh dari makam Sunan Bejagung Kidul, dikenal dengan namaMakam Panjang.

Pohon maja berduri (mojori) itu saat ini memang telah tumbang. Tetapi ditempat yang sama, dihalaman Ponpes Sunan Bejagung, kini telah tumbuh sebatang pohon maja yang masihagak muda. Pohon itu berdekatan dengan batu tempat Gajah Mada menyatakankeislamannya. HARIS

Seminar Perisai Diri




Dari Seminar Kesilatnas Perisai Diri Pusat di Surabaya

Silat Memfilter Masuknya Budaya Luar di Era Globalisasi

Paguyuban Kesilatnas Perisai Diri Pusat menggelar Seminar Membangun Persatuan dan Kesatuan Bangsa Melalui Pencak Silat sebagai Budaya Bangsa di Era Globalisasi pada Minggu, 22 September 2012 di Hotel Twin Surabaya kemarin. Berikut ini laporan posmo.

Seminar yang digelar Paguyuban Kesilatnas Perisai Diri Pusat cukup manarik minat peserta dan semarak. Karena dihadiri tokoh-tokoh senior murid langsung dari RMS Dirdjoatmojo, perdiri Perisai Diri seperti Soebagyo, Yahya Buari, Bambang Priyokuncoro, Joko Setiadi, Gundono Pendekar Kelana, dan murid lainnya yang hingga kini masih tetap memiliki kepedulian terhadap Perisai Diri.
Sejumlah cabang Paguyuban Perisai Diri hadir. Seperti Jakarta, Pasuruan, Mojokerto, Surabaya, Jakarta, Demak, Blitar, Trenggalek, dan sejumlah cabang Perisai Diri lainnya. Mereka datang untuk mengikuti seminar.
Dalam seminar tersebut sebagai moderator Dr. I Komang, Ketua Yayasan Kesilatnas Perisai Diri Pusat. Sedangkan narasumbernya Dr. Suparyono, Ketua Paguyuban Kesilatnas Perisai Diri Pusat, Ir. Untung Bakesbang Jatim, DYMM Sultan Suryoalam Raja Demak, Pratomo, Ketua IPSI Jatim.
Acara seminar dibuka dengan pertunjukan atraksi dari murid-murid Paguyuban Perisai Diri Mojokerto yang cukup menarik bagi peserta seminar. Semua mata memandang ke arah depan. Karena permainan jurus-jurusnya memiliki daya keindahan dan kecepatan dalam menyerang dan menghindar.
Kemudian dilanjutkan acara sesi seminar. Dalam seminar tersebut pembicara pertama Pratomo dari IPSI Jatim mengatakan, pencak silat merupakan warisan budaya bangsa yang memiliki potensi besar dalam pembentukan karakter kebaikan anak bangsa. Hal ini dilakukan melalui visi, misi, dan strategi yang dimiliki perguruan silat. Visinya adalah pembentukan karakter, misinya meraih juara dan strateginya menyelenggarakan turnamen.
Oleh karena itu, IPSI merekomendasi pemerintah untuk mendukung, swasta memberikan sponsor, menjaga keharmonisan antarperguruan, menjaga nilai olahraga yang sportif, memberikan apresiasi pencak silat.
Sedangkan Ir. Untung Bakesbang Jatim menjelaskan, sekarang ormas memiliki ciri-ciri tersendiri. Tetapi kalau dulu harus azas tunggal. Sehingga memiliki karakter tersendiri antara satu perguruan silat. Sementara Dr. Suparyono, Ketua Paguyuban Perisai Diri Pusat menyatakan, pencak silat tumbuh subur di lingkungan agama Islam dan Buddha. Karena itu punya makna silaturahim. Zaman dulu pertandingan silat tidak melukai, tetapi hanya merebutkan kopiyah.
Kini di era globalisasi silat dari luar negeri sudah banyak yang masuk ke Indonesia. Jika pencak silat tidak ingin tergilas, maka akan hancur akibat kalah bersaing. Hal ini berpengaruh pada perjuangan bangsa. Untuk itu, Paguyuban Kesilatnas Perisai Diri harus tampil kedepan memperjuangkan pencak silat agar tetap diminati anak-anak muda Indonesia. Juga akan tetap mengamankan ajaran RMS Dirdjoatmojo secara utuh dan murni.

Ilmu Panahan

Kemudian pembicara terakhir DYMM Sultan Suryoalam selalu pembina Paguyuban Perisai Diri Pusat menyatakan, silat sudah ada sejak zaman Majapahit hingga sekarang masih tetap ada. Hal ini memiliki kelebihan yaitu mampu membuat seseorang pergi ke mana-mana seperti Gudono Pendekar Kelana dari Perisai Diri. Beliau bisa keluar negeri gara-gara bisa silat.
Ke depannya Perisai Diri harus dikelola secara modern. Dimana anggotanya memiliki kartu identitas. Sehingga dapat diketahui jumlahnya. Begitupula dengan masalah keuangan harus tercatat bila mendapat sumbangan dari Bakesbang atau lainnya.. Sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
Lebih jauh lagi punya usaha lagi yaitu sebuah Perguruan Tinggi, pertambangan, padepokan sendiri seperti Padepokan Shaolin di Cina. Sehingga dapat digunakan sebagai tempat latihan para murid-murid, pendekar dan tempat tinggal pendekar yang sudah tua dengan kehormatan yang tinggi.
Di tengah-tengah diskusi seminar yang sedang hangat dalam perbincangan Deni Trisanto anggota senior Perisai Diri menyampaikan pendapat, bahwa RMS Dirdjoatmojo memiliki ilmu memanah dan dirinya yang hingga kini terus mengajarkannya. Bahkan presiden hingga Menpora menyaksikan saat anaknya mengadakan atraksi di Mal dan kantor wali kota. Ia buktikan dengan menampilkan slide. Banyak peserta langsung menuju penampilan slide memanah.
Dari situ akhirnya seminar memutuskan ilmu memanah RMS Dirdjoatmojo akan diajarkan kembali kepada murid-murid Paguyuban Kesilatnas Perisai Diri Pusat dibawah pimpinan Dr, Suparjono Jl Penjaringan Asri PS 1-J No. 39 Surabaya. Bagi para orang tua yang ingin belajar dan kursus dipersilakan.
Begitu pula dengan anak-anak muda yang suka akan ilmu silat dan panahan, baik pelajar maupun mahasiswa jika ingin belajar jangka panjang maupun pendek akan diterima dengan senang hati. Oleh karena itu, jangan disia-siakan kesempatan ini. Mengingat Perisai Diri memiliki komitmen menjadikan pesilat meraih perestasi kejuaaraan nasional dan internasional. HUSNU MUFID



Rabu, 18 September 2013

Imam Ghozali


Biografi Imam Al-Ghozali dan Pemikiran Keislamannya





Pembangun Agama dan Pemberi Jalan Terang Menuju Tuhan





Sosok al-Ghozali bagi masyarakat muslim dan dunia barat sudah tidak asing lagi. Hal tersebut karena pemikiran dan karyanya yang cukup cemerlang dan mampu mempengaruhi pola pikir manusia dimasanya hingga sekarang. Ia dapat digolongkan sebagai pembangun agama nomor satu dan pemberi jalan terang menuju Tuhan. 





Pendidikan dan Karyanya


Al Ghozali nama aslinya adalah Abu Hamid Bin Muhammad bin Achmad al-Ghozali, lahir tahun 1058M/450 H di Tus dekat Mashad, suatu kota kecil di Khurasan (Iran). Kata –kata al-Ghozzali dengan satu z dari kata ghazzal artinya tukang pemintal benang. Karena pekerjaan ayah al-Ghozali ialah memintal benang wol. Sedangkan al-Ghozali dengan satu z, diambil  dari kata-kata Ghazalah, nama kampung kelahirannya al-Ghazali.


Ayah al-Ghazali, adalah seorang tasawuf yang saleh dan meninggal dunia ketika al-Ghazali beserta saudaranya  masih kecil. Akan tetapi sebelum wafatnya ia telah menitipkan kedua anaknya kepada seorang tasawuf guna untuk mendapatkan bimbingan dan pemelihararaan dalam hidupnya.


Menjelang usia remaja ia belajar agama di kota Tus, kemudian meneruskan di Jurjan dan akhirnya di Naisabur pada Imam al-Juwaini, sampai yang terakhir ini ia wafat tahun 478H/1085M. Selanjutnya ia berkunjung kepada Nidzam al-Mulk di kota  Mu’askar, dan dari padanya ia mendapatkan penghargaabn dan kehormatan yang besar. Sehingga ia tinggal di kota itu enam tahun lamanya.


Pada  tahun 483H/1090M, ia dangkat menjadi guru di sekolah Nidzamah Bagdad, dan pekerjaan itu dilaksanakan dengan sangat berhasil. Selama di Bagdad, selain mengajar  Imam Ghozali mengadakan bantahan-bantahan terhadap pemikiran-pemikiran golongan Batiniah, Ismailiyah, golongan filsafat dan lain-lain. Selama itu ia tertimpa keragu-raguan tentang kegunaan pekerjaannya, sehingga akhirnya  ia menderita penyakit yang tidak  bisa diobati dengan obat lahiriah (Fisioterapi).


Pekerjaannya itu kemudian ditinggalkannya pada tahun 484H untuk menuju Damsyik, dan dikota ini ia merenung, membaca dan menulis selama kurang lebih  dua tahun, dengan tasawuf sebagai jalan hidupnya.


Kemudian ia pindah ke Palestina dan disini pun ia tetap merenung, membaca dan menulis dengan mengambil  tempat di baitul –Maqdis.


Sesudah itu tegaklah hatinya untuk menjalankan ibadah haji, dan setelah selesai ia pulang kampung ke negeri kelahirannya yaitu kota Tus. Disana tetap seperti biasanya berkhalwat dan beribadah. Keadaan tersebut berlangsung sepuluh tahun lamanya. sejak kepindahannya ke Damsyik, dan dalam masa  ini ia menulis buku-buku  mengenai Islam (fiqih), tasawuf, tafsir, otobiografi  dan adab kesopanan.


Sebagian buku-buku tersebut  diatas dalam bahasa Arab  dan Persia. dari karya-karyanya  itulah al-Ghozali dikalangan kaum muslimin besar sekali. Sehingga menurut pandangan orang ketimuran (orientalis)  agama Islam yang digambarkan  oleh kebanyakan kaum muslimin berpangkal pada konsepsi al-Ghazali.


Menurut B.B. MacDonald, untuk dunia Islam al-Ghozali masih menjadi tokohnya yang terbesar, sama dengan kedudukan Agustinus atau Aquinas untuk dunia Kristen. Kitabnnya yang terbesar adalah Ihya’Ulumuddin yang artinya “menghidupkan ilmu-ilmu agama”, dan dikarang selama beberapa  tahun dalam keadaan berpindah-pindah antara Syam, Yerusalem, Hajzz, Tus.


Buku yang lain yaitu al-Munqidz min ad-Dhalal (penyelamat dari kesesatan), berisi tentang sejarah perkembangan alam pikirannya dan mencerminkan sikapnya terakhir terhadap beberapa macam ilmu, serta jalan untuk mencapai Tuhan. Diantara penulis-penulis modern banyak yang mengikuti jejak al-Ghazali dalam menuliskan autobiografi.Ibnu Arabial-Ibri dan Raymaond Martin banyak mengambil pemikiran-pemikiran al-Ghazali untuk menguatkan pemikirannya.





Sikapnya Terhadap Para Filosof


Pikiran al-Ghozali telah mengalami perkembangan sepanjang hidupnya dan penuh kegoncangan batin. Sehingga  sukar diketahui kesatuan dan kejelasan corak pikirannya. Seperti yang terlihat dari sikapnya terhadap filosof-filosof dan terhadap aliran-aliran aqidah pada masanya. Dalam bukunya Tahafut al-Falasifah dan-Munqidz min al-Dlalal, al-Ghozali menentang filosof-filosof Islam. Bahkan mengkafirkan mereka dalam tiga soal.


Antara lain: pengingkaran kebangkitan jasmani, membataskan ilmu Tuhan kepada hal-hal yang besar saja dan kepercayaan tentang qadimnya alam dari keazaliannya. Akan tetapi  dalam bukunya yang lain, yaitu Mizan a-l Amal, dikatakan bahwa ketiga-tiga persoalan tersebut menjadi kepercayaan orang-orang tasawuf juga. Begitu juga    dalam bukunya al-Madlnun’Ala Ghairi Ahlihi ia mengikuti qadimnya alam.


Kemudian dalam al-Munqidzul Min ad-Dlalal ia menyatakan bahwa kepercayaan yang dipeluknya ialah kepercayaan orang-orang tasawuf. Akan tetapi dalam bukunya  yang lain lagi, Mi’raj as-Salikin ia menentang  orang-orang tasawuf yang mengatakan adanya kebangkitan rohani saja. Jadi al-Ghozali menentang  kepercayaan dalam tiga soal tersebut dalam beberapa bukunya, tetang mempercayainya dalam buku-buku yang lain.


Maka dari itu ia lebih tepat digolongkan kepada “pembangun agama” nomor satu, yang semua jalan pemikirannya terutama bersumber kepada al-Qur’an dan Hadist, dan kalau memakai sumber lain  dalam Islam, sumber-sumber ini hanya dijadikn sebagai alat untuk menghidupkan ajaran-ajaran  agama  dan untuk membantu menerangi  jalan Tuhan.


Dengan demikian, al-Ghozali  telah mencapai hakikat agama yang belum pernah diketemukan oleh orang-orang yang sebelumnya dan mengembalikan kepada nilai-nilai  agama yang telah hilang tidak menentu. Jalan yang terdekat kepada Tuhan ialah jalan hati. husnu mufid 





 

Air Terjun Coban Rondo


Air Tenjun Coban Rondo di Lereng Gunung Kawi  Pujon Malang

Mandi Kungkum Bisa Datangkan Jodoh


Panorama yang indah di air terjun Coban Rondo mengundang orang untuk datang. Ditambah lagi hawanya yang sejuk membuat orang semakin betah berlama-lama bersama keluarga. Di balik itu, pemandian ini ternyata menyimpan misteri yakni, bila mandi di air terjun itu bisa mendatangkan jodok. Tapi sebaliknya tempat ini pantangan bagi muda-mudi yang lagi pacaran, karena bisa memutuskan hubungan. Mengapa begitu?


Dapatkan Jodoh
Air Terjun Coban Rondo  ini terletak di lereng Gunung Kawi. Posisinya berada di  Dukuh Sebaluh Desa Pandesari Kecamatan Pujon, Malang. Kondisi lingkungan sekitarnya masih asri  dan belum dirusak oleh masyarakat sekitar. Sehingga udara disekitar air terjun tersebut masih terasa nyaman.
Kondisi demikian itu  mengakibatkan banyak orang datang  untuk sekedar bertamasya bersama keluarga pada hari libur. Selain itu ada maksud-maksud lain. Yaitu untuk cepat dapat jodoh. Khususnya bagi mereka yang belum mendapatkan pasangan hidup di dunia.
"Kalau ada orang yang melakukan tirakat di Air Terjun Coban Rondo, karena sudah lama tidak dapat jodoh,  Insya Allah akan laku kawin," ujar Ustad Sobirin warga setempat.
Untuk mendapatkan keinginan tersebut biasanya seseorang laki-laki maupun perempuan harus rela kungkum dan bersemadi selama beberapa jam. Bagi yang baru menjalani sudah barang tentu ada perasaan rasa takut. Tapi kalau sudah diniati dari rumah, perasaan takut itu hilang dengan sendirinya.
Sudah banyak orang yang ingin mendapatkan jodoh dengan mandi  di air terjun Coban Rondo ini. Mereka yang berhasil bukan hanya dari daerah sekitar, melainkan luar kota pun cukup banyak.  Tapi ada juga yang gagal. Hal tersebut karena mereka tidak sungguh-sungguh dalam melakukan ritual.  
Kegagalan orang yang melakukan lelaku biasanya tidak kuat menahan dinginnya air dan bayang-bayang mahluk halus yang kadang-kadang muncul. Meskipun sebenarnya mahluk tersebut tidak akan mengganggu jalannya laku ritual. Hanya ingin berkenalan saja terhadap orang yang melakukan lelaku.

Pantangan Berpacaran

Lelaku kungkum tersebut hanya dikhususkan pada orang yang belum mendapatkan pasangan. Sedangkan bagi  pemuda-pemudi yang sudah punya pasangan dan  berpacaran ditempat tersebut tidak diperbolehkan. Karena resikonya besar, yaitu  nanti akan putus dengan kekasihnya.
Hal tersebut dikait-kaitkan dengan cerita masa lalu. Konon ceritanya jaman dahulu ada sepasang suami isteri  yang menikah di Gunung Anjasmoro. Kemudian diutus gurunya untuk datang ke lereng Gunung Kawi. Sesampainya ditempat tujuan melihat ada air terjun yang sangat indah dan airnya segar. 
Ditempat tersebut, kedua pasang suami isteri itu lantas mandi bersama-sama dalam waktu yang cukup lama. Maklum sudah beberapa hari badannya tidak terkena air. Karena terbuai dengan air terjun tersebut, sehingga lupa kalau ada pemuda yang melihat dari celah-celah pepohonan.
Pemuda yang melihat itu tertarik pada wanita yang mandi di air terjun tersebut. Ingin saja mengawininya. Oleh ibunya diperingatkan agar  tidak merusak pagar ayu. Akan tetapi tidak digubrisnya. Kenekatan pemuda itu membuat suami wanita tersebut marah besar. Inginnya mengajak berkelahi.
Maka  terjadilah perkelahian seru di tebing air terjun Coban Rondo. Karena sama-sama sakti, akhirnya kedua laki-laki yang berkelahi itu meninggal dunia. Sedangkan  wanita itu menjadi janda (rondo) dan menetap disitu hingga akhir hayat. husnu mufid 


   

Abu Nawas

Abu Nawas di Jaman Khalifah Harun Al Rasyid Kerajaan Abbasyiah di Bagdad Penyair Yang Pandai Mengarang dan Tipu Muslihat Abu Nawas adalah putra dari seorang hakim dari Persia. Dia adalah penyair yang cerdik dan pandai mengarang cerita lucu-lucu bahkan jorok. Dibumbui dengan cerita tentang tipu muslihat dan kecerdikan. Soal tipu muslihat dan kecerdikan inilah dijadikan siasat untuk menghadapi musuh-musuhnya oleh Khalifah Harun Al Rasyid. Sekarang siasat tersebut digunakan Presiden Sadam Hussein untuk mempertahankan kekuasaannya dan menghabisi musuh-musuhnya di dalam negeri maupun pasukan koalisi. Putra Seorang Hakim Kerajaan Nama Abu Nawas dalam sejarah Islam sudah tidak asing lagi. Nama aslinya adalah Hasan Ibn Hani. Lahir sekitar tahun 120 H di Persia wilayah Irak selatan sekarang dan meninggal tahun 195 H/810 M. Dia hidup pada jaman khalifah Harun Al Rasyid dari kerajaan Bani Abbasyiyah yang berpusat di Bagdad. Ayah Abu Nawas adalah seorang ahli hukum dan hakim yang cukup disegani pada jaman Khalifah Harun Al Rasyid (786-809 M) dari dinasti kerajaan Abbasyiah. Banyak persoalan-persoalan tentang hukum yang diselesaikan dengan bijak oleh ayahnya. Sehingga hukum Islam benar-benar ditegakkan. Tapi keahlian hukum yang dimiliki ayahnya itu tidak diajarkan kepada Abu Nawas, melainkan pelajaran sastra yang diajarkan melalui guru-guru sastra. Dari sastra inilah dia mulai mengenal penyair-penyair yang terkenal di kota Bagdad. Waktu itu para pujangga atau penyair mendapatkan tepat utama di jaman Khalifah Harun Al Rasyid. Dari pergaulannya dengan para penyair itulah menjadikan Abu Nawas berminat besar mempelajari karya sastra. Untuk itulah dia melakukan perjalanan di berbagai kerajaan Timur Tengah guna memperdalam ilmu sastra pada penyair-penyair terkenal waktu itu. Hasilnya cukup memuaskan. Dia menjadi seorang penyair ternama di jajirah Arab. Ribuan orang mengagumi karya-karyanya yang dianggap berbeda dengan penyair sebelumnya. Yaitu lucu, cerdik, kritis, dan penuh tipu muslihat. Orang yang mendengarkan ceritanya dipastikan senang dan tertawa baik lewat tulisan maupun lesan. Seperti Kisah Seribu Satu Malam yang mengagumkan itu hingga kini. “Bahkan kota Bagdad mendapat sebutan sebagai kota seribu satu malam itu bermula dari Abu Nawas. Dia sangat pandai mendongeng, melawak dan cerdik dalam hal tipu muslhat,”ujar DR Ali Mufodi, MA Pakar Timur Tengah dan dosen sejarah Islam Pasca Sarjana IAIN Snan Ampel Surabaya. Tinggal Diistana Kepiawaian Abu Nawas dalam membuat syair membuat Khalifah Harun Al Rasyid tertarik. Kemudian dijadikan sebagai anak asuh di dalam istana kerajaan Dinasti Abbasyiah di kota Bagdad. Di dalam istana tersebut dia semakin pandai mendongeng dengan cerita-cerita yang lucu penuh dengan kecerdikan dan bahkan jorok. Cerita-cerita lucu dan penuh kecerdikan dalam karya Abu Nawas menjadikan inspirasi bagi Khalifah Harun Al Rasyid untuk memperdaya lawan-lawan politiknya. Seperti menghabisi kaum Alawiyin di sebelah selatan laut Kaspia, keluarga Barmak dan kerajaan Bizantium dengan bujukan lembut disertai tipu muslihat. Dengan siasat cerdik yang dimiliki Abu Nawas itulah, Harun Al Rasyid menjadi seorang khalifah mampu membawa kerajaan mencapai puncak peradaban pada Dinasti Abbasyiah. Dimana wilayahnya membentang dari Maroko di sebelah barat hingga India sebelah Timur. Musuh-musuhnya yang mencoba menyerang ke Bagdad mengalami kegagalan. Tanpa harus dihadapi dengan kekuatan tentara yang cukup besar. Kecerdikan Abu Nawas yang dipakai khalifah Harun Al Rasyid sampai sekarang dipakai oleh Sadam Hussein untuk merebut dan mempertahankan kekuasaannya. Hal ini dibuktikan ketika Sadam dan tentara melakukan pemberontakan kepada Inggris tahun 1950 agar hengkang dari Bagdad dan melakukan pemberontakan bersama tentara kepada Raja Faesol boneka Inggris tahun 1958 M. Pemberontakan tersebut berhasil yang kemudian mendirikan negara Republik Irak. Kini kecerdikan Abu Nawas itu dipakai kembali oleh Sadam Hussein dalam perang melawan Pasukan Koalisi yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Australia dan Spanyol. Dimana tentara Irak tidak menggunakan seragam kebesaran, melainkan memakai baju biasa dan membaur dengan rakyat. Kecerdikan Abu Nawas tersebut rupanya membawa hasil. Sehingga pasukan koalisi tidak mampu menggulingkan dalam waktu yang cepat. Bahkan diantara mereka saling bunuh, tembakan rudalnya meleset, pikirinya dilanda setres dan menghadapi kendala yang jauh dari perhitungan semula. husnu mufid