Minggu, 29 September 2013

Bakam Bejagung 1

Ke Makam Sunan Bejagung Lor, Di Tuban, Jawa Timur (1)
Mantukan Pangeran Majapahit, Karena Ketauhitannya

Meski pada awalnya makam ini kurang dikenal sebagaimana makamSunan Bonang dan Makam MaulanaIbrahim Asmoro Qondi, di TubanJawa Timur. Namun lambat laun, makam Sunan Bejagung yang dikelilingi puluhan pohon-pohonbesar berusia ratusan tahun. Sekarang ini, banyak di ziarahi ratusan umatmuslim dari penjuru tanah air. Pemandangan itulah yang terlihat saat Posmo berziarah di makam sang wali.

Berjarak sekitar satu kilometerke selatan, atau satu jalur dengan obyek wisata pemandian Bektiharjo dan tempatwisata goa akbar. Situs wisata religi Sunan Bejagung masih terlihat asri.Nampak semua bangunannya masih asli. Ada beberapa gerbang kecil, saat posmo hendakmasuk ke dalam pusara Sunan Bejagung. Terlihat, sebelum cungkup sang wali, diseklilingnya juga ada ratusan makam-makam yang lain.

Tidak hanya itu, komplek makamini juga tumbuh pohon-pohon berukuran besar yang usianya diperkirakan ratusantahun. Meskipun begitu, pohon-pohon itu nampak masih kokoh dan kuat. Daripengalaman wartawan Koran ini yang pernah ziarah dua kali ke makam sunanBejagung. Ketika siang hari, suasanya sangat sejuk begitupula pada saat malamhari. Semilir angin di sekitaran makam, membawa hawa ketentraman tersendiriketika berziarah ke makam.

Saat berada di makam pada Selasa,20 Agustus 2013, Posmo ditemani H. Achmad Toha, juru kunci makam Sunan BejagungLor. Dari sini diketahui bahwa Sunan bejagung adalah Syaikh Abdullah Asy’ari yangtidak lain adalah adik atau saudara ayah dari Sunan Ampel, yaitu MaulanaIbrahim Asmoroqondi. Melihat garis keturunan itu, tentu saja beliau adalahkakek dari Sunan Bonang. Yang pusara ketiga wali ini sama-sama berada dikabupaten Tuban.

Menurut penuturan Toha, semasahidupnya, Sunan Bejagung lebih memilih untuk bermasyarakat, dengan mengajarkanilmu cocok tanam dan pertanian, yang diselinggi dengan siar agama. Ketimbang hidupdi pemerintahan. Singkat cerita, lantaran niatan hatinya karena lillah hitaallah, semua yangdihajatkannya pun akhirnya terkabul. Sebab, lambat laun, misi siar agama yangdilakukan kanjeng sunan pun berhasil, dan pengikut beliaupun semakin hari jugasemakin banyak.

Bahkandari cerita juru kunci juga mengatakan kalau salah seorang dari putera Mahkota KerajaanMajapahit putera Prabu Hayam Wuruk (Brawijaya IV) bernama PangeranKusumohadi yang sekarang dikenal dengan Pangeran Pengulu atau Syekh HasyimAlamuddin atau Sunan Bejagung Kidul, pergi dari Kerajaan dan menjadi santrikanjeng sunan untuk belajar ilmu Syariat , Thoriqot, Haqiqot, dan Ma’rifat.“Pangeran Kusumohadi  adalah salah seorang santri yang dikirim oleh SyekhJumadil Kubro untuk mencari kanjeng sunan, agar dia mau belajar agama samabeliau,” kata Toha kepada Posmo.

Dapatkan Santri Kerajaan

Ibarat wejangan jawa bilang’ sopo seng temen bakal tinemu’.Lantaran getol belajar agama islam Pangeran Kusumohadi akhirnya menjadiorang Alim, sholeh, dan ketauhidannya sangat tinggi. Ketimbang santri kanjengsunan lainnya. Karena hal itulah, Kusumohadi  diambil menantu SunanBejagung. Melihat kemampuan menantunya juga ahli dalam mengajarkan agama,akhirnya Kusumohadi  dipasrahi siar di wilayah  Bejagung Kidul.Sementara Syekh Maulana Abdullah Asy’ari uzlah (berpindah) ke bagian utara yangsekarang dikenal dengan Bejagung Lor.

Ternyata keberadaan Kusumohadi  diketahu ayah handanya. Seketikaitu juga, beliau memerintahkan Patihnya bernama Gajah Mada yang memiliki ilmuKadigjayan yang sangat tinggi dan terkenal dengan Ilmu Barat Ketigo, untukmengajak Sang Putera Mahkota untuk pulang ke kerajaan. Berita itupun didengaroleh Pangeran Kusumohadi, dan dia langsung menghadap kanjeng Sunan untukmembantunya. Sebab sang Pangeran masih ingin tetap menekuni Ilmu Agama Islam.

Selanjutnya Sunan Bejagung menggaret tanah sekitar PadepokanKasunanan Bejagung yang sampai sekarang dikenal dengan ‘Siti Garet’ agartentara Majapahit tidak bisa masuk. Tidak lama dari peristiwa itu, salahseorang santri melapor kepada Kanjeng Sunan bahwa di sebelah selatanKasunanan  Banyak Pasukan Gajah dari Majapahit. Kanjeng Sunan mengatakan “tidakgajah tetapi batu”. Seketika itu semua gajah menjadi batu. Yangsampai sekarang dikenal dengan Watu Gajah. HARIS
**
Masyarakat Desa Bejagung, dan sampai sekarangapabila ada warga yang akan mengadakan kenduri selalu menggunakan ikan dodokkering,” kata KH Abdul Matin pengasuh pondok Bejagung .

Pohon Kelapa Direbahkan Dengan Jari Tangan

Dari sini sebenarnya Gajah Mada merasa bahwa ia telahdikalahkan oleh Sunan Bejagung. Namun ia masih belum juga puas. Ia kemudianberusaha memamerkan kesaktiannya dengan menggoyang sebuah pohon kelapa hinggasemua buahnya rontok. Sunan Bejagung yang melihat itu hanya mengatakan “ Jikaingin mengambil buah kelapa jangan seperti itu”. Beliau lantas menuding sebuahpohon kelapa yang segera tertunduk begitu tangan Sunan Bejagung menudingnya danGajah Mada dipersilahkan mengambil buah pohon kelapa yang telah rebah itu.

Gajah Mada pun segera mengambil buah kelapa itu, lantasdiminumnya. Tak hanya satu, ia mengambil ribuan buah kelapa untuk diminumsekaligus. Gajah Mada kemudian berujar bahwa sekian banyak buah kelapa telah iaminum tetapi rasa hausnya masih belum juga hilang. Mendengar itu Sunan Bejagungkemudian mengambil buah maja berduri yang telah jatuh ke tanah.

Buah maja itu lantas dikupas, dikeluarkan isinya dan diisidengan air kemudian disuguhkan kepada Gajah Mada. Anehnya, air dalam buah majayang lebih kecil dari kelapa itu seperti tak habis-habisnya saat diminum GajahMada. Bahkan Gajah Mada merasa sudah tak kuat lagi minum dan menyatakan bahwaia menyerah.

Ia mengakui bahwa telah kalah dari Sunan Bejagung. Dari situGajah Mada kemudian bersedia untuk memeluk Islam dengan dibimbing oleh SunanBejagung. Setelah ia mengundurkan diri dari jabatan Mahapatih, ia beralih namamenjadi Patih Barat Ketigo dan menghabiskan sisa hidupnya di Bejagung. Makamnyakini terletak tak jauh dari makam Sunan Bejagung Kidul, dikenal dengan namaMakam Panjang.

Pohon maja berduri (mojori) itu saat ini memang telah tumbang. Tetapi ditempat yang sama, dihalaman Ponpes Sunan Bejagung, kini telah tumbuh sebatang pohon maja yang masihagak muda. Pohon itu berdekatan dengan batu tempat Gajah Mada menyatakankeislamannya. HARIS

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat