Ke Makam Sunan Bejagung
Lor, Di Tuban, Jawa Timur (1)
Mantukan
Pangeran Majapahit, Karena Ketauhitannya
Meski
pada awalnya makam ini kurang dikenal sebagaimana makamSunan Bonang dan Makam
MaulanaIbrahim Asmoro Qondi, di TubanJawa Timur. Namun lambat laun, makam Sunan
Bejagung yang dikelilingi puluhan pohon-pohonbesar berusia ratusan tahun.
Sekarang ini, banyak di ziarahi ratusan umatmuslim dari penjuru tanah air.
Pemandangan itulah yang terlihat saat Posmo berziarah di makam sang wali.
Berjarak
sekitar satu kilometerke selatan, atau satu jalur dengan obyek wisata pemandian
Bektiharjo dan tempatwisata goa akbar. Situs wisata religi Sunan Bejagung masih
terlihat asri.Nampak semua bangunannya masih asli. Ada beberapa gerbang kecil,
saat posmo hendakmasuk ke dalam pusara Sunan Bejagung. Terlihat, sebelum
cungkup sang wali, diseklilingnya juga ada ratusan makam-makam yang lain.
Tidak
hanya itu, komplek makamini juga tumbuh pohon-pohon berukuran besar yang
usianya diperkirakan ratusantahun. Meskipun begitu, pohon-pohon itu nampak
masih kokoh dan kuat. Daripengalaman wartawan Koran ini yang pernah ziarah dua
kali ke makam sunanBejagung. Ketika siang hari, suasanya sangat sejuk
begitupula pada saat malamhari. Semilir angin di sekitaran makam, membawa hawa
ketentraman tersendiriketika berziarah ke makam.
Saat
berada di makam pada Selasa,20 Agustus 2013, Posmo ditemani H. Achmad Toha,
juru kunci makam Sunan BejagungLor. Dari sini diketahui bahwa Sunan bejagung
adalah Syaikh Abdullah Asy’ari yangtidak lain adalah adik atau saudara ayah
dari Sunan Ampel, yaitu MaulanaIbrahim Asmoroqondi. Melihat garis keturunan
itu, tentu saja beliau adalahkakek dari Sunan Bonang. Yang pusara ketiga wali
ini sama-sama berada dikabupaten Tuban.
Menurut
penuturan Toha, semasahidupnya, Sunan Bejagung lebih memilih untuk
bermasyarakat, dengan mengajarkanilmu cocok tanam dan pertanian, yang
diselinggi dengan siar agama. Ketimbang hidupdi pemerintahan. Singkat cerita,
lantaran niatan hatinya karena lillah hitaallah, semua yangdihajatkannya
pun akhirnya terkabul. Sebab, lambat laun, misi siar agama yangdilakukan
kanjeng sunan pun berhasil, dan pengikut beliaupun semakin hari jugasemakin
banyak.
Bahkandari
cerita juru kunci juga mengatakan kalau salah seorang dari putera Mahkota
KerajaanMajapahit putera Prabu Hayam Wuruk (Brawijaya IV) bernama
PangeranKusumohadi yang sekarang dikenal dengan Pangeran Pengulu atau
Syekh HasyimAlamuddin atau Sunan Bejagung Kidul, pergi dari Kerajaan dan
menjadi santrikanjeng sunan untuk belajar ilmu Syariat , Thoriqot, Haqiqot, dan
Ma’rifat.“Pangeran Kusumohadi adalah salah seorang santri yang dikirim
oleh SyekhJumadil Kubro untuk mencari kanjeng sunan, agar dia mau belajar agama
samabeliau,” kata Toha kepada Posmo.
Dapatkan
Santri Kerajaan
Ibarat
wejangan jawa bilang’ sopo seng temen bakal tinemu’.Lantaran getol belajar
agama islam Pangeran Kusumohadi akhirnya menjadiorang Alim, sholeh, dan
ketauhidannya sangat tinggi. Ketimbang santri kanjengsunan lainnya. Karena hal
itulah, Kusumohadi diambil menantu SunanBejagung. Melihat kemampuan
menantunya juga ahli dalam mengajarkan agama,akhirnya Kusumohadi
dipasrahi siar di wilayah Bejagung Kidul.Sementara Syekh Maulana Abdullah
Asy’ari uzlah (berpindah) ke bagian utara yangsekarang dikenal dengan Bejagung
Lor.
Ternyata
keberadaan Kusumohadi diketahu ayah handanya. Seketikaitu juga, beliau
memerintahkan Patihnya bernama Gajah Mada yang memiliki ilmuKadigjayan yang
sangat tinggi dan terkenal dengan Ilmu Barat Ketigo, untukmengajak Sang Putera
Mahkota untuk pulang ke kerajaan. Berita itupun didengaroleh Pangeran
Kusumohadi, dan dia langsung menghadap kanjeng Sunan untukmembantunya. Sebab
sang Pangeran masih ingin tetap menekuni Ilmu Agama Islam.
Selanjutnya
Sunan Bejagung menggaret tanah sekitar PadepokanKasunanan Bejagung yang sampai
sekarang dikenal dengan ‘Siti Garet’ agartentara Majapahit tidak bisa masuk.
Tidak lama dari peristiwa itu, salahseorang santri melapor kepada Kanjeng Sunan
bahwa di sebelah selatanKasunanan Banyak Pasukan Gajah dari Majapahit.
Kanjeng Sunan mengatakan “tidakgajah
tetapi batu”. Seketika itu semua gajah menjadi batu.
Yangsampai sekarang dikenal dengan Watu Gajah. HARIS
**
Masyarakat
Desa Bejagung, dan sampai sekarangapabila ada warga yang akan mengadakan
kenduri selalu menggunakan ikan dodokkering,” kata KH Abdul Matin pengasuh
pondok Bejagung .
Pohon Kelapa Direbahkan Dengan Jari Tangan
Dari
sini sebenarnya Gajah Mada merasa bahwa ia telahdikalahkan oleh Sunan Bejagung.
Namun ia masih belum juga puas. Ia kemudianberusaha memamerkan kesaktiannya
dengan menggoyang sebuah pohon kelapa hinggasemua buahnya rontok. Sunan
Bejagung yang melihat itu hanya mengatakan “ Jikaingin mengambil buah kelapa
jangan seperti itu”. Beliau lantas menuding sebuahpohon kelapa yang segera tertunduk
begitu tangan Sunan Bejagung menudingnya danGajah Mada dipersilahkan mengambil
buah pohon kelapa yang telah rebah itu.
Gajah
Mada pun segera mengambil buah kelapa itu, lantasdiminumnya. Tak hanya satu, ia
mengambil ribuan buah kelapa untuk diminumsekaligus. Gajah Mada kemudian
berujar bahwa sekian banyak buah kelapa telah iaminum tetapi rasa hausnya masih
belum juga hilang. Mendengar itu Sunan Bejagungkemudian mengambil buah maja
berduri yang telah jatuh ke tanah.
Buah
maja itu lantas dikupas, dikeluarkan isinya dan diisidengan air kemudian
disuguhkan kepada Gajah Mada. Anehnya, air dalam buah majayang lebih kecil dari
kelapa itu seperti tak habis-habisnya saat diminum GajahMada. Bahkan Gajah Mada
merasa sudah tak kuat lagi minum dan menyatakan bahwaia menyerah.
Ia
mengakui bahwa telah kalah dari Sunan Bejagung. Dari situGajah Mada kemudian
bersedia untuk memeluk Islam dengan dibimbing oleh SunanBejagung. Setelah ia
mengundurkan diri dari jabatan Mahapatih, ia beralih namamenjadi Patih Barat Ketigo
dan menghabiskan sisa hidupnya di Bejagung. Makamnyakini terletak tak jauh dari
makam Sunan Bejagung Kidul, dikenal dengan namaMakam Panjang.
Pohon
maja berduri (mojori) itu saat ini memang telah tumbang. Tetapi ditempat
yang sama, dihalaman Ponpes Sunan Bejagung, kini telah tumbuh sebatang pohon
maja yang masihagak muda. Pohon itu berdekatan dengan batu tempat Gajah Mada
menyatakankeislamannya. HARIS
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat