Minggu, 29 September 2013

Seminar Perisai Diri




Dari Seminar Kesilatnas Perisai Diri Pusat di Surabaya

Silat Memfilter Masuknya Budaya Luar di Era Globalisasi

Paguyuban Kesilatnas Perisai Diri Pusat menggelar Seminar Membangun Persatuan dan Kesatuan Bangsa Melalui Pencak Silat sebagai Budaya Bangsa di Era Globalisasi pada Minggu, 22 September 2012 di Hotel Twin Surabaya kemarin. Berikut ini laporan posmo.

Seminar yang digelar Paguyuban Kesilatnas Perisai Diri Pusat cukup manarik minat peserta dan semarak. Karena dihadiri tokoh-tokoh senior murid langsung dari RMS Dirdjoatmojo, perdiri Perisai Diri seperti Soebagyo, Yahya Buari, Bambang Priyokuncoro, Joko Setiadi, Gundono Pendekar Kelana, dan murid lainnya yang hingga kini masih tetap memiliki kepedulian terhadap Perisai Diri.
Sejumlah cabang Paguyuban Perisai Diri hadir. Seperti Jakarta, Pasuruan, Mojokerto, Surabaya, Jakarta, Demak, Blitar, Trenggalek, dan sejumlah cabang Perisai Diri lainnya. Mereka datang untuk mengikuti seminar.
Dalam seminar tersebut sebagai moderator Dr. I Komang, Ketua Yayasan Kesilatnas Perisai Diri Pusat. Sedangkan narasumbernya Dr. Suparyono, Ketua Paguyuban Kesilatnas Perisai Diri Pusat, Ir. Untung Bakesbang Jatim, DYMM Sultan Suryoalam Raja Demak, Pratomo, Ketua IPSI Jatim.
Acara seminar dibuka dengan pertunjukan atraksi dari murid-murid Paguyuban Perisai Diri Mojokerto yang cukup menarik bagi peserta seminar. Semua mata memandang ke arah depan. Karena permainan jurus-jurusnya memiliki daya keindahan dan kecepatan dalam menyerang dan menghindar.
Kemudian dilanjutkan acara sesi seminar. Dalam seminar tersebut pembicara pertama Pratomo dari IPSI Jatim mengatakan, pencak silat merupakan warisan budaya bangsa yang memiliki potensi besar dalam pembentukan karakter kebaikan anak bangsa. Hal ini dilakukan melalui visi, misi, dan strategi yang dimiliki perguruan silat. Visinya adalah pembentukan karakter, misinya meraih juara dan strateginya menyelenggarakan turnamen.
Oleh karena itu, IPSI merekomendasi pemerintah untuk mendukung, swasta memberikan sponsor, menjaga keharmonisan antarperguruan, menjaga nilai olahraga yang sportif, memberikan apresiasi pencak silat.
Sedangkan Ir. Untung Bakesbang Jatim menjelaskan, sekarang ormas memiliki ciri-ciri tersendiri. Tetapi kalau dulu harus azas tunggal. Sehingga memiliki karakter tersendiri antara satu perguruan silat. Sementara Dr. Suparyono, Ketua Paguyuban Perisai Diri Pusat menyatakan, pencak silat tumbuh subur di lingkungan agama Islam dan Buddha. Karena itu punya makna silaturahim. Zaman dulu pertandingan silat tidak melukai, tetapi hanya merebutkan kopiyah.
Kini di era globalisasi silat dari luar negeri sudah banyak yang masuk ke Indonesia. Jika pencak silat tidak ingin tergilas, maka akan hancur akibat kalah bersaing. Hal ini berpengaruh pada perjuangan bangsa. Untuk itu, Paguyuban Kesilatnas Perisai Diri harus tampil kedepan memperjuangkan pencak silat agar tetap diminati anak-anak muda Indonesia. Juga akan tetap mengamankan ajaran RMS Dirdjoatmojo secara utuh dan murni.

Ilmu Panahan

Kemudian pembicara terakhir DYMM Sultan Suryoalam selalu pembina Paguyuban Perisai Diri Pusat menyatakan, silat sudah ada sejak zaman Majapahit hingga sekarang masih tetap ada. Hal ini memiliki kelebihan yaitu mampu membuat seseorang pergi ke mana-mana seperti Gudono Pendekar Kelana dari Perisai Diri. Beliau bisa keluar negeri gara-gara bisa silat.
Ke depannya Perisai Diri harus dikelola secara modern. Dimana anggotanya memiliki kartu identitas. Sehingga dapat diketahui jumlahnya. Begitupula dengan masalah keuangan harus tercatat bila mendapat sumbangan dari Bakesbang atau lainnya.. Sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
Lebih jauh lagi punya usaha lagi yaitu sebuah Perguruan Tinggi, pertambangan, padepokan sendiri seperti Padepokan Shaolin di Cina. Sehingga dapat digunakan sebagai tempat latihan para murid-murid, pendekar dan tempat tinggal pendekar yang sudah tua dengan kehormatan yang tinggi.
Di tengah-tengah diskusi seminar yang sedang hangat dalam perbincangan Deni Trisanto anggota senior Perisai Diri menyampaikan pendapat, bahwa RMS Dirdjoatmojo memiliki ilmu memanah dan dirinya yang hingga kini terus mengajarkannya. Bahkan presiden hingga Menpora menyaksikan saat anaknya mengadakan atraksi di Mal dan kantor wali kota. Ia buktikan dengan menampilkan slide. Banyak peserta langsung menuju penampilan slide memanah.
Dari situ akhirnya seminar memutuskan ilmu memanah RMS Dirdjoatmojo akan diajarkan kembali kepada murid-murid Paguyuban Kesilatnas Perisai Diri Pusat dibawah pimpinan Dr, Suparjono Jl Penjaringan Asri PS 1-J No. 39 Surabaya. Bagi para orang tua yang ingin belajar dan kursus dipersilakan.
Begitu pula dengan anak-anak muda yang suka akan ilmu silat dan panahan, baik pelajar maupun mahasiswa jika ingin belajar jangka panjang maupun pendek akan diterima dengan senang hati. Oleh karena itu, jangan disia-siakan kesempatan ini. Mengingat Perisai Diri memiliki komitmen menjadikan pesilat meraih perestasi kejuaaraan nasional dan internasional. HUSNU MUFID



0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat