Selasa, 13 Januari 2015

Munas 1 Perisai Diri 2015





Munas I Paguyuban Kesilatnas Indonesia Perisai Diri 1955 di Surabaya

Hasilkan Paradigma Baru Dunia Persilatan
Dalam menjalankan roda organisasi yang sesuai  budaya bangsa, Paguyuban Kesilatnas Indonesia Perisai Diri  Pusat Tahun 1955 menggelar Musyawarah Nasional ke 1 Sabtu-Minggu, 10-11 Januari 2015 di Gedung Graha  Widya  Stesia Jl Menur Pumpungan No. 30 Surabaya.  Berikut ini laporan  posmo.

Munas Paguyuban Besilatnas Indonesia Pusat tahun 2015 yang merupakan acara empat tahun sekali ini berlangsung selama dua hari berjalan dengan lancar. Hari pertama digelar  serimonial pembukaan Munas. Sejumlah  utusan dari berbagai cabang  Indonesia  Nampak hadir. Seperti  peserta dari jabotabek, Demak, Surabaya, Mojokerto, Blitar, trenggalek, Pasuruan, Tulungagung dan berbagai kota lainnya.
Dalam acara Pembukaan Munas ke 1 ini  Ketua Paguyuban Kesilatnas Indonesia Perisai Diri Pusat Tahun 2015. Yaitu Dr. Dr. H. Supardjono, MSi menyampaikan laporan pertanggungjawaban selama 4 tahun memimpin organisasi. Dalam hal ini seluruh peserta menerima dengan baik. 
Kemudian Dr. H. Supardjono  menyampaikan  tiga paradigma baru dalam dunia persilatan. Yaitu pertama, silatnas mempunyai makna silaturahmi, adanya sebuah kepemimpinan yang memperhatikan  satu landasan paradigma baru, bahwa silat sebagai  pola pikir persatuan  dan kesatuan bangsa.
Kedua, dibuktikan  para pahlawan  yang mengusir penjajah Belanda. Artinya, sebagai bela diri para pahlawan bangsa mengusir penjajahan bermakna perjuangan Silatnas bangsa yaitu mempertahankan budaya bangsa
Ketiga, berkepribadian bangsa dalam menghadapi era perdagangan bebas yang sebentarlagi memasuki Indonesia.  Silatnas melawan budaya asing di era globalisasi/AFTA 2015 dengan landasan silaturahmi/persatuan dan kesatuan bangsa. Sehingga terwujud sebagai kepribadian bangsa. Jika hal ini dilakukan, maka dunia persilatan  akan memiliki wibawa dimata bangsanya sendiri.
Kedepan, Paguyuban Kesilatnas Perisai  Diri Indonesia 1955 berharap agar perselisihan atau tawuran antar-perguruan yang kerap terjadi akhir-akhir ini tidak terulang. Tawuran antar-perguruan jelas melanggar kode etik karena silat sendiri bermakna silaturahmi yang intinya mempererat tali persaudaraa.
Olahraga bela diri silat di zaman perjuangan digunakan sebagai alat mempererat persatuan dan kesatuan sehingga kita bisa mengusir penjajah. Sayang, jika warisan asli dari leluhur kita tersebut disalahartikan.
Seluruh peserta Munas PD mendengarkan dengan  antusias pemikiran baru pendiri Paguyuban Kesilatnas Indonesia  Perisai Diri Pusat Tahun 1955 itu. Suasana menjadi  semakin meriah. Karena pemikiran yang demikian itu ditunggu-tunggu sejak lama. Sehingga Perisai Diri yang didirikan RMS. Dirdjoatmojo  akan  jaya kembali.
Kemudian esok harinya Minggu, 11 Januari 2015 dilanjutkan dengan acara sidang komisi. Pada Sidang Komisi Organisasi membahas nama  dan symbol serta struktur organisasi. Juga dibahas tentang penulisan buku Sejarah Perisai Diri.
Sedangkan pada Sidang Komisi Teknik dan Kerohanian membahas masalah  tentang  ilmu pernapasan, teknik pengajaran dan pelatihan. Pelatihan. Selama sidang  tersebut berjalan cukup demokratis. Semua usulan dari seluruh peserta ditampung. Hanya saja pada sidang pleno yang menentukan usulan itu disetujui atau  tidak.   
Setelah Sidang Komisi berakhir, dilanjutkan Sidang Pleno yang dipimpin Dr. I Komang Ketua Yayasan Paguyuban Kesilatnas Perisai Diri Pusat Tahun 1955. Selama persidangan berjalan  lancar dan demokratis. Semua peserta yang hadir dipersilahkan  mengadu argumentasi. Hingga akhirnya  menghasilkan  keputusan  yang cukup stategis dalam perjalanan organisasi kedepan.
Keputusan pertama, nama organisasi bernama Paguyuban Kesilatnas Indonesia Perisai Diri Tahun 1955. Disini menghilangkan  kalimat berbunyi” Pusat”. Kedua, Struktur organisasi  berbentuk segitiga. Yaitu Majelis Pengasuh, Dewan Pengurus dan Dewan Pendekar.  Untuk Majelis Pengasuh merupakan jabatan tertinggi yang berisikan para sesepuh yang sudah mumpuni dibidang dunia persilatan dan keadministrasian serta keorganisasian.      
Sedangkan usulan Komisi Teknik dan Kerohanian disepakati dalam siding pleno adalah pembukuan tentang teknik silat, pengurus pusat  menyelenggarakan latihan bersama secara periodic, untuk mendapatkan ilmu pernafasan  harus diberikan kepada  mereka yang sudah waktunya menerima. Jadi tidak semua orang  berhak diberikan ilmu pernafasan. Kemudian pengurus pusat memberikan ilmu panahan.

Hari dan Deni
Usai Sidang Pleno dilanjutkan pemilihan formatur. Adapun  Tim Formatur yang terdiri dari 5 orang yang dibentuk sesuai kesepakatan peserta  Munas. Lima orang formatur tersebut  antara lain Suparjono (wakil  pengurus pusat), Kundono (wakil Pendiri), I Komang Wiarsa (wakil Penasihat)  serta masing-masing  satu wakil dari cabang Mojokerto dan  Trenggalek.
Dari hasil pemilihan formatur  selama 5 menit diputuskan dua tokoh silat, Hari Purwanto dan Deni Trisyanto akan memimpin Paguyuban Kesilatnas Indonesia Perisai Diri 1955 periode 2015-2019, setelah keduanya terpilih sebagai ketua dalam Munas  Pertama 2015 Paguyuban Kesilatnas Indonesia 1955,   Hari dan Deni menggantikan Dr H Suparjono, SH. Msi yang memimpin  Paguyuban Kesilatnas Indonesia Perisai Diri 1955 periode 2010-2014. Suparjono sendiri, bakal penempati posisi Majelis Pengasuh dalam kepengurusan baru yang diharapkan terbentuk dalam waktu seminggu setelah Munas.
“Saya sudah tua, sebaiknya yang muda melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan. Soal  terpilihnya dua orang sebagai ketua,  biar keduanya yang mengatur sendiri,”ujar Dr. H. Suparjono.
Usai terpilih sebagai ketua,  Hari dan Deni meminta dukungan semua pihak baik yang muda maupun senior untuk memajukan silat. Deni juga menyatakan kesiapannya untuk memberikan pembinaan olahraga panahan kepada para pesilat, sesuai dengan permintaan peserta Munas. Bagi Deni, panahan dan silat ibarat dua sisi mata uang. Dua olahraga ini tidak bisa dipisahkan dari dirinya karena keluarganya hampir semuanya memiiliki keterampilan silat dan panahan.
 HUSNU MUFID



0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat