Dari Kenduri
1000 Tumpeng Haul ke-45 Bung Karno di Kota Blitar
Buka Bersama Sambil Peringati Haul Bung Karno
Haul Bung Karno yang ke-45 di Kota Blitar kembali
diperingati dengan nuansa agamis. Pejabat pemerintah dan rakyat menggelar
Kenduri 1000 Tumpeng pada Sabtu (20/6) di sepanjang Jalan Makam Bung Karno
hingga Museum Istana Gebang. Berikut ini hasil liputan wartawan posmo.
PERGELARAN Haul
Bung Karno ke-45 bertepatan dengan datangnya bulan suci Ramadan tidak
menyurutkan pejabat pemerintah dan masyarakat untuk memperingatinya. Berbagai macam
tumpeng yang berisikan lauk pauk digelar di sepanjang jalan antara makam Bung
Karno hingga Museum Istana Gebang Blitar. Jumlah tumpeng mencapai 1000 buah.
Hadir dalam
acara tersebut Wakil Gubernur Drs. H. Syaifullah Yusuf, Bupati Blitar, Walikota
Blitar, ulama Blitar dan masyarakat luas. Tidak ketinggalan pula spiritualis
asal Blitar ikut hadir seperti H. Mukayani, S.E., M.M., Bung Hari Sunaryanto,
dan Heru, pengamat benda-benda bersejarah dari Tulungagung. Mereka duduk
bersila di atas karpet merah di sepanjang jalan antara makam Bung Karno hingga
Museum Istana Gebang Blitar.
Peringatan Haul
Bung Karno tersebut dikemas dalam bentuk buka bersama antara masyarakat dengan
pejabat. Tujuannya adalah menciptakan kemanunggalan antara pejabat pemerintah
dengan masyarakat setempat maupun masyarakat yang datang dari berbagai kota
Indonesia yang disertai niatan tulus ikhlas.
“Sebanyak 1000
tumpeng itu berasal dari pejabat pemerintah Kota Blitar dan dari masyarakat
setempat. Hal ini karena merasa memiliki. Masyarakat menyediakan tumpeng atas
inisiatif sendiri,” ujar Gigih, Humas Wali Kota Blitar.
Adapun acara
diawali dengan membaca Surat Yasin dan Tahlil. Dipimpin oleh Ketua PC NU Kota
Blitar. Sepanjang jalan membaca dengan pelan-pelan dengan suara merdu. Jalan
yang semula terdengar suara kendaran bermotor berubah menjadi suara ayat suci
dan tahlil. Masyarakat yang mendengarkan pun bergetar hatinya.
Suasana yang
awal mulanya terasa agak panas karena sengatan matahari dari arah barat tiba-tiba
berubah menjadi sejuk. Matahari yang berada di sisi barat meredupkan sinarnya.
Angin yang awalnya kencang meniup pohon-pohonan tiba-tiba berhenti. Suasana
menjadi sunyi.
Tanda-tanda alam
itu dirasakan oleh sejumlah pejabat, masyarakat, dan spiritual yang hadir.
Mereka meyakini roh Bung Karno datang menghadiri acara Kenduri 1000 Tumpeng pada
peringatan haulnya ke-45. Suasana pun semakin nyaman. Pejabat dan masyarakat
tampak khusuk dalam membaca tahlil. Bahkan semakin bersemangat memperingati
haul pendiri Negara Republik Indonesia itu.
Tanda-Tanda Alam
Selama pembacaan
tahlil banyak kejadian yang tidak masuk akal. Banyak tumpeng terbuka dengan
sendirinya. Nasi dan lauk-pauknya berbau harum dan tetap terasa panas. Tidak
ada lalat yang mendekat. Padahal di tempat terbuka. Hingga akhirnya prosesi
pembacaan surat yasin dan tahlil berjalan khusuk.
Kehadiran Bung
Karno saat pembacaan Surat Yasin dan Tahlil tersebut dibenarkan oleh Dr. I
Gusti Arya Wedhakarna Suyasa III, Raja Majapahit Bali dan anggota Dewan
Perwakilan Daerah. Karena statusnya kini telah menjadi Dewa kemudian turun ke
dunia dalam bentuk roh untuk mendoakan rakyatnya agar hidup makmur, Juga
mendoakan pemimpin-pemimpin Indonesia yang mendolimi rakyat agar mendapatkan
karma niskala.
Pendapat anggota
Dewan Perwakilan Daerah tersebut dibenarkan oleh sejumlah spiritualis dan
masyarakat yang hadir pada saat acara haul. Karena tanda-tanda alam itu
menunjukkan kehadiran Bung Karno dalam nuansa kondisi ekonomi semakin meredup
dan belum menunjukkan tanda-tanda membaik.
“Untuk itulah,
Bung Karno hadir dalam acara ini. Mendoakan rakyatnya yang sedang mengalami
penderitaan akibat kedoliman para pemimpinnya. Paling tidak ia memberikan
harapan baru. Meskipun tidak muncul dalam bentuk fisik, namun dalam bentuk roh.
Saya melihat roh itu,”ujar Heru spiritualis, asal Tulungagung yang saat itu
hadir bersama istri dan anaknya.
Usai acara
tahlil dilanjutkan dengan ceramah oleh Wakil Gubernur Jatim Drs. H. Syaifullah
Yusuf. Seluruh pejabat dan undangan yang hadir merasakan mendapatkan
pencerahan. Karena ceramahnya mengingatkan akan peran Bung Karno menciptakan
Pancasila yang pengaruhnya cukup besar bagi persatuan bangsa Indonesia.
Mereka
berkeyakinan sisa sisa tumpeng yang masih berisi makanan mengandung barokah.
Karena saat acara pembacaan Yasin dan Tahlil, Bung Karno Hadir dalam bentuk roh
yang tidak kasat mata. Oleh karena itu, dalam waktu singkat tumpeng-tumpeng
yang jumlahnya cukup banyak itu habis tak tersisa. Kemudian dilanjutkan dengan shalat
Magrib berjamaah di mushala. Usai ceramah
dilanjutkan dengan acara buka bersama dengan menyantap 1000 tumpeng yang
disediakan pemerintah daerah (Pemda) Kota Blitar dan masyarakat. Mereka
menyantap dengan lahap dan suka cita. Khusus tumpeng bekas para pejabat yang
tersisa menjadi rebutan sejumlah masyarakat yang hadir.HUSNU MUFID
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat