Kamis, 15 Oktober 2015

wawancara Roh PKI di Magetan



Prosesi Mendengarkan Roh Simpatisan PKI di Makam Temanggungan Magetan

Minta Ditegakkan Keadilan Agar Arwah Tidak Penasaran       
Pada bulan September hingga Oktober 2015 kader-kader PKI yang terbunuh pasca Kudeta 30 S/PKI  menjadi pembicaraan masyarakat luas mengenai arwahnya. Hal ini menjadikan Ki Lawu Maorpati mencoba melakukan wawancara dengan arwah-arwah kader  dan simpatisan PKI di  Makam Temanggungan Desa Temanggungan  Kec. Keras Magetan.  Seperti apakah  wawancara rohnya.

Tepat pukul 20.00 wib Ki Lawu Maospati  bersama sejumlah masyarakat  dan anak buahnya  menuju  makam Tumenggungan. Dimana makam tersebut merupakan makam yang cukup tua. Ada sejak zaman  berdirinya kerajaan Maiun yang dipimpin Pangeran Timur putra Sultan Trenggono Demak Jawa Tengah. Suasa saat itu cukup gelap. Tapi tidak membikin takut rombongan yang akan mewawancarai arwah simpatisan PKI.
Untuk mendapatkan makam simpatisan PKI itu tidak sulit. Karena letaknya berada di pinggir jalan desa. Suasana gelap tidak membikin takut rombongan. Malahan dianggap sebuah tantangan. Kemudian Ki Lawu Maospati  menyalakan lilin disetiap penjuru lokasi terkuburnya 237 jasad simpatisan PKI. Suasana berubah menjadi terang.
Angin yang semula  kencang tiba-tiba menghilang. Bersamaan itupula Ki Lawu Maosmati menidurkan  Budi  Sukowidi sebagai mediator untuk memanggil arwah simpatisan PKI. Dalam waktu singkat roh telah memasuki tubuh Budi. Saat itupula  Agus, Ela, Budi Santoso, Dian dan Enggi anak muda desa mengelilingi dengan tujuan agar kekuatan gaib lain tidak mengganggu. Mengingat sekitar makam Temanggungan banyak mahluk gaib yang mencoba mengganggu.
Dalam waktu singkat Budi Sukowidi yang kerasukan roh simpatisan PKI, kemudian ditanya oleh Ki Lawu Maospati tentang kondisi arwah simpatisan PKI yang dibunuh. Arwah simpatisan PKI  melalui tubuh Budi menjawab, bahwa kondisi arwahnya sangat merana.  Karena  belum bisa menghadap Tuhan YME. Sebab saat meninggal dunia  dulunya bukan dalam kondisi yang wajar sebagaimana manusia pada umumnya, melainkan dalam kondisi menyedihkan. Yaitu dibunuh oleh algojo berbaju hitam dengan menggunakan linggis.
Linggis-lingis itu yang membuat tubuhnya berlumuran darah dan langsung meninggal dunia. Lagipula  kematiannya tidak disucikan dan dikafani, melainkan dikubur bersama-sama 237 jasad  simpatisan PKI dalam kondisi berlumuran darah.
Kemudian dalam wawancara batin itu, Ki Lawu mendapatkan pesan dari arwah tersebut agar masyarakat mendoakan dirinya. Karena doa suci yang disampaikan akan meringankan beban yang selama ini berada dialam kubur. “Ya, arwah yang banyak dialam kubur itu meminta doa suci kepada masyarakat. Sebab dia juga memiliki Tuhan,”ujarnya.

Makam Tanpa Nisan
Selain meminta doa suci, arwah-arwah simpatisan PKI itu meminta kepada pemerintah sebuah keadilan. Karena selama ini selama hidup hingga meninggal dunia tidak mendapat keadilan yang sejati. Malahan mendapatkan kehinaan dan ketidakadilan. Buktinya hingga saat ini makamnya dirahasiakan dan tidak diberi  nisan sebagaimana makam-makam pada umumnya.
Juga sebagian  arwah yang ikut dipendam bersama simpatisan PKI itu menyampaikan akar keadilan benar-benar ditegakkan. Karena dirinya  bukan simpatisan PKI, akan tetapi ikut juga dibunuh akibat fitnah keji dari lawan bisnisnya. Mengingat zaman dulu asal tunjuk seseorang dianggap PKI, maka langsung dibawa oleh militer dan milisi. Padahal dirinya bukanlah anggota simpatisan PKI.
Usulan-usulan arwah simpatisan PKI itu menjadikan Ki Lawu Maospati tubuhnya bergetar. Karena takut dikerubut arwah penasaran itu. Jika usulan-usulannya nanti tidak sempat tersampaikan kepada masyarakat dan pemerintah. Saat itupula angin rebut datang tengah  malam. Lilin yang dinyalakan mengelilingi makam simpatisan tiba-tiba mati. Suasana menjadi gelap gulita. Rombongan yang melakukan wawancara roh secara batin langsung meninggalkan tempat dengan terburu-buru.
Sedangkan Ki Lawu Maospati langsung tancapgas meninggalkan lokasi menyusul anak buahnya yang lebih dahulu pulang. Tapi sayangnya dia kesasar hamper masuk sawah. Akhirnya kembali kelokasi menjemput Agus anak buahnya yang motornya mati mendadak tidak bias dihidupkan. Ia mengakui kalau makam Tumenggungan tempat pembantaian PKI sangat angker.Oleh karena itu tidak bias wawancara secara batin dalam waktu yang lama dan langsung pulang. Tujuanya agar selamat dan menghindari amuk arwah penasaran.HUSNU MUFID   

  
  

1 komentar:

Paket Wisata Jawa mengatakan...

Wah bisa di wawancarai ya??? mau buat Almari Pakaian Kayu Jati dulu.

Posting Komentar

silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat