Senin, 28 Maret 2016

Odalan Puri Surya Majapahit Mojokerto




Odalan di Situs Kerajaan Majapahit Trowulan, Mojokerto
Doa Untuk Leluhur dan Napak Tilas Ibukota
Odalan atau lebih dikenal dengan nama Hari Ulang Tahun Kerajaan Majapahit yang didirikan Raden Wijaya kembali diperingati Betara Agung Brahmaraja XI, pendiri Puri Surya Majapahit bersama masyarakat di situs bekas kerajaan Majapahit, Trowulan, Mojokerto, Rabu, 23/3 kemarin. Seperti apakah peringatannya?


Peringatan Odalan leluhur Majapahit diawali dengan puja puji doa dipimpin oleh Resi Bujangga dari Bali di Pendopo Agung Puri Majapahit. Doanya khas Siwa Buddha yang merupakan agama resmi kerajaan Majapahit. Seluruh umat yang hadir ikut berdoa dengan khusuk untuk leluhur, keselamatan bangsa dan kembalinya kejayaan leluhur.
Kemudian dilanjutkan pidato budaya oleh Betara Agung Brahmaraja Wilatikta XI di atas singgasana warna merah menyala dengan dikawal aparat kepolisian. Dalam sambutannya menyatakan, kita ini sebenarnya berutang kepada leluhur. Cukup besar jumlahnya. Untuk itulah, perlunya tetap melestarikan budaya leluhur yang adiluhung.
Pelestarian budaya Majapahit memang harus tetap dilakukan. Sehingga masyarakat datang berduyun-duyun ke situs-situs Majapahit, baik masa liburan maupun hari-hari biasa. Jika hal ini terjadi, maka sudah barang tentu wisata sejarah akan semakin marak di Jawa Timur.
Setelah acara sambutan selesai, dilanjutkan kirap keliling bekas  Ibukota Kerajaan Majapahit. Dalam kirap tersebut, barisan paling depan adalah pasukan berkuda yang dinaiki Betara Agung Brahmaraja XI Wilatikta. Di belakangnya diikuti penari kuda lumping, hadrah yang terdiri atas para santri, barongsai, tari barong dari, dan pecinta budaya Majapahit.
Pemberangkatan kirap dengan membawa keris Empu Gandring yang cukup terkenal pada zaman kerajaan Singosari. Juga mengirap Patung Ratu Mas yang merupakan jelmaan dari Dara Jingga istri Raden Wijaya. Tujuannya agar masyarakat mengetahui lebih dekat.
Situs yang pertama dilewati adalah situs Kolam Segaran peninggalan kerajaan Majapahit yang dulunya merupakan tempat pembuangan piring emas. Usai mengadakan jamuan makan malam antara raja dengan tamu asing dari kerajaan mancanegara.

Sesaji Terbesar
Kemudian dilanjutkan perjalanan menyusuri bekas perkampungan bangsawan, istana Majapahit dan artefak-artefak yang terpendam dalam tanah. Untuk kali ini peserta kirap mengelilingi situs yang jaraknya cukup jauh. Meskipun demikian, tidak merasa lelah karena masyarakat setempat menyambut dengan antusias.
Seribu masyarakat setempat dan luar Kabupaten Mojokerto melihat prosesi Odalan secara langsung berderet di pinggir jalan. Karena Odalan yang dilaksanakan hanya satu tahun sekali. Mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Untuk tahun ini mendapat dukungan luas dari RT, RW, dan Kepala Desa sehingga proses pelaksanaan berjalan meriah.
Usai mengadakan kirap dilanjutkan dengan makan bersama dan menyediaan sesaji lengkap. Bahkan sesaji yang disediakan cukup besar melebihi tahun lalu. Hal ini dilakukan sebagai upaya membayar utang kepada leluhur Majapahit yang telah memberikan kedamaian dan kemakmuran bagi anak cucunya.
Bagi masyarakat biasa mungkin sesaji lengkap merupakan hal yang biasa. Namun untuk Puri Surya Majapahit, sesaji yang disediakan pada acara Odalan tahun 2016 memiliki nilai-nilai luhur yang cukup tinggi. Karena sebagai persembahan kepada arwah-arwah leluhur Majapahit yang telah meninggal dunia beberapa abad yang lalu. HUSNU MUFID

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat