Kamis, 23 Juni 2016

Sunan Kalijogo


Kisah Sunan Kalijaga Jadi Wali dan Ajarannya

Nasehat Sunan Bonang di Pinggir Sungai Luluhkan Keyakinannya

Kempat,  umat islam harus mlakuho topo lelono njajah deso milang kori. Berjalanlah bertapa lelana dalam bentuk bermujahadah, susah payah dalam perjalanan ruhani, spiritual (suluk), riyadlah atau perjalanan fi sabilillah. Dengan melakukan perjalanan ini, maka akan menemukan hal-hal yang terbaik bagi diri sendiri maupun umat Islam di akhir zaman.
Kelima, ojo nganti/ngasi bali yen durung bali patang sasi. Artinya jangan pulang sebelum kembali 4 bulan/masa. Karena masa 4 bulan itu merupakan masa pencarian menuju kemuliaan. Sehingga nantinya terbentuk sebagai manusia  sejati. Karena perjalanan memerlukan waktu yang cukup lama dan tidak bias dilakukan secara singkat. 
Keenam, golek wisik songko sang Allah. Artinya mencari petunjuk, ilham, hidayah dan kepahaman ruhani dari Dzat yang Maha Esa. Dengan mencari petunjuk, maka nantinya akan menemukan jalan yang benar menuju jalan yang benar. Karena kebenaran itu didapatkan dari mencari wisik. HUSNU MUFID


Sunan Kalijogo atau Raden Joko Sahid lahir tahun 1450M. Memiliki nama lain seperti Lokajaya, Syekh Malaya,  Pangeran Tuban dan Raden Abdurrahman. Berdasarkan satu versi masyarakat Cirebon, nama Kalijaga berasal dari Desa Kalijaga di Cirebon.
Ayahnya bernama Arya Wilatikta,  keturunan dari Arya  Ronggolawe. Merupakan bupati kerajaan Majapahit yang beragama Islam. Karena itu  sudah memeluk Islam sejak sebelum lahirnya Raden Joko Sahid.
Sejarawan Belanda Van Den Berg menyatakan bahwa Sunan Kalijaga adalah keturunan Arab yang silsilahnya Nabi Muhammad. Sedangkan Babad Tuban menyatakan bahwa Aria Teja alias 'Abdul Rahman berhasil mengislamkan Adipati Tuban, Aria Dikara, dan mengawini putrinya.
Dari perkawinan ini ia memiliki putra bernama Aria Wilatikta. Sementara  catatan Tome Pires, penguasa Tuban pada tahun 1500 M adalah cucu dari peguasa Islam pertama di Tuban. Sunan Kalijaga atau Raden Mas Said adalah putra Aria Wilatikta.
Sejarawan lain seperti De Graaf membenarkan bahwa Aria Teja I ('Abdul Rahman) memiliki silsilah dengan Ibnu Abas, paman Muhammad. Sunan Kalijaga mempunyai tiga anak salah satunya adalah Umar Said atau Sunan Muria.
Semasa muda Raden Joko Sahid memiliki kepedulian terhadap rakyat miskin. Karena kondisi waktu itu kerajaan Majapahit mengalami perang saudara. Sehingga ekonomi rakyat mengalami kemerosotan. Apalagi kerajaan meminta pajak kepada rakyat. Khususnya petani.
Raden  Joko Sahid muda tidak setuju pada segala kebijakan kerajaan Majapahit yang mengenakan pajak kepada para petani. Kemudian  lumbung padi kadipaten dicuri dan dibagi- kepada rakyat Tuban yang miskin.
Tindakan itu diketahui ayahnya dan mengusirnya dari istana kadipaten seraya mengatakan bahwa ia baru boleh pulang jika sudah mampu menggetarkan seisi Tuban dengan bacaan ayat-ayat suci Al Qur’an. Diluar istana Kadipaten Raden Joko Said mengambi  lumbung pada milik orang kaya yang tidak mau sedekah dengan penampilan menggunakan topeng sebagai penyamaran agar tidak diketahui ayahnya.Padi yang diambil itu dibagikan kepada rakyat miskin. Hingga akhirnya ia diberi gelar rakyat dengan nama ‘Lokajaya’ artinya kurang lebih ‘Perampok Budiman’.
Nama Lokajaya itu kemudian didengar Sunan Bonang. Pada suatu saat  Joko Said bertemu dengan putra Sunan Ampel disebuah hutan kolang kaling. Namnya  Syekh Maulana Makhdum. Dari pertemuan ini menyadarkan Raden Joko Sahid untuk tidak melakukan pembagian kekayaan pada rakyat miskin dari hasil jarahan  benda berharga dari orang kaya. Tanpa minta ijin.
Raden Joko Sahid akhirnya menjadi murid Sunan Bonang yang paling setia.
Untuk dapat lulus dari ujian dan benar-benar tobat, maka Sunan Bonang menyuruh untuk bertapa dipinggir sungai guna melakukan zikir terus menerus sebelum dirinya dating kembali. Perintah itu dipatuhi oleh Raden Joko Sahid hingga akhirnya Sunan Bonang datang kembali menemui. Darisinilah mendapat gelar dengan nama Sunan Kalijogo.
Kemudian dalam perjlanan  hidupnya Raden Joko Sahid menjadi seorang yang terkenal dalam mengajarkan ajaran Islam ditengah-tengah rakyat Tuban. Darisinilah ia dapat diterima kembali oleh ayahnya memasuki kadipetan Tuban. Selanjutnya menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishak dan mempunyai 3 putra: Raden Umar Said (Sunan Muria), Dewi Rakayu dan Dewi Sofiah. Maulana Ishak memiliki anak bernama Sunan Giri dan Dewi Saroh. Mereka adalah kakak beradik. Juga menikah dengan putri Sunan Gunung Jati.
Usia kehidupan Sunan Kalijaga mencapai 100 tahun lebih. Hidup di zaman masa akhir kekuasaan Majapahit (berakhir 1478), Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon dan Banten, bahkan juga Kerjaan Pajang yang lahir pada 1546 serta awal kehadiran Kerajaan Mataram dibawah pimpinan Panembahan Senopati.
Ia ikut pula merancang pembangunan Masjid Agung Demak Cirebon dan Masjid Agung Demak. Tiang "tatal" (pecahan kayu) yang merupakan salah satu dari tiang utama masjid adalah kreasi Sunan Kalijaga. Juha menanam pohon beringin didepan kerajaan Mataram.
Semasa hidupnya selalu melakukan perjalanan dakwah diberbagai daerah Jawa mulai dari Tuban, Cirebon, Demak, Kartasura. Perjalanan dan peristirahatan  terakhirnya di Kadilangu Demak. Hungga kini makamnya banyak dikunjungi umat Islam dari berbagai daerah Indonesia.  
Ajarannya

Hidup manusia ini sebenarnya tidaklah terlalu lama jika dirasakan. Ibaratnya manusia hanya mampir minum. Begitupula dengan atangnya kiamat  cepat atau lama akan datang juga. Hal ini ditandai oleh tiga hal yaitu pertama, Yen pasar ilang kumandange. Artinya jika pasar sudah mulai hening. Tidak terdengar suara apapun sebagai mana layaknya  orang saling tawar menawar barang dagangannya.
Kedua,  yen kali wis ilang kedunge...Artinya, jika sungai sudah mulai dangkal sehinga hilanglah kedungnya. Jika sumber air sudah mulai kering. Maksudnya jika para alim ulama sumber ilmu sudah mulai wafat satu persatu, tanda ilmu mulai dicabut dari muka bumi. Sehingga orang tak berilmu menjadi pemimpin agama dan dimintai fatwa. Maka ini alamat bahwa dunia mau diQiamatkan Allah SWT. Ulama ditamsilkan seperti air yang menghidupkan hati hati manusia yang gelap tanpa cahaya hidayah.
Ketiga, yen wong wadon wis ilang wirange. Artinya jika wanita sudah tidak punya rasa malu. Mereka mengumbar aurot dan sudah tidak kenal  malu lagi.berpakaian minim  dengan menonjolkan bentuk tubuhnya ditengah-tengah masyarakat. Sehingga banyak  laki-laki yang tertarik dan ingin menggauli secara bebas dan wanitanya bersedia digauli.
Sunan Kalijogo  seorang Wali Songo yang cukup terkenal dikalangan masyarakat Jawa Tengah. Karena kemampuannya memasukkan ajaran Islam ke dalam tradisi masyarakat kerajaan Majapahit. Berikut kini kisah hidupnya.
Kempat,  umat islam harus mlakuho topo lelono njajah deso milang kori. Berjalanlah bertapa lelana dalam bentuk bermujahadah, susah payah dalam perjalanan ruhani, spiritual (suluk), riyadlah atau perjalanan fi sabilillah. Dengan melakukan perjalanan ini, maka akan menemukan hal-hal yang terbaik bagi diri sendiri maupun umat Islam di akhir zaman.
Kelima, ojo nganti/ngasi bali yen durung bali patang sasi. Artinya jangan pulang sebelum kembali 4 bulan/masa. Karena masa 4 bulan itu merupakan masa pencarian menuju kemuliaan. Sehingga nantinya terbentuk sebagai manusia  sejati. Karena perjalanan memerlukan waktu yang cukup lama dan tidak bias dilakukan secara singkat. 
Keenam, golek wisik songko sang Allah. Artinya mencari petunjuk, ilham, hidayah dan kepahaman ruhani dari Dzat yang Maha Esa. Dengan mencari petunjuk, maka nantinya akan menemukan jalan yang benar menuju jalan yang benar. Karena kebenaran itu didapatkan dari mencari wisik. HUSNU MUFID


0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat