Selasa, 03 Mei 2016

Ibnu An Nafis 2


Ibn Al-Nafis (2 habis)
           
Hibahkan Perpustakaan dan Klinik untuk Rumah Sakit
Ibn Al-Nafis merupakan sosok ulama yang cukup mumpuni. Ia bukan hanya pandai dalam ilmu agama, melainkan pandai dalam ilmu kedokteran. Temuan-temuannya dalam teori ilmu kedokteran cukup mencegangkang bagi dunia kedokteran. Berikut ini laporan posmo.


Al-Nafis meyakini bahwa darah yang berasal dari bilik kanan jantung harus mengalir ke bilik kiri jantung, namun tak ada penghubung antara dua bilik tersebut. Katup jantung tak berlubang dan berpori baik yang terlihat maupun tak terlihat seperti teori yang dikemukakan Galen.
Nafis menambahkan bahwa darah dari bilik kanan jantung mengalir melalui pembuluh arteri ke paru-paru. Kemudian darah itu bercampur dengan udara dan mengalir melalui pembuluh vena ke bilik kiri jantung dan membentuk spirit vital. Di bagian lain, Al-Nafis mengajukan sebuah postulat meski dalam dunia kedokteran apa yang ia lontarkan tersebut jarang sekali dibicarakan. Ia menyatakan bahwa nutrisi bagi jantung diesktrak dari pembuluh darah yang melalui dinding-dinding jantung.
Hal ini ia katakan untuk menepis pendapat Ibn Sina yang menyatakan nutrisi bagi jantung berasal dari darah yang berada di bilik kanan jantung. Justru nutrisi jantung diperoleh dari darah yang mengalir melalui pembuluh darah yang merembes ke badan jantung. Dengan postulatnya ini, Ibn Al-Nafis meletakkan konsep dasar peredaran darah jantung. Namun kegemilangan Al-Nafis dalam bidang kedokteran ini belum dikenal selain di kawasan Arab.
Baru tiga abad setelah itu, Eropa mengenal penemuan-penemuan besar dalam bidang kedokteran melalui terjemahan tulisan-tulisan Al-Nafis dalam bahasa latin oleh Andrea Alpago pada 1547.
Tak lama kemudian, tepatnya pada 1553, Michael Servetus memaparkan tentang peredaran darah paru itu dalam buku teologinya yang berjudul Christianismi Restitutio. Andreas Vesalius menjelaskan tentang konsep peradaran darah paru dalam bukunya, De Fabrica, dengan cara yang sama dengan Ibn Al-Nafis.
Sebuah penelitian yang menarik menunjukkan bahwa pada edisi pertama bukunya, 1543, Vesalius sependapat dengan Galen. Ia menuliskan bahwa darah mengalir melalui sekat jantung dari bilik kanan ke bilik kiri jantung.
Pada edisi keduanya, 1555, ia menyangkal tulisannya itu sebagai ganti ia berpendapat bahwa dirinya tidak melihat bagaimana darah dalam kuantitas kecil dapat ditransfer melalui saluran tertentu yang ada pada sekat jantung dari bilik kanan ke bilik kiri jantung. Penjelasan lain yang sama dengan penjelasan Ibn Al-Nafis diberikan oleh Realdus Colombo pada 1559 dalam bukunya, De re Anatomica.
Kemudian pada 1628, William Harvey, mendemonstrasikan hal tersebut dengan observasi anatomik binatang dalam laboratorium mengenai gerakan darah dari bilik kanan ke paru-paru dan kembalinya darah dari bilik kiri jantung melalui pembuluh vena dan ia menegaskan bahwa ia tak dapat menemukan pori-pori apa pun yang terdapat pada sekat tebal tersebut.
Karya lain Al-Nafis adalah Kitab al-Mukhtar fi al-Aghdhiya, yang mengupas tentang efek diet bagi kesehatan. Selain itu, juga Kitab al-Shamil fi al-Tibb, semula ia rencanakan menjadi sebuah ensiklopedia yang terdiri atas 300 jilid, tetapi terhenti di tengah jalan karena Al-Nafis wafat. Sebelum Ibn Al-Nafis menghembuskan napas terakhirnya, pada 1288, ia menghibahkan perpustakaan dan kliniknya untuk rumah sakit.
Meninggalnya Al Nafis menjadikan dunia Islam kehilangan seorang ulama yang mengerti ilmu kedokteran. Karena sebelum dunia Barat maju dalam bidang ilmu kedokteran, Al-Nafis merupakan ulama yang banyak melahirkan teori-teori ilmu kedokteran. Memang sungguh luar biasa. HUSNU MUFID



0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat