Mengungkap Situs Kadipaten Terung di
Krian Sidoarjo
Makam
Raden Kusen Adipati Muslim Kerajaan Majapahit
Kabupaten Sidoarjo dulunya sebenarnya
bernama Kadipaten Terung dibawah kerajaan Majapahit. Adipatinya bernama Raden
Kusenyang beragama Islam. Kini sisa-sisa peninggalannya masih ada. Meskipun
banjir lahar Punung Penanggungan telah menghancurkannya. Berikut ini hasil
liputan wartawan posmo.
Krian merupakan salah satu wilayah
daerah bekas kekuasaan Majapahit. Di wilayah barat Sidoarjo ini dulunya
terdapat Kadipaten Terung, yang kini tepatnya berada di Desa Terung, Kecamatan
Krian. Dulunya merupakan kadipaten bawahan kerajaan Majapahit.
Kini Desa Terung sendiri terbagi menjadi
dua desa yakni Desa Terung Wetan dan Desa Terung Kulon. Jika di Terung Wetan
terdapat makam Putri Ayu Oncat Tondo Wurung putrid Raden Kusen. Sedangkan di Desa Terung Kulon terdapat makam ayahnya yakni
Raden Kusen adik dari Sultan Fatah dari kerajaan Demak Bintoro.
Raden Kusen pernah memimpin Kadipaten Terung pada masa
Prabu Brawijaya V ayah kandun raden Patah. Kadipaten Terung sendiri diperkirakan musnah
setelah terkena aliran lahar dingin letusan gunung Penanggungan beberapa abad
yang lalu bersamaan dengan runtuhnya kerajaan Majapahit yang pindah ke Kediri
dibawah pemerintahan Girindawardhana.
Bukti-bukti di Krian Sidoarjo merupakan
bekas Kadipaten Terung adalah diketemukannya makam Raden Kusen yang masih
terpelihara keasliannya. Letaknya disamping masjid dan makam Putri Oncat Tondo
Wurung. Juga bekas bangunan candi berbentul huruf L yang terbuat dari batu
bata.
Khusus makam Raden Kusen tidaklah sulit
untuk menemukamnya. Letaknya berada di belakang Masjid Baiturrohim, Desa Terung
Kulon. Makamnya terbuat dari batu bata bersusun. Keasliannya masih terjaga.
Warga benar-benar menjaganya dengan baik dan tidak berani membangun. Dinas
purbakala memberikan papan pengumuman tidak boleh mengubah atau memindah.
Karena akan mendapatkan hukuman dan denda.
Meski makam Raden Kusen bernilai sejarah,
namun tak banyak pengunjung yang mengunjungi makam beliau. Hal ini karena
masyarakat banyak yang belum mengetahui secara luas seorang adipati zaman
kerajaan yang beragama Islam. Berbeda
dengan makam putrinya Roro Oncat Tondo Wurung yang lokasinya sekitar 2
kilometer.
Menurut Anas, juru pelihara makam ini,
Raden Husen adalah anak dari hasil pernikahan Retno Subanci (putri Cina) dengan
Prabu Arya Damar, adipati Palembang. Perkawinan itu merupakan hadiah dari Prabu
Brawijaya V (Kertawijaya). Bagi Raden Husen, Prabu Brawijaya V merupakan
kakeknya. Raden Husen termasuk seorang adipati yang setia kepada Kerajaan Besar
Majapahit.
Di akhir masa kejayaannya kerajaan yang
beraliran Hindu Budha ini pernah mendapatkan serangan dari Kesultanan Demak
dibawah pimpinan Raden Patah. Raden Husen sebagai pemimpin Kadipaten Terung
merasa terpanggil untuk mengatasi serangan itu. Apalagi Kadipaten Terung
termasuk wilayah taklukan Majapahit dibawah kekuasaan Brawijaya V
(Girindrawardhana) yang tidak lain adalah kakeknya sendiri.
Dengan kesaktian Raden Husen, akhirnya
Sunan Ngudung sebagai pimpinan pasukan Demak Bintoro berhasil ditaklukan.
Tombak sakti Raden Husen berhasil melukai sang senopati perang yang tak lain
adalah ayahanda Sunan Kudus. Konon tombak pusaka Raden Husen ini tak bisa
dilepaskan hingga akhirnya jasad Sunan Ngudung dikebumikan bersama tombak yang
menancap tadi.
Ada dua makam di kompleks pusara Raden
Husen. Satu makam di sebelahnya konon merupakan petilasan untuk mengenang
senopati perang Kesultanan Demak yang dikalahkan Raden Husen. Konon makam
tersebut bekas ceceran darah Sunan Ngudung, ayah Sunan Kudus yang menjadi
panglima tentara Demak.
Hilangnya
Pagar Bata
Dari pantauan Posmo, di lokasi makam
Raden Husen terbuat dari batu bata kuno. Mengingat saat itu pengaruh Majapahit
masih terasa meski sudah memudar. Batu nisan juga terbuat dari bata merah
dengan sedikit ornamen. Tidak diketahui secara pasti angka tahun yang terpahat
di batu nisan itu. Untuk makam Raden Husen tumpukan bata terlihat lebih tinggi.
Sedangkan makam di sampingnya dibuat agak rendah.
Anas mengatakan dulunya makam itu
berdiri pagar batu merah kuno setinggi 3 m. Tingginya membujur ke utara hingga
kebun bambu membelok ke barat kemudian membelok ke selatan di samping kebun
bambu yang amat lebat dan di halamannya ada 2 pohon Bunga Tanjung yang amat
angker.
Tapi sayangnya pagar yang memiliki nilai
sejarah itu hilang. Karena digunakan sebagai bahan bangunan masyarakat
setempat. Sedangkan sebagain tembok yang mengelilingi makam tergerus termakan
zaman akibat lapuk dan pengrusakan oleh manusia.
Di dalam pagar tersebut terdapat 5
cungkup petilasan, tetapi saat ini hanya tinggal 2 cungkup petilasan. Sedangkan
yang ke 3 cungkup petilasan lenyap secara misterius oleh orang yang tidak
bertanggung jawab. Ke 3 cungkup petilasan tersebut tediri dari 2 makam datar, 1
makam kecil panjang 1 m. ukuran batu bata panjang 30 cm, tinggi 6,5 cm dan
lebar 19,5 cm.
Adanya pengrusakan bekas Kadipaten dan
pagar makan, bukan hanya oleh lahar Gunung Penanggungan yang meletus, akan
tetapi oleh manusia yang tidak mengenal
sejarah. Mereka seenaknya saja menghilangkam tiga makam bercungkup dan pagar
yang mengelilingi makam Raden Kusen.
Pihak Dinas Purbakala hanya dapat menyelamatkan
bagunan makam Raden Kuses dan putrinya Oncat Tondo Wurung yang hingga kini
masih tetap ada dan bisa dilihat generasi muda dari zaman ke zaman. Sehingga
sejarah Adipati Kerajaan Majapahit yang
beragama Islam masih tetap terlestarikan..
Selain adanya situs makam Adipati kerajaan Majaphit, di Desa Terung
Wetan juga ditemukan candi sekitar bulan april 2012. Candi tersebut ditemukan
oleh Sahuri saat hendak membuat rumah. Tak hanya candi, tahun 2007 Sahuri juga
menemukan Sumur Gentong dan Sumur Manggis yang lokasinya tak jauh dari makam
Raden Ayu Putri Oncat Tondo Wurung. Kedua sumur tersebut hingga kini masih
dipercaya masyarakat memiliki khasiat atau keberkahan.
Menurut legenda Makam Raden Ayu Putri Oncat Tondo Wurung yang berkembang di
masyarakat, menuturkan bahwa Raden Ayu Putri meninggal dan jasadnya dihanyutkan
di sungai. Raden Ayu Putri konon memiliki nama lain seperti R.A. Putri Sundari
Kenconowati atau R.A Cempokowati atau Endang Lukitosari. Sebagai putri dari
Adipati Terung, beliau dikenal sangat barsahaja. Beliau gadis yang sangat
menyukai tanaman bunga tanaman bunga yang paling disukainya adalah tanaman
bunga pandan wangi. Serta setiap sore beliau selalu memetik bunga. Mus
Purmadani
11 komentar:
Semoga arwah beliau beliau diampuni dosa2nya dan dilapangkan kuburnya..amin
Al Fatihah
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
#mashel7
Semoga arwah beliau beliau diampuni dosa2nya dan dilapangkan kuburnya..amin
Al Fatihah
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
#mashel7
semuaa kehendak tuhann
mogah mereka ditrima disisinya...
Terima kasih infonya. Sangat disayangkan kesadaran masyarakat utk merawat benda2 bersejarah sangat kurang
Nama istri raden husien adalah siti aisyah putri raja madura pertama bukan dari istri yang pertama .. ( Wallahu a'alam bissawab )
1-) Ada yg bisa bantu share silsilah keturunan raden husien ..??
2-) ada yg bisa bantu share nama2 istri dan ank raja madura ..??
*N/B. Klo ada yg tau mohon info nya ..
Alhamdulillah terimakasih infonya,inshaallah akan saua ziarohi..
Alhamdulilah sangat membantu
Anak lelaki dari Raden Husen/kusen(Adipati terung) benarkah bernama Raden yudo tali grantung yang membuka desa di kecamatan bayan Purworejo adakah yang mengetahui sejarah ini, terimakasih
Mohon informasi siapa kan namanya ibu adipati Terung ini (adipati kusen/huwen)
desa grantung kecamatan bayan...pangeran yudo atali grantung babad alas di desa grantung...
Su Ban Ci
Posting Komentar
silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat