Mengungkap Keberadaan Sunan Kuning di Semarang
Penyebar
Agama Islam dari Cina
Nama asli Sunan Kuning adalah Soen An
Ing. Ia merupakan ulama Islam yang datang ke Jawa bersama Sam Poo Kong. Tidak
pulang kembali ke kampong halamannya. Tapi menjalankan tugas mulai sebagai
penyebar agama islam dan mengobati masyarakat Semarang. Berikut ini kisah
hidupnya.
Setelah mendarat di Pulau Jawa bersama
Sam Poo Kong abad 14.00 M, Soen An Ing
tidak mengikuti perjalanan expedisi ke Negara lain bersama Laksamana
Ceng Hoo. Tapi menyebarkan agama Islam dan melakukan penyembuhan terhadap
masyarakat yang sedang menderita sakit akibat kena pageblug.
Di Indonesia, ia melakukan perjalanan ke
Kalimantan dan Sumatra. Tujuannya adalah untuk menyebarkan agama Islam.
Dimanapun diterima masyarakat setempat. Karena memiliki kelebihan menyembuhkan
orang yang terkena berbagai macam penyakit. Mereka yang tersembuhkan kemudian
masuk Islam.
Suatu ketika dalam perjalanan singgah di
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Ulama dari Cina tersebut melihat banyak masyarakat yang terkena serangan
penyakit menular yang sulit disembuhkan. Mahluk
kondisi sedang banyak peperangan dan lingkungan kurang sehat.
Didatangilah masyarakat yang terkena
serangan mepenyakit menular itu. Atas izin Allah masyarakat yang terkena
penyakit setelah diobati tersembuhkan dengan cepat. Darisinilah banyakpula
masyarakat yang masuk Islam secara sukarela setelah penyakitnya sembuh.
Masyarakat setempat kemudian memberikan
tempat tinggal dengan tujuan agar tetap
menjadi dokter bagi masyarakat setempat. Tepatnya di daerah Argorejo Semarang. Soen
An Ing bersedia memenuhi permintaan
masyarakat setempat dengan senang hati.
“Meskipun di Argorejo Semarang menjadi menyembuhkan
penyakit yang menyerang masyarakat setempat. Tapi ulama Cina muslim ini tetap
pada misi awalnya menyebarkan agama Islam,”ungkap H. Mohammad Ali tokoh
masyarakat Jl Sri Kuncoro III No. 49 Semarang.
Tak beberapa lama para pengikutnyapun
bertambah banyak. Khususnya orang-orang yang tersembuhkan penyakitnya. Dihadapan
pengikutnya, ulama Cina muslim ini
menyebut dirinya Soen An Ing. Tujuannya agar mudah untuk memanggilnya. Sebab
selama ini nama yang dimiliki dirahasiakan.
Kepandaian Soen An Ing dalam menyembuhkan
penyakit dan menyebarkan agama Islam menjadikan ia terkenal diberbagai daerah
Indonesia. Seperti Sumatra, Kalimantan
bahkan negeri Cina. Sehingga banyak sekali pengikut Soen An Ing yang berasal
dari luar Tanah Jawa. Mengingat banyak orang luar Jawa jika singgah di
Pelabuhan Tanjung Emas singgah ke tempat Soen An Ing guna melakukan pengobatan
dan mengikuti kegiatan pengajian.
“Di Semarang inilah Soen An Ing
menetap sampai akhir hayatnya. Tidak
melanjutkan perjalanan lagi ke daerah lain. Karena sudah kerasan tinggal di
Jawa Tengah. Jasadnya di kubur di atas perbukitan yang ada di daerah Argorejo.
Makam Soen An Ing sering didatangi oleh
para pengikutnya untuk berziarah,”ujar Haji Mohammad ahli sejarah penyebar
Islam di Semarang.
Malam Ritual
Makam Soen An Ing makin lama makin
dikenal masyarakat Semarang, kepandaian menyembuhkan penyakit dan
kepopulerannya dalam menyebarkan agama Islam mendorong masyarakat untuk
berziarah ke makam Soen An Ing. Para peziarah yang datang tak hanya masyarakat
Semarang saja, tiap ada peziarah yang berasal dari Kalimantan, Jawa Timur,
Negeri Cina, Thailand bahkan dari Australia.
Masyarakat kesulitan menyebut makam Soen
An Ing yang terkenal itu. Kemudian menyebutnya dengan nama Makam Tepis Wiring Mbah Sunan Kuning atau
Makam Sunan Kuning (SK). Itu berawal dari kesulitan lidah jawa yang melafalkan
Soen An Ing. Agar mudah diucapkan menjadi Sunan Kuning.
Sedangkan di bangunan utama yang lebih
besar di dalamnya juga terdapat tiga makam. Ketiga makam itu diberi kuncup atau
rumah-rumahan dari kelambu. Ketiga makam itu adalah makam Sunan Kuning, makam
Sunan Kali dan makam Sunan Ambarawa. Di depan ketiga makam itu ditempatkan
empat patung orang Cina.
Di dalam komplek pemakaman Sunan Kuning terdiri
dari tiga bangunan yang berbentuk seperti rumah. Bangungan pertama sebelah
kanan setelah masuk gerbang makam diperuntukkan bagi peziarah yang akan
bermalam. Sedangkan bangunan kedua yang ada ditengah terdapat tiga makam.
Ketiga makam itu adalah makam Kyai Sekabat, makam Kyai Djimat dan makam Kyai
Majapahit. Ketiganya adalah para pembantu setia Sunan Kuning.
Menurut juru kunci makam, mbah Tomo (59)
para peziarah dalam melakukan ritual sembahyangan berbeda antara satu dengan
yang lainnya. Biasanya para peziarah pribumi akan membawa bunga mawar sebagai
ritualnya. Sedangkan para peziarah keturunan Cina dalam ritual doanya memakai
persembahan Hong Swa. Tidak sembarang hari kita berdoa minta sesuatu di hadapan
makam Sunan Kuning.
Makam Sunan Kuning yang terletak
dipemakaman Tepis Wiring Kelurahan Kalibanteng Kulon ini terakhir direnovasi
oleh warga keturunan Cina yang tinggal di Wotgandul Barat, Semarang pada
tanggal 22 Februari 1998. renovasi makam Sunan Kuning bergaya arsitektur Cina
pada pintu gerbang masuk makam. Sedangkan isi komplek makam juga dihiasi dengan
pernak-pernik sembahyangan ala Cina.HUSNU MUFID
Sebelum tahun 1963 makam Sunan Kuning sebagai
tokoh Cina muslim penyebar agama Islam masih terjaga citranya seantero dunia.
Masih banyak peziarah yang datang ke makam Sunan Kuning. Namun memasuki tahung
1963 nama harum makam Soen An Ing tercoreng negatif dengan ditetapkan daerah
Argorejo sebagai daerah Resosialisasi Pekerja Seks Komersial (PSK). Mulanya
lokalisasi PSK itu jauh dari makam Sunan Kuning. Namun seiring perkembangan
jaman lokalisasi PSK itu meluas dan mendekati makam Sunan Kuning. .
Menurut mbah Tomo ada hari-hari tertentu
untuk berdoa minta sesuatu. Malam Selasa Kliwon, Rebo Legi dan Kamis Paing
dikhususkan untuk berdoa meminta pengasihan. Malam Rabo Pon, Kamis Wage dan
Jum’at Pon untuk meminta kekuatan. Hari Kamis Legi, Jum’at Kliwon, Sabtu Legi
untuk berdoa minta kenaikan pangkat atau drajat. Malam Sabtu Kliwon, Minggu
Legi, Senin Paing untuk rejeki, sandang pangan atau nomor.
Makam Sunan Kuning yang terletak
dipemakaman Tepis Wiring Kelurahan Kalibanteng Kulon ini terakhir direnovasi
oleh warga keturunan Cina yang tinggal di Wotgandul Barat, Semarang pada
tanggal 22 Februari 1998. renovasi makam Sunan Kuning bergaya arsitektur Cina
pada pintu gerbang masuk makam. Sedangkan isi komplek makam juga dihiasi dengan
pernak-pernik sembahyangan ala Cina.HUSNU MUFID
Sebelum tahun 1963 makam Sunan Kuning sebagai
tokoh Cina muslim penyebar agama Islam masih terjaga citranya seantero dunia.
Masih banyak peziarah yang datang ke makam Sunan Kuning. Namun memasuki tahung
1963 nama harum makam Soen An Ing tercoreng negatif dengan ditetapkan daerah
Argorejo sebagai daerah Resosialisasi Pekerja Seks Komersial (PSK). Mulanya
lokalisasi PSK itu jauh dari makam Sunan Kuning. Namun seiring perkembangan
jaman lokalisasi PSK itu meluas dan mendekati makam Sunan Kuning. .
Makam Sunan Kuning yang terletak
dipemakaman Tepis Wiring Kelurahan Kalibanteng Kulon ini terakhir direnovasi
oleh warga keturunan Cina yang tinggal di Wotgandul Barat, Semarang pada
tanggal 22 Februari 1998. renovasi makam Sunan Kuning bergaya arsitektur Cina
pada pintu gerbang masuk makam. Sedangkan isi komplek makam juga dihiasi dengan
pernak-pernik sembahyangan ala Cina.HUSNU MUFID
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat