Senin, 05 Februari 2018

Sunan Gunung Jati Kalahkan Kerajaan Pajajaran



Kisah Sunan Gunung Jati Mendirikan Kesultanan Cirebon

Kalahkan Pasukan Kerajaan Pajajaran

Syarif Hidayatullah yang lebih dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati bersama ibunya meninggalkan Kesultanan Mesir menuju kerajaan Pajajaran. Tidak lama kemudian mendirikan Kesultanan Cirebon. Berikut ini kisahnya.
Setelah ayahnya meninggal dunia dan menyerahkan tahta  Kesultanan kepada adiknya, maka  Syarif hidayatullah dan ibunya, syarifah Muda’im, menuju  ke negeri Caruban Larang, Jawa Barat, pada tahun 1475 m. Tapi singgah dulu di Gujarat dan Pasai yang merupakan kota Islam yang cukup terkenal di dunia. Karena memang jalur menuju Pulau Jawa harus melewati dia negara itu menggunakan kapal laut.  
Setibanya di   negeri Caruban Larang Cirebon, mendapat  disambutan yang cukup meriah dari  Pangeran Cakrabuana dan keluarganya. Kemudian menetap dan tinggal di dekat  dengan makam gurunya, Syekh Datul Kahfi  di Pasambangan atau Gunungjati, Cirebon.
Syarifah muda’im dan putranya, syarif Hidayatullah, menersuhkan Padepokan Giri Amparan Jati yang telah didirikan  gurunya itu. Dalam perkembangannya  nama Syarif Hidayatullah  dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati.
Setelah sukses mengasuh Padepokan Giri Amparan Jati menikah dengan putri  Pangeran Cakrabuana yaitu Nyi Pakungwati.  Pada tahun 1479 M. Pangeran Cakrabuana karena usianya sudah lanjut, menyerahkan kekuasaan Negeri Caruban Larang kepada Syarif Hidayatullah dengan gelar susuhunan yang berarti orang yang dijunjung tinggi.
Pada tahu pertama pemerintahannya, Syarif Hidayatullah berkunjung ke Pajajaran untuk mengunjungi kakeknya, yaitu Prabu Siliwangi. Sang prabu diajak masuk Islam, tetapi tidak mau. Meskipun Prabu Siliwangi tidak mau masuk Islam, ia tidak menghalangi cucunya menyiarkan agama Islam di wilayah Pajajaran. Kemudian Syarif Hidayatullah melanjutan perjalanan ke Serang, Banten.
Penduduk serang sudah ada yang masuk Islam karena banyak saudagar Arab dan Gujarat yang sering singgah ke tempat itu. Meskipun demikian, kedatangan Syarif Hidayatullah disambil baik oleh adipati Banten. Bahkan Syarif Hidayatullah kemudian dijodohkan degan putri adipati Banten yang bernama Nyi Kawungten. Dari perkawinan ini, ia dikaruniai dua orang anak, yaitu Nyi Rabu Winaon dan Pangeran Sebakingking.
Selain itu, Syarif Hidayatullah membangun hubungan dengan Kesultanan Demak Bintoro dan Walisongo. Hal tersebut  menginspirasi untuk mendirikan Kesultanan Pakungwati  setelah menggantikan kedudukan Pangeran Cakrabuana di Negeri  Caruban Larang. Kemudian  ia memproklamirkan diri sebagai raja dengan gelar sultan.
Dengan berdirinya kesultanan tersebut, Cirebon tidak lagi mengirim upeti kepada Pajajaran yang biasanya disalurkan lewat kadipaten Galuh. Namun, tindakan ini dianggap sebagai pembangkangan oleh raja Pajajaran. Ia tidak peduli terhadap orang yang berdiri di balik Kesultanan Cirebon. Maka, ia mengirimkan pasukan prajurit pilihan yang dipimpin oleh Ki Jagabaya.
Hubungan dengan Cina
Tugas mereka adalah menangkap Syarif Hidayatullah yang dianggap telah lancang mengangkat diri sebagai raja tandingan Pajajaran.Tapi, usaha ini tidak berhasil, Ki Jagabaya dan anak buahnya malah tidak kembali ke Pajajaran. Mereka masuk Islam dan menjadi pengikut Syarif Hidayatullah. Maka pengaruh Kesultanan Pakungwati semakin bertambah besar karena prajurit dan perwira pilihan Pajajaran bergabung ke Cirebon. Berbagai daerah lain, seperti Surantaka, Japura, Wana Giri dan Telaga, juga menyatakan diri menjadi wilayah Kesultanan Pakungwati di Cirebon.
Setelah pelabuhan Muara Jati diperluas, maka semakin bertambah besar pengaruh Kesultanan Pakungwati. Banyak pedagang besar negeri asing yang datang menjalin pershabatan, di antaranya negeri Tiongkok. Bahkan salah seorang keluarga istana Cirebon menikah dengan pembesar negeri Cina yang berkunjung ke Cirebon, yaitu Ma Huan. Maka, jalinan antara Cirebon dan negeri Cina semakin erat. HUSNU MUFID

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat