Minggu, 28 Oktober 2012

Dikembalikan Uang Pungli Guru Agama

Pungutan liar yang dilakukan birokrat pada guru-guru agama Kristen di DKI Jakarta yang ikut pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG) diputuskan untuk dikembalikan. Pungutan pada guru dengan alasan untuk dana transportasi ke lokasi PLPG di Bogor dibatalkan karena panitia sudah menyiapkan transportasi secara gratis. Sejumlah guru agama Kristen di DKI Jakarta yang ikut PLPG yang diselenggarakan Sekolah Tinggi Teologia (STT) melaporkan adanya pungutan untuk uang transportasi oleh Pembina Bimbingan Masyarakat (Pembimas) Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi DKI Jakarta. Tiap guru diminta membayar Rp 110.000 untuk transportasi dari Jakarta - Bogor. Padahal, STT Jakarta selaku penyelenggara PLPG untuk guru agama Kristen dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, serta daerah lain selalu menyediakan bus gratis di kampus STT Jakarta. Pengumuman soal transportasi gratis ini sudah diumumkan jauh-jauh hari. "Setelah para guru mengungkap adanya pungli, Kami diinformasikan biaya yang sudah dipungut segera dikembalikan. Para guru baru diberitahu soal transportasi gratis yang sudah disediakan STT Jakarta," kata seorang guru agama Kristen di SMP negeri di Jakarta, Senin (29/10/2012). Guru yang mengungkap pungli menyebutkan dari penjelasan staf di Pembimas Agama Kristen Kanwil Agama DKI Jakarta dikatakan mereka mengaku baru mendengar pada Kamis (25/10/2012) sore bahwa STT Jakarta telah menyiapkan bus untuk transportasi guru ke PLPG di Bogor secara gratis. Untuk itu, biaya transportasi yang telah diserahkan ke Bimas Kristen Kanwil Jakarta dapat diambil kembali oleh guru. Renny Tobing, Panitia PLPG Guru Agama Kristen STT Jakarta, menegaskan pihaknya tidak memungut biaya transportasi dari guru. Sebab, panitia sudah menyediakan bus gratis di STT Jakarta. "Kami menyayangkan ada pungutan pada guru. Tidak ada perintah dari STT Jakarta untuk memungut uang transportasi dari guru. Kami tidak tahu soal itu," kata Renny. Renny mengatakan panitia telah mengumumkan adanya transportasi gratis yang disiapkan di kampus STT Jakarta. Bahkan, guru agama Kristen dari Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah yang selama ini ikut PLPG di bawah STT Jakarta berangkat bersama secara gratis dari STT Jakarta. "Ketika kami cek, staf Pembimas Agama Kanwil DKI Jakarta awalnya mengatakan kalau guru sendiri yang mau berangkat dengan menyewa bus. Padahal, selama ini guru DKI Jakarta berangkat bersama dengan STTJakarta. Baru kali ini ada masalah," kata Renny. Selain pungli dana transportasi, para guru agama Kristen di DKI Jakarta juga dipaksa ikut pelatihan penelitian tindakan kelas (PTK). Guru dipungut Rp 165.000 oleh Pembimas Agama Kristen Kanwil DKI Jakarta. Terdata sebanyak 135 guru agama kristen di jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK se-DKI Jakarta yang ikut PLPG pada 30 Oktober - 7 November. "Para guru ditakut-takuti kalau tidak meniyapkan proposal PTK bisa tidak lulus PLPG. Lalu guru ditawari untuk pelatihan yang dikoordinir Pembimas Kristen Kanwil Agama DKI Jakarta dengan biaya dari guru. Kami kan tentu berharap bisa lulus, makanya menurut saja ketika diminta ikut pelatihan, termasuk juga menyiapkan biaya tranportasi ke lokasi," kata seorang guru agama kristen di salah satu SMP negeri di Jakarta. Renny menegaskan pelatihan PTK dengan memungut biaya yang dialami guru DKI Jakarta bukan tanggung jawab STT Jakarta. "Memang, kepada Kanwil Jakarta kami menyarakan kalau guru ada yang sudah memiliki RPP, silabus, dan proposal PTK, boleh dibawa. Kalau tidak ada, selama ini juga tidak masalah. Apalagi kalau dikaitkan dengan lulus atau tidaknya peserta PLPG, tidak sama sekali. Jadi, kegiatan pelatihan PTKuntuk guru agama DKI Jakarta di luar tanggung jawab kami. STT Jakarta tidak tahu-menahu soal kegiatan tersebut," jelas Renny. Husnu mufid

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat