Seminar Pencak Silat Menghadapi
Pelaksanaan AFTA 2015 Perisai Diri 1955
Membuat Kampung Persilatan Tiap Daerah
Paguyuban Keluarga Silat Nasional
Perisai Diri 1955 bekerja sama dengan Unitomo menggelar seminar dengan tema
“Menyatukan Langkah Strategi Pengembangan Pencak Silat Dalam Rangka Persatuan
dan Kesatuan Bangsa Pada Era Globalisasi (Pelaksanaan AFTA / ASEAN Free Trade
Area 2015)”. Di Auditorium Ki. Moh. Saleh Universitas Dr. Soetomo (Unitomo),
Rabu (07/10) kemarin. Berikut ini hasil liputannya.
ACARA seminar ini diawali dengan sajian
tari Kuntulan khas Banyuwangi. Kemudian demo pencak silat Perisai Diri yang
diperagakan para anggota Satpol PP Provinsi Jatim, serta atraksi panahan dari
salah satu warga Perisai Diri. Hal ini menambah suasana semakin meriah.
Undangan merasa terhibur dan terpuaskan.
Hadir kepala Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jawa Timur Drs. Jonatan Judianto, MMT, pejabat
Binmas Polda Jatim, para pendekar pencak silat Perisai Diri, para akademisi,
serta mahasiswa. Tidak ketinggalan Dr. Suparyono, mantan Ketua Paguyuban
Perisai Diri Dr. Suparyono, M.Si. dan Drs. Denny Trisyanto Ketua Harian
Pengurus Pusat Peguyuban Kesilatnas Indonesia Perisai Diri tahun 1955 dan
pengurus baru lainnya.
Kemudian dilanjutkan pembukaan seminar oleh
Kepala Bakesbangpol, Drs. Jonathan Judianto, MMT. Dalam sambutannya mengatakan,
pencak silat sebagai budaya asli Indonesia perlu terus dilestarikan untuk
membangun karakter bangsa. Bahkan dengan memahami filosofi pencak silat, kita
juga akan bisa memfilter budaya asing yang masuk ke Indonesia. Karena melalui
pencak silat, kita diajarkan cinta tanah air, budaya bangsa, dan orang tua.
Sedangkan Rektor Unitomo Surabaya, Dr.
Bachrul Amiq, S.H., M.Hum dalam sambutannya menegaskan komitmen Unitomo untuk
membangun karakter bangsa melalui pencak silat. Sejak dulu melalui UKM Perisai
Diri, Unitomo telah banyak melahirkan atlet berskala nasional maupun internasional.
Usai acara pembukaan dilanjutkan dengan menegaskan komitmen penandatanganan
kerja sama antara Unitomo dengan Paguyuban Keluarga Silat Nasional Indonesia
tahun 1955. Di mana Unitomo siap memfasilitasi tempat latihan seni pernapasan
Perisai Diri.
Ilmu Panahan
Tidak lama kemudian dilanjutkan seminar
pencak silat dengan narasumber Ketua IPSI Jatim, Drs. Supratomo, M.Si; Ketua
Yayasan Kesilatnas Perisai Diri 1955, Prof. Dr. Made Warka, S.H, M.Hum (dari
kalangan akademisi), serta pejabat Binmas Polda INMAS POLDA Jatim, Sumiartono,
S.H, MH dan moderator Dr. I. Komang Wiarsa Sarjana.
Drs. Supratomo, M.Si, Ketua IPSI Jatim
mengatakan, sejak zaman Sriwijaya dan Majapahit pencak silat sudah ada. Untuk
menghadapi era AFTA 2015 tidak perlu khawatir. Tinggal cara menjualnya saja dan
bagaimana silat itu disukai masyarakat. Oleh karena itu, perlunya membikin kampung
persilatan di daerah. Yang sudah ada di Madiun. Jika silat disukai dan tidak
ditakuti, maka sponsor akan datang dengan sendirinya. Karena menjadi tontonan
yang menarik.
Sementara Drs. Denny Trisyanto, Ketua
Harian Paguyuban Perisai Diri Pusat menyatakan, untuk menghadapi pelaksanaan
AFTA Perisai Diri mengembangkan ilmu milik guru besar Perisai Diri Pak Dirdjo
berupa ilmu panahan dan pernapasan. Sehingga anak-anak muda menyukai silat yang
berasal dari leluhur.
Lain lagi dengan Brigjend Bagio Rahmat,
salah satu dewan Pembina Peguyuban Perisai Diri mengusulkan agar pencak silat
masuk dalam kurikulum dan ekstra kulikuler di sekolah. Kemudian mengadakan
penataran kepada guru-guru olahraga dan tiap bulan diadakan turnamen pencak
silat. Untuk bisa terwujud perlunya disampaikan kepada Menpora Imam Nahrawi
Sedangkan Prof Dr. Made Warka, S.H.
mengatakan pencak silat harus memiliki karakter yaitu olahrasa, olahpikir, olahraga,
dan oleh hati. Untuk olahrasa berkaitan dengan nilai seni. Olahpikir bisa
membedakan mana yang baik dan benar. Olahraga memiliki unsur kesehatan dan olahhati
berkaitan dengan keimanan seseorang.
Usai seminar diadakan acara seminar melakukan
kesepakatan menyukseskan Pilkada Jawa Timur dengan menyatukan tangan ke depan
dan saling berangkulan antara narasumber seminar dengan pengurus Paguyuban
Kesilatnas Perisai Diri tahun 1955.
HUSNU MUFID .
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat