Selasa, 26 April 2016

Syekh Maulana Ishak


Syekh Maulana Ishak Champa  Menuju  Kerajaan Blambangan

Menjadi Adipati Setelah Sembuhkan Dewi Sekardadu

Syekh Maulana Ishaq adalah anak dari Sayyid Husain Jamaluddin. Yang bergelar Syekh Jumadil Kubro. Maulana Ishaq adalah adik dari Maulana Malik Asmaraqandi. Beliau dari Champa menuju kerajaan Blambangan untuk misi dakwah. Berikut ini kisahnya.

Syekh Maulana Ishaq dilahirkan di Samarkand, Uzbekistan. Dahulu bagian dari wilayah Kerajaan Turki Utsmani. Ia adik kandung Maulana Malik Ibrahim Asmaraqandi. Paman dari Sunan Ampel Surabaya dan Sayyid Ali Murtadha. Kakek paman dari  Sunan Ngudung serta  Buyut paman dari Sunan Kudus.
Dari kerajaan Champa menuju ke Indonesia singgah di Kerajaan Samudra Pasai, sebelum menuju Pulau Jawa. Karena dinegerinya terjadi kekacauan akibat penyerbuan dari tentara kerajaan Vietnam. Sementara saudara-saudara Islam dan anggota kerajaan yang lain menuju ke Pattani dan Kamboja.
Syekh Maulana Ishak menuju kerajaan Samudra Pasai  karena dianggap sebagai tempat yang aman. Karena disitu merupakan kerajaan Islam. Selain memiliki keahlian dalam ilmu agama, juga ahli dalam bidang pengobatan alternatif.  Cukup banyak keluarga istana dan masyarakat yang disembuhkan. Hingga akhirnya  namanya terkenal sebagai ahli pengobatan.
Setelah dirasa cukup  lama tinggal di kerajaan Samudra Pasi. Kemudian melanjutkan perjalanan menuju Pulau Jawa. Karena  ada beberapa saudaranya yang lebih dulu menetap. Sesampainya di Jawa singgah diTuban , Gresik dan Surabaya. Kemudian melanjutkan perjalanan menuju kerajaan Blambangan. Namun terlebih dahulu menetap di Pohjentrek  Pasuruan dan melanjutkan perjalanan lagi menuju Pecaron Situbondo. Ia tinggal di sebuah  gunung kecil pinggil laut selama beberapa bulan sabil berdakwah.
“Setelah itu melanjutkan perjalanan menuju Desa Cemoro Rogojampi. Kini masuk kecamatan Songgon.Tinggalnya di sebuah Goa yang cukup indah.  Tidak langsung menuju ke kota raja kerajaan Blambangan yang berada di kecamatan Muncar Banyuwangi Selatan,”ungkap KH.Shohibul Faroji Al-Robbani sejarawan Islam.
Pada suatu hari Prabu Menak Sembuyu gelisah, demikian pula permaisurinya, pasalnya putri mereka satu-satunya telah jatuh sakit selama beberapa bulan. Sudah diusahakan mendatangkan tabib untuk mengobatinya tapi sang putri belum sembuh juga.
Memang pada waktu itu kerajaan Blambangan sedang dilanda pegebluk atau wabah penyakit. Banyak sudah korban berjatuhan. Menurut gambaran babad Tanah Jawa esok sakit dan sorenya mati. Seluruh penduduk sangat prihatin, berduka cita, dan hampir semua kegiatan sehari-hari menjadi macet total,
Atas saran permaisuri Prabu Meunak Sembuyu kemudian mengadakan sayembara, siapa yang dapat menyembuhkan putrinya akan diambil menantu dan siapa yang dapat mengusir wabah penyakit di Blambangan akan diangkat sebagai Bupati atau Raja Muda. Tapi tidak ada yang bisa menyembuhkan.
Kemudian  Menak Sembuyu memerintahkan Pati Bajul Segara untuk mencari orang sakti di lerang gunung dan goa. Patih Bajul Sengara akhirnya bertemu rakyat Rogojampi yang mengetahui adanya seorang tokoh sakti dari negeri  Champa.  Orang yang dimaksud adalah Syekh Maulana lshaq yang sedang berdakwah di daerah Blambangan.

Lenyapkan Pageblug
Patih Bajul Sengara dapat bertemu dengan Syekh Maulana lshak yang sedang bertafakkur di sebuah goa Cemoro yang terdapat di kawasan Rogojampi.Setelah terjadi negosiasi, maka Syekh Maulana Ishak bersedia datang ke istana Blambangan untuk menyembuhkan  putri Dewi Sekardadu dan menghilangkan  Pagebluk yang melanda  wilayah Blambangan.
Sesuai janji Raja maka Sekh Maulana Ishak dikawinkan dengan Dewi Sekardadu. Diberi kedudukan sebagai Adipati untuk menguasai sebagian wilayah Blambangan tepatnya di Banyuwangi bagian Utara, yang sekarang menjadi Kota Banyuwangi. Dari daerah sinilah lahir seorang bayi mungil yang elok, namanya Sayyid ’Ainul Yaqin yang kelak setelah dewasa bergelar Sunan Giri. Oleh masyarakat Banyuwangi, daerah kelahiran Sunan Giri, dijadikan nama desa dan kecamatan, yaitu Kecamatan Giri.
Setelah Syekh Maulana Ishak menjadi Adipati baru di Blambangan. Makin hari semakin bertambah banyak saja penduduk Blambangan yang masuk agama Islam. Hal ini tidak disukai Patih Bajul Sengara.  Bahkan akan membunuh Syekh Maulana Ishak. Melihat  adanya upaya pembunuhan, maka  Syekh Maulana Ishak pamit kepada istrinya Dewi Sekardadu sedang hamil tujuh bulan untuk meninggalkan kerajaan Blambangan.
Kemudian Syekh Maulana Ishaq pergi menuju Gresik,  seminggu kemudian menuju Ampel Denta menemui keponakannya, yaitu Sunan Ampel dan menitipkan bayinya yang masih ada di Blambangan. Selanjutnya  berlayar menuju Kerajaan Samudera Pasai, dan berdakwah di sana. Kebetulan Kerajaan Samudera Pasai membutuhkan seorang Mufti dan wafat di Singapore yang saat itu merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Samudera Pasai. Dan dimakamkan di sana.HUSNU MUFID

Silsilah

Syekh Maulana Ishaq bin
Husein Jamaluddin [Syaikh Jumadil Kubro] bin
Ahmad Syah Jalaluddin bin
'Abdullah Khan bin
Abdul Malik Azmatkhan bin
'Alwi 'Ammil Faqih bin
Muhammad Shohib Mirbath bin
 'Ali Khali Qasam bin
'Alwi Shohib Baiti Jubair bin
Muhammad Maula Ash-Shaouma'ah bin
'Alwi Al-Mubtakir bin
'Ubaidillah bin
Ahmad Al-Muhajir bin
'Isa An-Naqib bin
Muhammad An-Naqib bin
'Ali Al-'Uraidhi bin
Imam Ja'far Ash-Shadiq bin
Imam Muhammad Al-Baqir bin
Imam 'Ali Zainal 'Abidin bin
Imam Husain Asy-Syahid bin
Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti
Nabi Muhammad Rasulullah Saw.


 
Pecaron Situbondo Lokasi Tafakkurnya SyekhMaulana Ishak

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat