Selasa, 12 April 2016

Syekh Maulana Malik Ibrahim



Syekh  Maulana Malik Ibrahim dari Persi, Champa Hingga Majapahit

Menolong Kasta Sudra dari Kemiskinan

Syekh Maulana Malik Ibrahim adalah seorang ulama berasal dari negeri Persia melalui Gujarat. Singgah ke Champa. Kemudian menuju Majapahit dan tinggal di Leran Manyar Gresik tahun 1404 M. Hingga akhir wafatnya yaitu pada tahun 1419 M. Tujuannya dakwah Islamiyah. Berikut ini kisah di tanah Jawa.


Syekh Maulana Malik Ibrahim termasuk Wali yang datang ke tanah Jawa lebih awal dari Walisongo generasi ke dua.  Beliau termasuk Walisongo generasi pertama   yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Kedatangannya  disertai beberapa orang muridnya pada awal abad 14 M.
Daerah yang ditujunya pertama kali ialah desa Sembalo, sekarang adalah daerah Leran, Kecamatan Manyar yaitu 9 kilometer ke arah utara kota Gresik. Karena zaman dahulu daerah tersebut merupakan pusat pelabuhan yang disinggahi para pedagang dari negeri Timur Tengah, Champa dan Tiongkok sebelum masuk kepedalaman kerajaan Majapahit.   
Ia lalu mulai menyiarkan agama Islam di tanah Jawa bagian timur, dengan mendirikan mesjid pertama di desa Pasucinan, Manyar. Dalam Dakwah  menggunakan cara yang bijaksana dan strategi yang tepat berdasarkan ajaran Al-Qur’an .
Pada masa itu kerajaan yang berkuasa di Jawa Timur adalah Majapahit. Raja dan rakyatnya kebanyakan masih beragama Hindu atau Budha. Sebagian rakyat Gresik sudah ada yang beragam Islam, tetapi masih banyak yang beragama Hindu atau bahkan tidak beragama sama sekali
Bagi Syekh Maulana Malik Ibrahim kondisi masyarakat semacam itu bukan asing. Karena pernah berada di Gujarat India  yang mayoritas beragama Siwa  Budha. Sehingga beliau cukup berpengalaman menghadapi orang-orang Siwa Budha di pulau Jawa.
“Untuk itulah, Syekh Maulana Malik Ibrahim di Jawa,  tidak langsung menentang kepercayaan mereka yang salah itu melainkan mendekati mereka dengan penuh hikmah, beliau tunjukkan keindahan dan ketinggian akhlak Islami sebagaimana ajaran Nabi Muhammad SAW,”ungkap Drs. Sadin Subekti,MDi Pakar Sejarah Dakwah dari alumni Pasca Sarjana UINSA Surabaya.
Dalam keseharian lebih dekat dengan kaum kasta sudra dengan sering memberikan bantuan makan, minum, pakaian, pengobatan dan mengajar bertani. Mengingat waktu itu kondisi rakyat kerajaan Majapahit  terjadi krisis ekonomi. Yaitu panen gagal dan alam tidak bersahabat.  Sehingga hasil pertanian meningkat di Gresik dan banyak kasta Sudra yang tersembuhkan dengan pengobatan herbal. Yaitu memakai daun-daunan disertai doa.
Hal  tersebut sebagaimana disebutkan dalam  huruf-huruf arab yang terdapat pada batu nisan makamnya  sbb : “Inilah makam Almarhum Almaghfur, yang berharap rahmat Tuhan, kebanggaan para pangeran, para Sultan dan para Menteri, penolong para Fakir dan Miskin, yang berbahagia lagi syahid, cemerlangnya simbol negara dan agama, Malik Ibrahim yang terkenal dengan Kakek Bantal. Allah meliputinya dengan RahmatNya dan KeridhaanNya, dan dimasukkan ke dalam Surga. Telah Wafat pada hari Senin 12 Rabiul Awal tahun 1419 M.
Dikalangan Kasta Sudra ia terkenal dengan sifatnya lemah lembut, welas asih dan ramah tamah kepada semua orang, baik sesama muslim atau dengan non muslim membuatnya terkenal sebagai tokoh masyarakat yang disegani dan dihormati. Kepribadiannya yang baik itulah yang menarik hati penduduk setempat sehingga mereka berbondong-bondong masuk agama Islam dengan suka rela dan menjadi pengikut beliau yang setia.

Jadi Syah Bandar
Syekh Maulana Malik Ibrahim menjelaskan bahwa dalam agama Islam semua manusia sama sederajat. Orang sudra boleh saja bergaul dengan kalangan yang lebih atas, tidak dibeda-bedakan. Dihadapan Allah semua manusia adalah sama, yang paling mulia diantara mereka hanyalah yang paling taqwa disisi Allah SWT.
Taqwa itu letaknya dihati, hati yang mengendalikan segala gerak kehidupan manusia untuk berusaha sekuat-kuatnya mengerjakan segala perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya.
Dengan taqwa itulah manusia akan hidup bahagia di dunia dan di akherat kelak, orang yang bertaqwa sekalipun dia dari kasta sudra bisa jadi lebih mulia daripada mereka yang berkasta ksatria dan brahmana.
Mendengar keterangan ini, mereka yang berasal dari kasta sudra dan waisya merasa lega, mereka merasa dibela dan dikembalikan haknya sebagai manusia yang utuh sehingga wajarlah bila mereka berbondong-bondong masuk agama Islam dengan suka cita.
Setelah pengikutnya semakin banyak, beliau kemudian mendirikan mesjid untuk beribadah bersama-sama dan mengaji. Dalam membangun mesjid ini beliau mendapat bantuan yang tidak sedikit dari Raja Carmain atau Raja Champa yang berada diantara  Kamboja dan Vietnam.
Bila orang bertanya suatu masalah agama kepada beliau maka beliau tidak menjawab dengan berbelit-belit melainkan dijawabnya dengan mudah dan gamblang sesuai dengan pesan Nabi yang menganjurkan agama disiarkan dengan mudah, tidak dipersulit, umat harus dibuat gembira, tidak ditakut-takuti.
Setelah berhasil mengislamkan masyarakat Gresik, Syekh Maulana Malik Ibrahim diangkat  raja Majapahit  menjadi penguasa sahbandar pelabuhan. Selama berkuasa, jalur perdagangan aman dan menjadikan pelabuhan didatangi saudagar-saudagar dari Timur Tengah. HUSNU MUFID  


Silsilah

Nabi Muhammad
Husain bin Ali
Ali Zaenal Abidin
Muhammad al-Baqir
Ja’far ash-Shadiq,
Ali al-Uraidi,
 Muhammad al-Naqib,
Isa ar-Rumi,
Ahmad al-Muhajir,
Ubaidullah,
Alwi Awwal,
Muhammad Sahibus Saumiah,
Alwi ats-Tsani,
Ali Khali’ Qasam,
Muhammad Shahib Mirbath,
Alwi Ammi al-Faqih,
Abdul Malik (Ahmad Khan),
Abdullah (al-Azhamat) Khan,
Ahmad Syah Jalal,
Jamaludin Akbar al-Husain,
Maulana Malik Ibrahim,

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat