Selasa, 30 Agustus 2016

Rumah Majapahit di Puri Surya Majapahit Trowulan Mojokerto




Mengenal Bentuk Rumah Rakyat Majapahit di Trowulan, Mojokerto
Berawal Berbahan Kayu hingga Batu Bata Merah
Rumah Majapahit pada zaman dulu di Kecamatan Trowulan, Kab. Mojokerto telah sirna. Namun kini rumah-rumah tersebut dibangun Pemrov Jatim dan jumlahnya semakin banyak. Benarkah itu merupakan bentuk asli rumah zaman kerajaan Majapahit? Berikut hasil investigasi wartawan posmo.
Bentuk rumah-rumah yang pernah ada di zaman kerajaan Majapahit tentunya berbeda dengan rumah pada zaman sekarang. Rumah zaman Majapahit terbagi dalam beberapa zaman. Antara zaman Raden Wijaya berbeda dengan rumah Hanyam Wuruk. Demikian pula dengan rumah zaman Prabu Brawijaya V yang merupakan raja terakhir.
Pada zaman Raden Wijaya bentuk rumah masih sangat sederhana. Namun untuk ukuran zaman itu boleh dikata sangat mewah. Karena sudah tidak terbuat dari batu andesit, melainkan dari kayu dan beratap ijuk hitam. Bentuknya atap tumpang. Demikian pula dengan bangunan tempat ibadah tidak jauh berbeda dengan bangunan rumah kuno yang berada di Bali.
Pada zaman Raja Jayanegara rumah Majapahit tidak berubah. Karena kondisi negara kacau balau. Karena terjadi pemberontakan di mana-mana pembangunan nyaris tidak ada sama sekali.
Kemudian pada zaman Ratu Tribuana Tungga Dewi mengalami kemajuan yang cukup pesat. Bangunan rumah terbuat kayu beratapkan kayu juga. Sedangkan zaman Prabu Hayam Wuruk bentuk rumah bahan bangunannya menggunakan batu bata merah.
Pada zaman Prabu Brawijaya V bentuk bangunan rumah Majapahit terbuat dari kayu. Atapnya terbuat dari genteng. Pondasi rumah ada yang dari tanah liat dan batu-batuan. Bangunan rumah tidak jauh berbeda dengan zaman kerajaan Demak Bintoro.
Kini bangunan Majapahit zaman Prabu Hayam Wuruk direkonstruksi kembali oleh pemerintah daerah Jawa Timur sesuai dengan petunjuk yang berada di dalam kitab karangan Mpu Prapanca Negarakertagama, relif Candi Menak Jinggo di Trowulan, Mojokerto dan relif Candi Jago di Malang.
Rekonstruksi rumah-rumah zaman kerajaan Majapahit tersebut dibangun di Kecamatan Trowulan, Mojokerto yang merupakan pusat Ibu Kota Kerajaan Majapahit. Jumlahnya makin banyak dan berpagarkan batu bata merah khas Majapahit. Masyarakat dapat melihat secara langsung. Karena posisinya di pinggir jalan kampung maupun desa
Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, Andi Muhammad Said menjelaskan, bahwa model rumah Kampung Majapahit yang dibuat di Kec. Trowulan, Mojokerto sekarang hasil dari modifikasi dari rumah kawula (rakyat biasa) Majapahit kala itu. Dengan konsep di zaman itu, ruang rumah hanya berfungsi sebagai tempat tidur, sementara aktivitas kehidupan lainnya dilakukan di luar rumah. Terlihat kecil memang.
“Cuma atap rumah yang ada saat ini menggunakan desain modern. Yaitu menggunakan genteng warna merah. Sementara untuk rumah Majapahit zaman dulu biasanya modelnya menggunakan atap sirap,” katanya.
Rumah-rumah itu dibangun guna mengembalikan kampung Majapahit sesuai penelitian-penelitian para arkeolog, bahwa kerajaan Majapahit berlokasi di Trowulan. Seperti di Kampung Majapahit di Desa Bejijong memang sudah berbeda dibanding dengan desa-desa tetangga. Sebuah rumah bergaya kuno berdiri kokoh. Bentuk bangunan rumah menyerupai pendopo, sedikit terbuka dengan empat tiang kayu penyangga. Lantai terbuat dari batu sungai yang ditutup dengan batu berwarna merah marun. Atap rumah berbentuk limas segitiga yang memanjang.
Kemudian pintu masuknya terdiri atas dua daun pintu kembar yang terbuat dari kayu dengan ukuran lumayan besar. Di kiri dan kanan pintu terdapat dua buah jendela yang juga terbuat dari kayu. Ada tiga desa yaitu Bejijong, Sentonorejo, dan Jatipasar di Kecamatan Trowulan yang semua bentuk dan modelnya disesuaikan dengan rumah hunian kampung zaman Majapahit.
Kampung Majapahit Kuno
Sedangkan partisipasi masyarakat yang ikut mewujudkan kampung Majapahit adalah Betara Agung Brahmaraja XI Raja Majapahit Era Modern. Ia membangun Kampung Majapahit Kuno seluas 5 hektare di depan Kolam Segaran Majapahit.
Di kampung Majapahit Tua terdapat sejumlah bangunan rumah Majapahit yang terbuat dari kayu beratapkan genting. Juga ada kolam ikan dan kolam lumpur untuk pengobata berbagai macam penyakit. Karena oarang Majapahit dulu jika melakukan pengobatan dengan menggunakan media lumpur
Kampung Majapahit Kuno yang didirikan Puri Surya Majapahit milik Betara Agung Brahmaraja XI berada di dekat Kolam Segaran dan dulunya merupakan rumah Brahmaraja. Kini dibangun kembali untuk mengingatkan akan kejayaan kerajaan Majapahit.
Keunikan Kampung Majapahit Kuno di Puri Surya Majapahit rumah-rumahnya terbuat dari bahan bangunan dari bahan kayu jati yang masih asli dan beratap genting kuno. Mengambil model rumah kuno zaman kerajaan Majapahit yang telah mencapai zaman kejayaan.
“Bahan bangunannya terbuat dari kayu jati yang asli. Tinggal memasang saja. Bukan baru memotong dari hutan. Ini kayu-kayu zaman Majapahit. Begitupula dengan gentengnya bukan buatan baru. Tapi cukup lama. Kita tinggal memasang saja banguna dan atapnya,”ujar Betara Agung Brahmataja XI Raja Majapahit era Modern.
Dikampung Majapahit Tua terdapat rumah model Sundul hijau, rumah model Ndoro Gepah, rumah model Pendopo dan Rumah Model Mbah Buddha Gede. Disampingnya terdapat sebuah candi dankolam lumpur yang khasiyatnya mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit dan mengandung mineral anti biotic. Juga ada Patung Dewi Sri yang mengalirkan air panguripan.
“Kampung kuno Majapahit ini sengaja dibangun untuk mendukung pemerintah dan meningkatkan jumlah wisatawan yang datang ke bekas Ibu Kota Kerajaan Majapahit. Dengan harapan nantinya masyarakat mengenal akan kerajaan Majapahit,” ungkap Raden Sisworo Gautam Ketua Pusat Informasi dan Redpel Majalan Independen Majaphit Puri Surya Majapahit.

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat