Menghamba Uang
Sekarang cukup
banyak orang yang mencari uang dengan segala cara. Karena menganggap uang
sebagai sumber kebahagiaan hidup. Sepertinya apa yang dikemukakan ahli tasawuf
yang juga penyair kenamaan Jalaluddin Rummi mengandung kebenaran. Ahli tasawuf
kelahiran Kota Balkh tahun 604 H/1217 M itu mengatakan; “Manusia dilahirkan di
dunia untuk berjuang dan bekerja keras mencari kebahagiaan hidup.”
Oleh karena itu,
karena banyak yang berpikiran bahwa sumber kebahagiaan adalah uang, maka banyak
orang mengaktualkan potensi dirinya untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya.
Bahkan, karena kecenderungan sebagai insan yang senantiasa tidak memiliki rasa
puas, semakin banyak uang yang dimilikinya semakin rakus untuk mendapatkan
lebih banyak lagi.
Tak peduli lagi
halal dan haram. Karena uang hasil pekerjaan haram pun sama lakunya dengan uang
dari hasil pekerjaan halal. Hal ini telah dilakukan para koruptor dan Dimas
Kanjeng Taat Pribadi beserta pengikutnya. Hingga rela masuk penjara.
Uang memang
memberikan banyak kemudahan dalam hidup ini karena posisinya sebagai nilai
tukar. Dengan uang yang ada di tangan kita, dapat menukar dengan bentuk barang
atau jasa yang mampu melahirkan rasa puas dan bahagia dalam diri kita untuk
sejenak waktu.
Ya, sejenak
waktu. Karena menurut teori ekonomi, semakin banyak uang yang kita miliki itu
melahirkan semakin banyak keinginan atau kebutuhan yang harus dipenuhi. Teori
itu menggambarkan begitu susahnya kita memperoleh kebahagiaan dalam waktu lama
meski banyak sekali memiliki uang.
Lantas,
bagaimana dengan kita? Apa kita yang termasuk menghamba pada uang sehingga siap
melakukan apa saja asal bisa mendapatkan banyak uang. Tak peduli cara yang kita
lakukan itu bertentangan dengan hukum positif atau hukum agama. Bahkan termasuk
golongan orang yang memiliki pemahaman zaman sekarang ini cari yang haram saja
susah apalagi cari yang halal’ untuk meringankan perbuatan yang sebenarnya
bertentangan dengan nurani kita dalam meraup rezeki-Nya. Banyak orang miskin
dan kaya yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang.
Selama kita
menghamba pada uang semua keburukan bisa saja terjadi dan kita lakukan dengan
ringan. Karena perasaan berdosa mudah sekali terhapus dengan uang hasil
perbuatan yang tidak baik tersebut. Masalahnya, setelah banyak uang di kantong
kita apa lantas kita merasa puas dan bahagia?
Dalam jangka
pendek mungkin iya, tetapi dalam jangka panjang pastilah tidak. Karena sumber
kepuasan dan kebahagiaan itu bukan menghamba pada uang, melainkan menghamba
pada Sang Khalik. Imam Al-Ghazali mengingatkan, “Puncak tertinggi kepuasan dan
kebahagiaan adalah makrifat (mengenal Tuhan), karena Dia-lah yang merupakan
sumber segala kenikmatan dan keindahan yang bisa memuaskan manusia.”
Sedangkan banyak
orang mencari uang dengan cara haram dan menyimpang dari ajaran Islam. Yang
didapat adalah justru penderitaan selama hidup. Bahkan di akhirat pun
mendapatkan siksa.
Untuk itulah,
kita sebagai umat Islam hendaknya jangan menghamba kepada uang. Karena uang
bukan segala-galanya mencapai kebahagiaan lahir batin. Malahan justru
menyengsarakan. Kita harus mencari uang dengan jalan halal yang tidak
bertentangan dengan ajaran Islam sehingga mendapatkan kebahagiaan.
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat