Minggu, 17 September 2017

Kisah Sunan Purwo


Kisah Sunan Purwo dari Kerajaan Galuh Sunda
Menyebarkan Islam sebelum Datangnya Walisongo

Sunan Purwo merupakan  seorang pangeran  yang kemudian menjadi seorang raja. bahkan sebagai orang yang pertama menyebarkan ajaran Islam sebelum datangnya Syekh datul Kahfi dan Sunan Gunung Jati. bagaimana kisahnya. Berikut ini. 

Nama Sunan Purwo adalah Pangeran Bratalegawa adalah pemeluk agama islam yang pertama di  kerajaan Galuh Jawa Barat.  Ia merupakan putra kedua Prabu Guru Pangandiparamarta Jayadewabrata atau Sang Bunisora penguasa kerajaan Galuh (1357-1371) di Sunda.
Sejak kecil memang suka  berhitung dan melakukan perjalanan jauh. Ilmu yang dipelajari adalah ilmu perdagangan. Berbeda dengan saudara-saudaranya yang  suka belajar ilmu kanoragan.
Oleh karena itu, ia sering turun  ke desa-desa  untuk berdagang. Bahkan ikut berlayar bersama  punggawa kerajaan Galuh. Ia melihat banyak orang-orang Arab yang berdagang di pinggir pantai. Kemudian ia  belajar dan mempraktekkan ilmu perdagangannya. bahkan  menjadi seorang saudagar yang kaya raya.  
Dengan demikian, Pangeran Bratalegawa memilih hidupnya sebagai seorang saudagar daripada menjadi seorang ahli pemerintahan.
Kemudian  ia sering melakukan pelayaran ke Sumatra, Cina, India, Srilanka, Iran, sampai ke negeri Arab. Hal ini karena  Sunda dan Cirebon menjadi pusat pelabuhan internasional. Dimana seluruh bangsa asing singgah di pelabuhan tersebut guna melakukan kegiatan berdagang. 
Perjalanan  yang disukai pageran  Galuh  adalah ketika berlayar di negeri Arab.  Karena waktu itu Arab telah menguasai perdagangan dunia. Khususnya diwilayah laut.
Diantara kesibukannya  i a menikah dengan seorang muslimah dari Gujarat bernama Farhana binti Muhammad. Melalui pernikahan ini, Bratalegawa memeluk Islam.
Perkawinan inilah yang menjadika ia  menunaikan Ibadah Haji. Sejak itulah menjadi muslim yang taat dan menyebarkan agama Islam dimanapun berada, baik dalam lingkungan istana kerajaan maupun  lingkungan masyarakat.
Sebagai orang yang pertama kali menunaikan ibadah haji di kerajaan Galuh, ia dikenal dengan sebutan Sunan  Purwa. Orang-orang lingkungan keraton menyebutkan demikian itu. Istilahnya orang yang terhormat didalam bidang agama Islam.
Setelah menunaikan ibadah haji, Sunan Purwa beserta istrinya kembali ke kerajaan Galuh di Ciamis pada tahun 1337 Masehi untuk melakukan dakwah.
Orang yang didakwahi pertama kali adalah  nemui adiknya, Ratu Banawati, untuk bersilaturahmi sekaligus mengajaknya masuk Islam. Tetapi upayanya itu tidak berhasil. Dari Galuh, Haji Purwa pergi ke Cirebon Girang untuk mengajak kakaknya, Giridewata atau Ki Gedeng Kasmaya yang menjadi penguasa kerajaan Cirebon Girang, untuk memeluk Islam. Namun kakaknya pun menolak.
Baginya tidak mempermasalahkan kalau  kakaknya tidak mau memeluk agama Islam. Masih ada jalan lain untuk melakukan penyebaran  agama Islam diwilayah Sunda. Sebab strategi dakwah 1000 macam.
Ditengah-tengah menjalankan dakwah yang begitu sulit, Ia mendapat tugas  menduduki jabatan sebagai seorang raja menggantikan kakaknya. yaitu  Prabu Maharaja (1350-1357) yang gugur dalam perang Bubat yaitu peperangan antara Pajajaran dengan Majapahit.

Memberi Tanah Wali
Baginya menjadi raja merupakan kesempatan untuk melaksanakan  penyebaran Islam di tanah Sunda lebih intensif lagi. Oleh karena itu, setelah ia menjadi raja di kerajaan Sunda mebuka lebar-lebar  kedatangan  ulama-ulama dari  Persia setelah tinggal cukup lama di kerajaan Malaka.
Sejak  Sunan Purwa menjadi raja banyak saudagar-saudagar dan ulama muslim  tinggal di  kerajaan Galuh dan Cirebon. Mereka tidak dilarang menyebarkan ajaran Islam secara terang-terangan. Bahkan diberi tanah perdikan sebagai pusat  penyebaran agama Islam.
Dari  pemberian dan kelonggaran  penyiaran agama Islam di kerajaan Galuh inilah, makin lama kelamaan banyak keluarga. Diantaranya Raden Walangsungsang, Rarasantang dan masyarakat Cirebon. HUSNU MUFID  

.

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat