Senin, 13 November 2017
Kisah Sunan Andong
Kisah Sunan Andong Wilis di Tuban
Dari Madura Nyebarkan Islam di Jawa
Sunan Andong Wilis merupakan salah satu wali yang tidak memiliki nama besar seperti Walisongo. Tapi perannya cukup besar dalam penyebaran agama Islam di Tuban. Seperti apakah dia sebenarnya. Berikut ini.
Pada zaman dahulu Tuban merupakan daerah yang sangat terkenal. Oleh karena itu banyak yang singgahi untuk menyerbakan agama maupun berdagang. Dalam perkembangan selanjutnya banyak yang tinggal untuk bermukim atau sekadar lewat saja. Salah satunya adalah Sunan Andong Wilis.
Sunan Andong Wilis merupakan salah satu dari sekian banyak tokoh yang menyertai perjalanan Wali Songo. Meskipun namanya tidak setenar Walisongo. Tapi memiliki peran yang besar dalam menyebarkan ajaran idlam ditenah-tengah masyarakat Majapahit yang sedang mengalami kekacauan.
Jatidiri Sunan .Andong Wilis bukan orang Jawa, tetapi berasal dari Madura. Dalam perjalanan ke barat untuk mendatangi putranya yang belajar agama di Bonang. Mengingat dirinya seorang yang memiliki ilmu pengetahuan agama yang cukup tinggi.
Ketika berada di Jawa Sunan Andong Wilis juga menyebarkan ajaran Islam. Dimana waktu itu tidak banyak orang yang memeluk agama Islam. Cara berdakwahnya pun tidak mencaci atau mengkafirkan orang yang belum masuk Islam, melainkan menyebarkan agama dengan santun tanpa menyinggung dan menghilangkan tradisi yang ada di masyarakat yang ada.
Pendekatan tersebut rupanya mendapat simpati masyarakat. Sehingga jalan dakwahnya tidak banyak mengalami gangguan. Masyarakat menerima dengan tangan terbuka.
Kemudian ketika terjadi huru hara adanya penyerangan tentara Majapahit di Grersik dan terjadi pertempuran antara tentara Demak melawan tentara Prabu Girindrawardana. Beliau membela tentara Demak dan terbunuh, dan layon-nya mengambang sampai di Desa Panyuran. Oleh masyarakat, kemudian dimakamkan di pantai Panyuran tersebut.
"Pangeran Andong Wilis berasal dari Pacangan Madura. Menilik nama ini ada kemungkinan yang dimakamkan di situ adalah salah seorang Bangsawan dari Madura," ungkap R. Soeparmo dalam Catatan Sejarah 700 tahun Tuban.
Warga masyarakat sekitar menyakini sebagai salah satu pejuang yang menyertai para wali menyebarkan Islam di Jawa, khususnya di Tuban. Hingga akhir hayatnya Sunan Andong Wilis meninggal dunia di dukuh Kepoh, Desa Panyuran, Kecamatan Palang. Berada di wilayah pantai utara Desa Panyuran.
Makamnya Masih Asli
Kesederhanaan makam tersebut masih sangat terasa. Masih dalam keadaan aslinya Atap aslinya terbuat dari welit (daun kelapa yang dikeringkan dan ditata rapi) masih ditempatkan di tempat asalnya, meskipun di atasnya sudah diatapi genteng.
Bangunan utama makam juga masih tetap, terdiri dari dua buah makam membujur ke utara, maesan di bagian kepala ditutup kain putih, dan lantai dari pasir laut serta kijing dari bangunan permanen yang sudah lapuk.Untuk memasuki kompleks makam, orang harus melewati pintu di sebelah tenggara yang berukuran kecil, sehingga orang harus membungkuk.
Pendeknya ukuran pintu masuk, dimaksudkan agar orang yang akan masuk berposisi menghormat. Di sebelah selatan makam Andong Wilis dibangun sebuah Masjid, yang diberi nama Masjid Astana Andongwilis.
Tidak seperti makam Sunan Bonang yang mashur, makam Sunan Andong Wilis sedikit berbeda. Masih memiliki nuansa kekeramatan. Peziarahnya pun masih sedikit.
"Makam ini digolongkan sebagai makam tua atau diperkirakan pada awal Islamisasi di Jawa, yakni di sekitar pemerintahan,"ungkap Muhyidin sejarawan Tuban. HUSNU MUFID
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat