Senin, 13 November 2017

Kisah Sunan Dalem Diserang   Tentara Kerajaan Sengguruh

Dibantu  Ribuan  Pasukan Lebah

Syekh Maulana Zainal Abidin atau lebih dikenal Sunan Dalem merupakan putra Syekh Maulana Ainul Yaqin (Sunan Giri) bin Syekh Maulana Ishaq. Beliau merupakan sultan kedua dari kesultanan Giri Kedaton (1428 Saka). Berikut ini kisah hidupnya.

Syekh Maulana Zainal Abidin atau lebih dikenal Sunan Dalem  merupakan sultan kedua dari kesultanan Giri Kedaton (1428 Saka). Ia  yang mendapatkan amanah menggantikan Sunan Giri atau  lebih dikenal  bernama Raden Samudro atau Raden Paku. yang wafat.
Sunan Dalem mulai memegang peranan di Giri Kedaton sejak tahun 1506 M, atau sezaman dengan Sultan Trenggana di kesultanan Demak Bintoro. Pada masa itu pula terjadi peristiwa pendudukan kota kerajaan Majapahit oleh pasukan Islam pada tahun 1527 M. Waktu itu lokasi kerajaan Majapahit berada di  Kediri yang dipimpin  Raja Girindawardhana.
Selain itu, pada masa pemerintahan Sunan Dalem ada penyerangan dari kerajaan Sengguruh  terjadi pada tahun 1535 M. Penyerangan tersebut menjadikan ia  mengungsi ke  Desa Gumeno Kecamatan Manyar Gresik. Pada masa itu diperintah Ki Dang Palih, atas persetujuan Syekh Manganti, paman Sunan Dalem.
Dipengungsian itu  Sunan Dalem ke Desa Gumeno dalam kondisi sakit.  makannya   hanya dengan bubur dan ikannya ayam yang telah disuwir-suwir. Makanan tersebut dikemudian hari menjadi makanan tradisi lokal di Desa Gumeno Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik hingga sampai saat ini. Selanjutnya  dinisbahkan kepada Sunan Dalem, yakni buka puasa dengan “Kolak Ayam” yang dilaksanakan setiap tanggal 23 Ramadhan atau yang lebih dikenal dengan istilah “Sanggring”.
Disaat Sunan Dalem mengungsi di Desa Gumeno, Raja kerajaan  Sengguruh yang berdiri di Pasuruan. Dimana kerajaan tersebut  merupakan sisa-sisa tentara kerajaan yang mencoba ingin mendirikan kembali Majapahit yang telah runtuh.
Alasan kerajaan tersebut ingin menguasai kerajaan  Giri Kedaton. Karena  dianggap sebagai  pintu masik   Kesultanan Demak Bintoro. Mengingat  kesultanan yang  dipimpin Sultan Trenggono dibawah kekuasaan Kedaton Giri.
Saat Istana Kedaton Giri ditinggalkan  Sunan Dalem, maka tentara  dari kerajaan  Senguruh  berusaha membuka dan merusak makam Sunan Giri yang dikenal dengan nama Raden Paku. Juru kunci makam Syekh Grigis mencoba menghalang-halangi. Tapi tidak berdaya dan dibunuh secara  keji. Hingga meninggal dunia.
Kemudian muncul kekuatan baru yaitu  tawon tiba-tiba muncul di  dalam makam. Kawanan lebah yang jumlahnya cukup banyak keluar dari dalam makam. Sehingga membikit  tentara  kerajaan Sengguruh kewalahan  menghadapi tawon tersebut. Pedang dan tombak tidak mampu  mengalahkan tawon. malahan banyak yang tersengat. Kemudian meninggal dunia. Sisanya  melarikan diri dan pulang ke Pasuruan. 

Peninggalannya
Setelah kembali ke Giri, Sunan Dalem meminta agar dibuatkan makam untuk Syekh Grigis disebelah timur makam Sunan Giri, juru kunci yang terbunuh oleh pasukan kerajaan Sengguruh.
Sebagai ungkapan terima kasih kepada masyarakat Gumeno, Sunan Dalem mendirikan pembangunan masjid dengan atap bertingkat tiga, oleh masyarakat sekitar disebut Masjid Tiban. Sayangnya  masjid tersebut kini sudah tidak ada lagi bentuk wujudnya. karena telah dirumah  oleh  pengurus masjid yang tidak mengerti akan nilai-nilai sejarah Islam.
Dalam catatan sejarah disebutkan Sunan Dalem wafat pada tahun 1545 M dan dimakamkan disebelah barat makam Sunan Giri, selanjutnya kekuasaan kesultanan Giri Kedaton diamanahkan kepada Sunan Sedomargi untuk menjadi Sultan Giri ke-III.
Sunan Dalem hanya meninggalkan warisan yang hingga kini masih dilestarikan masyarakat  Desa Gumeno, yaitu kolak dengan suwir ayam dan kulah samping masjid yang digunakan untuk wudhu. Sedangkan bentuk masjidnya sudah dibongkar dengan bangunan baru. HUSNU MUFID

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat