Kemistisan Kelenteng An Hien Bio Maospati Magetan
Jika Ingin Motret
Harus Izin Dewa Dulu
Sementara itu, jajaran polres bersama dengan Kodim
Magetan tetap melakukan penjagaan pada
perayaan Imlek ini, mereka berjaga – jaga sejak malam hingga sore hari
di sekitar CAHYA
Kelenteng An Hien Bio tampak sepi dan tak sesemarak
kelenteng lain dalam merayakan Imlek. Atap kelenteng berupa genting sudah
tampak kusam. Pintu dan pagarnya pun masih terbuat dari kayu. Keasliannya masih
terjaga selama beberapa puluh tahun.
Warga sekitar kelenteng,
juga mengaku sejak kecil kelenteng itu sudah ada. Pasa zaman Belanda
banyak yang melakukan sembayangan hingga Presiden Soekarno. Tapi ketika
Presiden Soeharto berkuasa pelan-pelan
umat yang sembayang berkurang. Karena warga Tiongkok banyak yang pindah
keagama lain. Hanya sedirkit yang tetap
menganut agama Kong Hucu dan Tri Dharma.
Untuk memasuki Kelenteng An Hien Bio Maospati yang
berlokasi di Jalan Raya Madiun-Ngawi, Kelurahan Maospati, Kecamatan Maospati,
Kabupaten Magetan, Jawa Timur, tidak boleh berperilaku sembarangan. harus
mengikuti aturan yang berlaku.
Apa pun yang hendak dilakukan harus terlebih dahulu
meminta izin dewa melalui penjaga kelenteng, Liong Pwoe alias Pudjianto. Jika
melanggar sudah barang tentu akan mendapatkan masalah. Mengingat kelenteng
memiliki kekuatan gaib yang berasal dari leluhur.
Sebelum mengamati suasana di dalam kelenteng, memang
harus izin terlebih dahulu kepada Dewa. Tidak boleh masuk kemudian memotret dan
mengambil gambar patung Dewa atau Dewi KIem Sin senaknya sendiri, Karena bisa
mendapat masalah.
Pernah ada seseorang masuk kelenteng mengambil gambar tanpa meminta izin dewa.
Kemudian oleh Liong Pwoe penjaga kelenteng disuruh minta izin terlebih dahulu.
Sebab khawatir ada apa-apa kalau nggak izin. Maklum orang yang masuk kelenteng
tersebut tidak mengetahui tata aturan yang berlaku.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka
Liong Pwoe selaku penjaga kelenteng
mengambil tiga batang hio (dupa) dan melakukan doa di depan patung Hok
Tek Cin Sin atau Dewa Bumi yang jadi sesembahan di kelenteng. Dengan harapan
akan terjadi keselamatan. Orang yang masuk tanpa izin itu disuruh keluar dan
menunggu dihalaman.
Usai berdoa, Liong Pwoe mengajak orang yang ada dihalaman
luar tadi masuk ke dalam kelenteng.
Kemudian menunjukkan cara unik untuk
mengetahui apakah dewa mengizinkan kami mengambil gambar atau tidak. Penjaga kelenteng itu meraih dua buah alat dari kayu berbentuk
seperti lambung terbelah.
"Ini nanti saya lempar. Kalau salah satunya tengkurap
dan lainnya tengadah berarti diizinkan. Sebaliknya jika dua alat itu sama-sama
tengkurap atau tengadah berarti sang dewa tidak berkenan diambil
gambarnya,"ujarnya.
Ditengah-tengah suasana
hening kelenteng dan aroma hio yang menyengat. Liong Pwoe melempar dua
alat itu dan salah satunya ternyata tengkurap. yang menandakan diizinkan.
"Silakan memotret dan mengambil gambar. Pada hakekatnya Dewa telah
mengizinkan,” ucapnya.
Dengan isyarat diijinkannya oleh Dewa, maka tamu yang datang itu langsung memotret
benda-benda yang ada di dalam kelenteng. Mereka senang sekali. Sehingga dapat
mengabadikan didalamnya. Izin dari Dewa merupakan anugerah tersendiri bagi
pengunjung Kelenteng An Hien Bio Maospati.
Pada perayaan di zaman sekarang semakin ramai. Khususnya
Perayaan tahun baru Imlek. Warga Tionghoa Maospati di Kabupaten Magetan
menyambut dengan penuh suka cita, mereka merayakannya dengan wajah penuh senyum dengan senyum.
Karena selama zaman Presiden Soeharto berkuasa tidak dapat merasayakan dengan
bebas. karena banyak pengawasan.
Menurut Ki Lawu Maospati
warga setempat dan tokoh pemuda, perayaan tahun baru Imlek di Magetan
masih tidak jauh beda dengan tahun sebelumnya, mereka merayakannya dengan penuh
hikmat dan sederhana.
Tradisi di Kelenteng An Hien Bio Maospati Magetan, pada
malam tahun barunya, mereka bersembahnyang di Klenteng bersama keluarga,
berdoa, mendoakan leluhurnya, keluarganya dan kerabat- kerabatnya serta semua
umat.
"Perlu diketahui, untuk tahun baru Imlek tahun ini,
adalah tahun Ayam Api, warga berharap di tahun kera ini bisa membawa kehidupan
yang lebih baik, dan keberkahan bagi keluarga serta umat seluruh
Indonesia,"ungkap Ki Lawu Maospati.
Warga Tionghoa Magetan (Konghucu) berharap, pada tahun
baru Imlek kali ini, kehidupan bisa lebih baik lagi. Juga bangsa Indonesia dapat lebih baik dari
sebelumnya. Serta selalu menagajak untuk berbuat kebaikan agar terjalin
persatuan dan kesatuan yang kuat.
Kelenteng An Hien Bio Masopati merupakan kelenteng yang berada di kecamatan.
Kondisinya masih tampak asli terbuat dari kayu. Kesan wingt masih terasa.
Karena jika mau masuk kedalam harus minta izin dan melakukan doa terlebih
dahulu. Berikut ini hasil liputannya.
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat