Rabu, 15 Agustus 2012

Sikap Konsumtif Umat islam

Sikap Konsumtif Umat Islam Memprihatinkan Sikap konsumtif umat Islam di Indonesia selama dua dekade terakhir ini sungguh sangat memprihatinkan. Hal itu sudah cenderung mengarah ke sikap pamer dan tidak mencerminkan kesalehan sosial. "Fenomena umat Islam secara umum baik di Indonesia dan Malaysia itu bisa dikatakan kagetan dan berperilaku sangat konsumtif," ungkap pengamat sosial dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Dr Zuly Qodir dalam diskusi akhir Ramadan di kampus Tamantirto, Bantul, Rabu (15/8/2012). "Mengapa kagetan dan konsumtif atau gila belanja?" kata Zuly. Ketika mereka mempunyai uang berlebih atau lebih banyak dari yang lain kemudian dibelanjakan secara berlebihan. Hal itu bisa terlihat ketika swalayan atau supermarket yang buka sampai larut malam, banyak yang berbelanja dalam jumlah banyak, meski tidak terlalu dibutuhkan. "Lihat saja sekarang di supermarket yang buka sampai larut malam, yang paling banyak belanja juga umat Islam," katanya. Menurut dia, mereka dipaksa untuk berbelanja dalam jumlah banyak, padahal makanan/minuman yang dibutuhkan di keluarga sudah mencukupi. "Alasan teologisnya semua sama, untuk menyambut lebaran, idul fitri dan sebagainya," katanya. Zuly mengatakan fenomena kagetan dengan seperti itu mulai muncul sejak tahun 1990-an. Saat itu banyak anak muda yang menunggu waktu berbuka puasa atau ngabuburit dengan menjual makanan di atas sebuah mobil. Padahal secara ekonomi mampu. "Kalau dagangan yang dijual bila tidak laku tidak banyak masalah. Beda kalau yang berdagang orang miskin atau yang membutuhkan. Itu kan hanya ingin menunjukkan status sosial dan tidak ada kesalehan sosialnya," tegas Zuly. Sedangkan fenomena lainnya lanjut dia, kasus antre zakat warga sampai berdesak-desakan hingga ada yang luka atau meninggal. Kasus zakat menurutnya juga sangat memprihatinkan, warga miskin yang merasa punya hak mendapatkan harus rela antri berdesak-desakan hingga terinjak-injak dan meningal. "Kasus seperti ini juga sama jeleknya dengan sikap yang konsumtif berbelanja secara berlebihan," pungkas dia.

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat