Ziarah
Ke Makam Sunan Bejagung Lor, Di Tuban, Jawa Timur (2)
Pohonmaja,
saksi bisu Islamnya Gajah Mada
Dihalaman
Pondok Pesantren Sunan Bejagung terdapat sebuah gugusan batu besar dansebatang
pohon maja. Keduanya bukanlah pohon dan batu biasa, pasalnya di tempatitulah
konon ceritanya, mahapatih Gajah Mada yang dikenal sakti mandra gunadengan ilmu
Barat Ketigo-nya menyatakan keislamannya. Benarkah?
Lokasinya
tidak terlampau jauh dengan pusara Kanjeng SunanBejagung Lor. Dekat dengan
mushola dan berada di belakang kantor pondok. Terdapatsebuah gugusan batu
berukuran besar. Bentuk gugusan batu itu juga tak terlihataneh, nyaris sama
dengan batu yang sering dijumpai di daerah-daerah kapur.
Sepintas
melihtanya tidak ada yang istimewa dengan batu itu.Apalagi disela-sela batu
tumbuh rumput-rumput liar, sedangkan disebelahnya tumbuhsebatang pohon maja,
yang banyak dijumpai dikabupaten Mojokerto. Namun, bagimasyarakat sekitarnya,
batu dan pohon maja itu ternyata menyimpan rahasia. Pasalnya,menurut keyakinan
warga setempat, batu itu adalah tempat di mana Patih GajahMada menyatakan
keislamannya dengan dibimbing Kanjeng Sunan Bejagung. Setelah diamerasa kalah
digdaya dengan keilmuan yang dimiliki kanjeng sunan.
Dalam
legenda disebutkan, setelah Gajah-gajah dari Majapahit menjadibatu, para
pasukan Majapahit kembali dan Lapor kepada Sang Prabu Hayam wuruk bahwa semua Gajah Pasukan
Majapahit menjadi batu. Kemudian SangPrabu memerintahkan kepada Patih Gajah Mada yang terkenal
dengan Ilmunya Barat Ketigo
untuk mencoba sejauh mana Ilmu SunanBejagung.
BerangkatlahPatih
Gajah Mada tanpa balatentara. Dia menyamar dan menggunakan nama Barat Ketigo.Kemudian dia mengaduk
air laut Tuban sampai keruh dan berpura-pura mencari ikandodok. Setelah
diketahui oleh Sunan Bejagung, Barat ketigo ditanya, iamenjawab. “mencari ikan
dodok, karena adiknya hamil dan nyidam ingin makan ikandodok”.
AkhirnyaSunan
Bejagung mengambil lontar dibuat timba dan Barat ketigo diperintah
untukmengambil daun waru. Setelah tempayan lontar tersebut diisi dengan air dan
daunwaru dimasukkan kedalam timba. Seketika itu daun waru menjadi ikan Dodok.
“Kejadianinilah yang selalu diingat oleh Masyarakat Desa Bejagung, dan sampai
sekarangapabila ada warga yang akan mengadakan kenduri selalu menggunakan ikan
dodokkering,” kata KH Abdul Matin pengasuh pondok Bejagung .
Pohon Kelapa Direbahkan Dengan Jari Tangan
Dari
sini sebenarnya Gajah Mada merasa bahwa ia telahdikalahkan oleh Sunan Bejagung.
Namun ia masih belum juga puas. Ia kemudianberusaha memamerkan kesaktiannya
dengan menggoyang sebuah pohon kelapa hinggasemua buahnya rontok. Sunan
Bejagung yang melihat itu hanya mengatakan “ Jikaingin mengambil buah kelapa
jangan seperti itu”. Beliau lantas menuding sebuahpohon kelapa yang segera tertunduk
begitu tangan Sunan Bejagung menudingnya danGajah Mada dipersilahkan mengambil
buah pohon kelapa yang telah rebah itu.
Gajah
Mada pun segera mengambil buah kelapa itu, lantasdiminumnya. Tak hanya satu, ia
mengambil ribuan buah kelapa untuk diminumsekaligus. Gajah Mada kemudian
berujar bahwa sekian banyak buah kelapa telah iaminum tetapi rasa hausnya masih
belum juga hilang. Mendengar itu Sunan Bejagungkemudian mengambil buah maja
berduri yang telah jatuh ke tanah.
Buah
maja itu lantas dikupas, dikeluarkan isinya dan diisidengan air kemudian
disuguhkan kepada Gajah Mada. Anehnya, air dalam buah majayang lebih kecil dari
kelapa itu seperti tak habis-habisnya saat diminum GajahMada. Bahkan Gajah Mada
merasa sudah tak kuat lagi minum dan menyatakan bahwaia menyerah.
Ia
mengakui bahwa telah kalah dari Sunan Bejagung. Dari situGajah Mada kemudian
bersedia untuk memeluk Islam dengan dibimbing oleh SunanBejagung. Setelah ia
mengundurkan diri dari jabatan Mahapatih, ia beralih namamenjadi Patih Barat Ketigo
dan menghabiskan sisa hidupnya di Bejagung. Makamnyakini terletak tak jauh dari
makam Sunan Bejagung Kidul, dikenal dengan namaMakam Panjang.
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat