Jumat, 17 Februari 2017

AGUS sUPRAPTO

Nomor : MG 0022422116P
Nama : Agus Suprapto
Alamat : Caruban Madiun

Mengenal Sejarah Lewat Posmo

Seringkali saya membaca posmo dalam kondisi sadar. Karena jika tidak sadar, maka akan terbawa dalam dunia lain. dari posmo akhirnya saya sedikit demi sedikit mencintai menyukai  sejarah lokal yang ada disekitar  daerah Mataraman.
Oleh karena itu, jika diajar guru besar Persaudaraan Kemuning Bhakti Husada Maospati selalu ikut. karena saya anggap penting. Meskipun hujan deras dan gerimis. karena dapat menambah wawasan lebih jauh. Sebab selama ini saya dinas di Departeman Sosial. Urusannya masalah sosial. Tapi untuk sejarah  belum sama sekali. Tahun inilah saya melacak tempat-tempat bersejarah.
Kemanapun disekitar  Caruban akan saya datangi, baik secara sendiri maupun dengan sang guru yang berasal dari Gunung Lawu. Tapi tiap naik sepeda motor selalu dengan orang sakti dari Surabaya. Tujuannya agar motor tidak macet ditengah jalan.Pernah sekali macet di makam keramat, maka dengan kekuatan gaib menjadikan motor tidak macet dan langsung jalan. bahkan menyalip motor guru besar saya. memang hebat dia.
Bukan hanya sebatas di daerah Caruban saja, melainkan di Maospati, Ngawi dan Madiun. Lokasinya bukan hanya di kota. Tapi di desa hingga pegunungan  yang cukup angker dan menakutkan.
Untuk soal dua masalah tersebut  bagi saya tidak ada masalah.  Karena gunung yang angker pernah aku daki dan dalam hati tidak kenal takut. Malahan hantu kalau bertemu saya langsung menghilang. Padahal mereka berani menemui teman saya dalam satu ronbongan. ini menunjukkan saya hebat. 
Kemarin saya melakukan perjalanan menuju Benteng Van Den Bosch yang katanya menakutkan dan angker. Tapi ternyata tidak ada apa-apanya, baik itu hantu maupun siluman. Padahal sudah saya kelilingi benteng tersebut mulai dari depan hingga belakang. Yang ada terlihat bangunan yang  memprihatinkan keadaannya. maklum sudah  tua usianya.
Waktu itu mendung  menggantung diatas langit. Tapi tidak sempat turun. karena ada salah satu rombongan saya ada yang pandai menyarang hujan. Sehingga hujan tidak sampai jatuh kebumi. Angin yang membawa mendung ketempat lain.
Saya naik sepeda motor menuju benteng yang dibangun Belanda itu. Awalnya parkir didepan benteng. karena  bisa dibawa masuk. Kemudian  saya bawa mengelilingi benteng. Sehingga bisa melihat sungai Bengawan Solo dan Sungai Madiun yang berada dekat benteng. Juga melihat bangunan parit yang berisikan air. Dimana fungsinya agar musuh tidak dapat masuk dan menyerbu benteng.
Saya dapat melihat sungai karena  posisinya berada diatas tanah yang mengelilingi benteng. Tapi tidak melihat mahluk gaib penghuni benteng. Padahal ilmu telah saya keluarkan. Mungkin waktunya siang hari dan menjelang sore. Seandainya malam, ya dapat melihat dan berkomunikasi.
Kemudian saya membuka baju  yang selama ini aku pakai. Diganti baju persilatan. Karena mau berduel dengan orang Surabaya yang memang ahli tarung bebas. Pada saat berduel saya tidak mampu menjatuhkan lawan.Bahkan hampir kalah di lokasi belakang Benteng Van Den Bosch Ngaei. Barang kali ini pelajaran bagi saya untuk lebih serius berlatih lagi. maklum jarang berlatih. 

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat