Kamis, 02 Februari 2017

Syekh Al-Hakim


Syekh Al-Hakim At-Tirmidzi
Pandangan Filosofinya Penuh Hikmahi
Pengaruh Al-Hakim At Tirmidzi dalam dunia sufi cukup besar. Pemikiran-pemikirannya mempengaruhi sufi-sufi besar seperti Imam Ghazali, Ibnu Qoyyim, Ibnu Farabi dan sebagainya. Berikut ini kisahnya.
Syekh Al-Hakim At-Tirmizi ini adalah salah seorang pemikir kreatif  terkemuka dalam Tasawuf Islam di zamannya. Nama lengkapnya  Abu 'Abdullah Muhammad ibnu 'Ali ibnu al-Husain al-Hakim at-Tirmidzi.
Beliau berguru pada ahli Tasawuf, Ahli Fiqih dan  Ahli Hadits, dan terhitung jumlahnya sampai 170 an Ulama. Bahkan kata-katanya yang terkenal hingga kini, "Siapa yang tidak punya guru, maka  gurunya adalah Syetan...".
Meskipun selama ini beliau bukan seorang perawi hadits   terkenal seperti At-Tirmidzy yang selama ini popular di kalangan ahli hadits. Walau pun demikian, sesungguhnya  beliau juga banyak meriwayatkan hadits. Oleh karena itu,  ia mendapatkan gelar Al-Hakim dari masyarakat.
Pandangannya sangat filosofis penuh hikmah. Sehingga banyak  umat Islam yang menyukai. Setiap menggelar pengajian selalu ramai dihadiri  masyarakat luas guna mendengarkan kata-katanya yang filosofi dan berhikmah. 
Ia pernah mengalami peristiwa yang cukup menyedihkan. Yaitu  diusir dari kota asalnya oleh orang-orang yang tidak menyukai pandangan-pandanganya yang penuh hikmah. Kemudian  mengungsi ke Nisyabur pada tahun 285 H/898 M. Tapi tetap  menyampaikan pandangan-pandangannya melalui  berkhotbah di masjid. Tidak ada  umat islam yang melarangnya. bahkan mendapat sambutan yang cukup besar.
Kemudian pandangan-pandangan filosofi  yang penuh hikmah itu ditulis dalam sebuah buku. Dimana buku tersebut tertang ilmu jiwa yang mempengaruhi sufi besar Al-Ghazali,  sementara teori kesufiannya diadopsi dan dikembangkan oleh lbnu 'Arabi.
Ia adalah seorang penulis yang sangat produktif. Antara lain, Khotamul Auliya'; Kitabul Auliya'; Al-Masailul Maknun; Ghourul Umur; Riyadhatun Nafs; Ma'rifatul Asror,; dan sejumlah kitab  lainnya yang sangat berpengaruh dalam sejarah Tasawuf hingga dewasa ini, termasuk kumpulan  hadits Nabawi dalam judul "Al-Manhiyyat" juga  kitab, "Nawadirul Ushul ilaa Ma'rifati Akhbarir  Rasul."
Banyak kitabnya, termasuk uraian  singkat tentang riwayat hidupnya, lestari hingga kini bahkan beberapa di antaranya telah  diterbitkan. Diantara buku  karyanya yang monumental adalah  "Khotamul Auliya" yang   berisi 155 pertanyaaan, yang menjadi standar    bila seseorang menggapai tingkat kewalian dan ma'rifatullah, akan mampu menjawab  pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Ibnu Araby dalam  Kitabnya Al-Futuhatul Makiyyah menjawabnya dengan tuntas, menurut pandangan beliau. Selain Al-Ghazaly dan Ibnu Araby, Ibul Qoyyim  Al-Jauziyah sangat terpengaruh pada pandangan Al-Hakim at-Tirmidzy terutama dalam Kitab Ar-Ruh-nya Ibnul Qoyyim. Begitu juga karya  monumental An-Nifary, Al-Mukhathabat dan wal-Mawaqif, yang menjadi salah satu bacaan  utama Syeikh Abul Hasan asy-Syadzily selain  Khotamul Auliya'.
Beliau memiliki  murid-muridnya cukup terkenal dalam dunia sufi diantaranya adalah Ahmad bin Muhammad bin Isa,  Al-Hasan bin Ali al-Jauzajaany,  Manshur bin  Abdullah bin Khalid al-Harawy, Abu Bakr  Muhammad bin Ja'far al-Haitsam, Abu Bakr Muhammad bin Umar al-Warraq at-Tirmidzy  al-Hakim, dan Abu Muhammad Yahya bin Manshur al-Qadhy, dan lainnya yang tak tercatat.
Murid-muridnya mampu menyebarkan pemikirannya ditengah-tengah masyarakat muslim yang mengalami kehausan ilmu sufi. Saat itu ilmu tersebut  telah menjadi kebutuhan masyarakat. mengingat kerajaan lebih mementingkan kehidupan yang mewah. Sehingga melupakan kehidupan akherat. HUSNU MUFID
Belum lagi pengaruh besarnya pada Ibnu Athaillah  as-Sakandaryy dan Ibrahim ad-Dasuqy, dalam  berbagai karyanya. Dan terutama ketika  menafsirkan ayat 35 surat An-Nur, Mufassir besar al-Qurthuby dan asy-Syaukany, sangat terpengaruh  oleh pandangan al-Hakim at-Tirmidzy.

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat