Jumat, 17 Februari 2017

Husnu Mufid Di Benteng Van den Bosch Ngawi











Mengungkap Motif Didirikan  Benteng Fron Van Den Bosch di Ngawi

Untuk Mematahkan Perjuangan Laskar Diponegoro

Benteng Van den Bosch, atau yang lebih dikenal sebagai Benteng Pendem adalah benteng yang terletak di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi. Tepatnya di komplek Angicipi Batalyon Armed 12. Seperti apakah kisah sejarahnya dan tujuan didirikan. Berikut ini hasil liputan wartawan posmo.

Keberadaan benteng yang berada di Kabupaten Ngawi dibangun oleh pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1839 – 1845 dengan nama Font Van Den Bosch,  pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Van Den Bosch. Benteng ini memiliki ukuran bangunan 165 m x 80 m dengan luas tanah 15 Ha. Menempati lahan seluas ± 1 hektar.
Bentuk bangunannya  bertingkat. Terdiri dari pintu gerbang utama, ratusan kamar untuk para tentara, ruangan untuk seorang kolonel dan ruang komando serta beberapa ruangan yang dulunya diyakini sebagai kandang kuda. Juga dikelilingi parit yang lebarnya 15 meter dan dalamnya 2 meter. Sehingga terlihat dari luar tampak terpendam. "Oleh karena itu, benteng ini oleh masyarakat sekitar dikenal juga dengan sebutan benteng pendem.
Dulu  dihuni oleh tentara Belanda sebanyak 250 orang bersenjatakan bedil, 6 meriam api, dan 60 orang kavaleri yang dipimpin oleh Gubernur Jenderal Defensieljn Van Den Bosch.
Tujuan di bangunnya benteng tersebut yaitu pertama, untuk menghambat atau menangkal pasukan penyerang Diponegoro terhadap Belanda. Mengingtat perlawanan melawan Belanda yang berkorbar di daerah, dipimpin oleh kepala daerah setempat.
Waktu itu di Kabupaten Madiun, dipimpin oleh Bupati Kerto Dirjo, dan di daerah Ngawi dipimpin oleh Adipati Judodiningrat dan Raden Tumenggung Surodirjo, serta salah satu pengikut Pangeran Diponegoro bernama Wirontani pada tahun 1825. 
Kedua, dipilihnya lokasi pembangunan benteng di pertemuan  sungai Bengawan Solo dan Madiun  itu. Karena kala itu merupakan jalur lalu lintas sungai yang dapat dilayari oleh perahu-perahu yang cukup besar sampai jauh ke bagian hulu. Perahu tersebut memuat berbagai macam hasil bumi yang berupa rempah-rempah dan palawija dari Surakarta-Ngawi menuju Bandar Gresik, demikian juga Madiun-Ngawi dengan tujuan yang sama. Lokasi benteng sengaja dibuat rendah dari tanah sekitar yang dikelilingi oleh tanah tinggi (tanggul).

Dibom Jepang
Setelah Jepang memasuki  Indonesia kondisi benteng dibagian selatan keadaannya hancur. Karena serangan bom. Meskipun demikian, masih menyisakan  salah satu bukti  makam salah satu Laskar Diponegoro sekaligus penyebar agama Islam di  Kabupaten Ngawi di dalam kantor utama dalam Benteng Van Den Bosch, yang bernama KH. Muhammad Nursalim.
"KH. Muhammad Nursalim adalah tokoh pejuang yang ditangkap Belanda dan di bawa ke Benteng tersebut. Karena kesaktiannya beliau tidak mempan ditembak, akhirnya tentara Belanda mengubur hidup-hidup  didalam benteng dengan kepala  dibawah dan kaki diatas. Sebab memiliki ilmu sungsang,"ungkap Ki Lawu Maospatisejarawan dari Magetan.
Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, pada tahun 1962 benteng tersebut beralih fungsi menjadi markas dan gudang amunisi Batalyon Armed 12 yang sebelumnya berkedudukan di Kecamatan Rampal, Kabupaten Malang, serta menjadi area latihan perang.
Kemudian antara tahun 1970-1980, dikosongakan karena gudang amunisi dipindahkan ke Jalan Siliwangi kota Ngawi yang sekarang menjadi maskas Kostrad. Pada saat pengosongan itulah muncul penampakan jenis makhluk gaib yang sering terlihat di bangunan Benteng Pendem Ngawi. Seperti pasukan Belanda tanpa kepala berjalan keluar masuk benteng. .
Juga sering muncul siluman ular sebesar pohon kelapa dari semak-semak belukar kemudian menghilang dibalik tembok yang sudah terlihat kusam jika ada orang datang. Kadang-kadang muncul manusia kelelawar hinggap diatas bangunan pada bulan purnama. Disusul munculnya  makhluk gaib dengan tubuh hitam legam disinyalir makhluk astral dan banyak lagi mahluk yang menakutkan.
Pada tahun 2011, setelah terbengkalai cukup lama dan tertutup untuk dikunjungi. Akhirnya Benteng Van Den Bosch dibuka untuk umum, dan pada tahun 2012 Pemerintah Kabupaten Ngawi telah melakukan penataan di sekitar kawasan benteng untuk dikembangkan sebagai andalan wisata edukasi dan sejarah di Kabupaten Ngawi. Kini sudah tidak lagi muncul mahluk gaib didalam benteng tersebut. Karena banyak orang yang mengunjungi. Mahluk gaibnya pindah ke sungai Bengawan Solo yang ada disebelahnya. HUSNU MUFID


0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat