Kamis, 02 Februari 2017

Hakekat Musibah


Hakikat Musibah Menimpa Manusia
Indonesia bukan hanya mengalami musibah kebanjiran dan tanah longsor pada musim hujan sekarang. Namun kebakaran juga melanda di berbagai pasar. Baru-baru ini Pasar Senin Jakarta kembali terbakar dan para pedagang mengalami kerugian cukup besar.
Oleh karena itu, mari kita merenung sejenak seraya berdoa semoga saudara-saudara kita yang saat ini mendapat musibah kebakaran pasarnya sebagai ladang rezekinya diberikan kekuatan dan kesabaran oleh Allah, dan yang meninggal dunia, semoga Allah ampuni dosa-dosa mereka. Amiin.
Musibah dapat diartikan "sesuatu yang menimpa" yang waktu datangnya di luar perhitungan dan kehendak kita. Ada banyak sekali bentuk musibah. Ada yang bersifat individu dan ada pula yang bersifat kolektif (kelompok). Musibah bisa menimpa diri kita pribadi, bisa juga menimpa masyarakat secara umum. Bentuknya pun bermacam-macam, seperti wabah penyakit, kemarau panjang, banjir, tanah longsor, gempa bumi, kebakaran, tsunami, banjir bandang, angin topan/badai, bahkan konflik atau peperangan juga termasuk musibah.
Adapula musibah dalam bentuk tertentu yang secara langsung tidak begitu terkesan bahkan sekilas membahagiakan, seperti Allah uji kita dengan kekayaan, pangkat, atau jabatan tinggi yang dengan itu semua kita menjadi lupa diri dan lupa bersyukur kepada Allah Swt.
Kedatangan musibah biasanya selalu terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga, ini merupakan bentuk cobaan dari Allah kepada kita untuk menguji seberapa kuat iman kita. Namun ada juga musibah yang terjadi akibat kelalaian manusia ataupun karena manusia merusak ekosistem alam, seperti terjadinya banjir akibat manusia membuang sampah sembarangan, terjadinya kebakaran akibat arus pendek listrik, mungkin pengaturan instalasinya yang salah, terjadinya kabut asap yang sangat merugikan kesehatan akibat manusia membakar hutan. Semua ini merupakan musibah, tetapi lebih berupa teguran dari Allah kepada kita.
Sebagai orang yang beriman, dalam menyikapi musibah yang terjadi, kita harus lebih banyak melakukan koreksi diri dan semakin berusaha mendekatkan diri kepada Allah Swt. Dari sini akan nampak sikap orang yang beriman dengan yang tidak beriman dalam menghadapi setiap musibah. Bagi orang yang lemah imannya, setiap kesusahan yang menimpa mungkin akan membuat mereka menjadi stres, menyalahkan takdir, menyangka Allah tidak adil, bahkan bisa berujung pada bunuh diri.
Itulah sebabnya Islam mengajarkan, jika kita tertimpa suatu kesusahan, maka jangan lupa untuk mengucapkan "innalillahi wainna ilaihi roji'un" segalanya berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah.
Musibah selalu memiliki dua sisi yang hanya bisa ditangkap dengan nilai-nilai iman. Di satu sisi, musibah menampakkan wajah sedih dan kesusahan, tetapi boleh jadi di sisi lain, musibah itu mengandung hikmah yang besar dan kebaikan bagi kita.
Begitu juga kesenangan. Di satu sisi ia menampakkan wajah ceria, kita menjadi senang karena memiliki apa yang kita inginkan. Namun di sisi lain ia merupakan bencana tersembunyi yang akan sulit diterima oleh logika, seperti harta yang banyak, tetapi justru membuat pemiliknya menjadi gundah gulana. Anak yang cantik dan tampan, tetapi justru merisaukan hati orang tuanya dan lain sebagainya.
Idealnya bagaimana? Yang ideal adalah, harta benda yang kita miliki dan anak-anak yang cantik dan tampan seharusnya semakin melengkapi kebahagiaan hidup kita. Dengan harta yang banyak kita dapat bersedekah dan membantu orang lain. Terkait dengan musibah, Alquran menjelaskan dalam surah Al-baqarah ayat 155-156 : "dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".
Kita sebagai umat Islam hendaknya menjaga lingkungan sekitar dan melakukan disiplin serta mematuhi peraturan yang berlaku. Sehingga terhindar dari musibah yang diakibatkan oleh manusia itu sendiri.
Demikianlah dalam kehidupan ini, segala sesuatu bisa terjadi tidak seperti apa yang kita harapkan. Hanya nilai-nilai imanlah yang bisa membuka tabir hikmah yang terkandung dalam setiap musibah. Dengan iman, manusia tidak akan mudah putus asa. Dengan iman manusia akan dapat menerima kenyataan hidup dan bersabar. Jangan pernah takut gagal dalam berusaha memenuhi nafkah hidup dan jangan pernah takut salah kalau kita yakin bahwa kita sedang melakukan kebajikan.

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat