Kamis, 02 Februari 2017

Sunan Bejagung


Kisah Sunan Bejagung Lor dengan Patih Barat Katigo 

Menyerahkan Perdikan kepada Sunan Bejagung Kidul
Sunan Bejagung merupakan wali yang memiliki karomah cukup tinggi dan juga mampu menjadikan anak-anak raja Majapahit menjadi seorang muslim. Boleh dibilang kemampuannya sama dengan Walisongo. Berikut ini kisah hidupnya. 
Setelah Patih Barat Katigo tiba di istana kerajaan, patih melaporkan kepada raja Majapahit. Mendengar  ketidakberhasilannya itu, menjadikan sang raja naik pitam dan marah besar. Kemudian  Raja Majapahit mengerahkan ratusan prajurit dengan menunggang  gajah. Mengetahui hal itu, Sunan Bejagung  mengambil sebatang ranting pohon dan membuat garis melingkari wilayah pesantrennya yang didirikan.
Atas karomah yang dimilikinya, prajurit Majapahit tidak melihat apa-apa saat mendekati pesantrennya di Bejagung. Bahkan mereka bersama gajahnya mendadak menjadi batu. Kini batu itu dinamakan Watu Gajah. Lokasinya berada  di selatan Pesarean Bejagung. Karena batu-batunya memang sangat mirip barisan gajah.
Setelah peristiwa penyerbuan itu, ada anak raja Majapahit yang berguru kepada Sunan Bejagung. Anak raja itu  kini mendapat sebutan nama Sunan Bejagung Kidul. Dengan demikian, ia mampu mengislamkan seorang patih dan putra raja kerajaan Majapahit.
Sebutan dua nama berbeda itu,  berawal dari kedatangan Pangeran Kusumo Hadiningrat atau Pangeran Sudimoro ke perdikan Bejagung atas perintah Syech Jumadil Kubro untuk memperdalam ilmu ketauhidan kepada Syeh Asy’ari. Karena wara’i-nya, lantas putra keempat Prabu Brawijaya atau Prabu Hayam Wuruk ini dijadikan menantu oleh Sunan Bejagung untuk menikahi salah seorang putrinya, Nyai Faiqoh.
Dalam perjalanannya, putra mahkota Majapahit yang meninggalkan gemerlap cahaya istana dan memilih menjadi santri Sunan Bejagung akibat konflik perebutan kekuasaan antara dua bersaudara Pangeran Wirabumi dan Putri Kusuma Wardani, kemudian berganti nama menjadi Hasyim Alamuddin atau yang kemudian lebih dikenal dengan gelar santrinya Pangeran Penghulu.
“Perdikan Bejagung Kidul inilah yang dulu menjadi pusat penyebaran agama Islam dengan segala aktifitas pesantrennya yang dilakukan oleh Syech Asy’ari,” jelas Kiai Matin penulis Babad Bejagung Tuban.
‎Kemudian karena memiliki kemampuan yang dianggap sudah setara dengan Sunan Bejagung, akhirnya seluruh tugas dakwah di Kasunan Bejagung diserahkan kepada Pangeran Penghulu. Itu adalah sebuah penghargaan tertinggi yang diberikan Sunan Bejagung kepada putra mantunya.‎
Makamnya Dikeramatkan
Setelah semua tugas dakwah diserahkan kepada menantunya, kemudian Sunan Bejagung memilih uzlah (pindah) ke perdikan Bejagung Lor sampai akhir hayatnya.
Sayyid Abdullah Asy’ari bermukim di Desa Bejagung, Sunan Bejagung Lor Tuban, setelah wafat di makamkan di Desa Bejagung, Kecamatan Semanding (2 Km kearah selatan kota Tuban) yang sekarang disebut Sunan Bejagung.
Kini makamnya banyak dikunjungi umat Islam. Khususnya Jumat Wage. Lokasi makamnya cukup luas. Masih banyak pepohonannya. Setiap orang ziarah merasa nyaman dan tentram. Karena lokasinya mendukung. Masyarakat  sejak dulu masih mempercayai kalau lokasi makam memiliki kekeramatan yang cukup tinggi.
“Secara tradisi setiap peziarah yang akan melakukan ziarah  di makam Sunan Bejagung harus dimulai dari makam Bejagung Kidul terlebih dulu. Meski secara personal status maqam kewaliannya lebih tinggi dari Bejagung Lor,” kata Kiai Matin.‎
Konon, pada era imperalisme Eropa di Tanah Jawa, tak ada satupun orang-orang dari belahan dunia barat itu yang bisa memasuki kawasan Makam Modin Asngari di Desa Bejagung, Kecamatan Semanding ini.
Dalam riwayatnya  wilayah Bejagung pun tidak pernah terjamah penjajahan Belanda. Bahkan hingga masa clash II tahun 1948, keramat Tanah Bejagung masih bertahan. Tentara NICA yang mendarat di pantai Glondonggede dan berhasil menguasai kota Tuban, tetap tak mampu menjamah Bejagung. Bejagung pun tetap menjadi wilayah aman bagi para pengungsi dan pejuang.
Kalau Anda kebetulan berkunjung ke Tuban, dan terlebih juga sedang wisata religi.  Jangan lupa berziarah ke makam Sunan Bejagung. Memang, tidak sepopuler makam Sunan Bonang. Tapi jangan salah, selain ramai dikunjungi, terlebih pada Jum’at Wage, makam ini juga dianggap bisa mendatangkan berkah. HUSNU MUFID
 Silsilah Sunan Bejagung
Nabi Muhammad SAW,
Siti Fatimah Az-Zahro’ (istri Sayyidina Ali bin Abi Thalib),
Sayyid Husain,
Sayyid Ali Zainul Abidin,
Sayyid Muhammad Al-Baqir,
Sayyid Ja’far Shodiq,        
Sayyid Ali A1 ‘yroidii,
Sayyid An-Naqib Ar- Rumi,
Sayyid Isa An-Naqib Al-Bashori,
Sayyid Achmad Muhajir Al-Faqih Al-Muqoddam,
Sayyid Ubaidillah,
Sayyid Abdullah Asy’ari (Sunan Bejagung, Tuban).
Sayyid Muhammad,
Sayyid ‘Alawi,
Sayyid Ali Kholi’ Qosam,
Sayyid Muhammad Shodiq Murrobath,
Sayyid Abdul Malik,
Sayyid Abdullah Khan,
Sayyid Ahmad Syah,
Sayyid Jamaluddin Al-Husaini/ Sayyid Jamalludin Kubra/ Sayyid Jumaddil Kubro,
Sayyid Alawi,

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat