Selasa, 27 Desember 2016

Peanggrehan Rejowinangun Jogja



Menyingkap Situs Bersejarah Pesanggrahan Rejowinangun Yogyakarta

“Ruang Bawah Tanah, Tempat Semedi
Situs Sejarah Pesanggrahan Warungboto Kampung Rejowinangun, Umbulharjo, Yogyakarta, resmi dibuka pekan ini sebagai objek wisata, pasca proses pemugaran selesai dilakukan. Petilasan Raja Keraton Ngayogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono II itu dibangun di era tahun 1800-an. Diyakini, pesanggrahan yang merupakan taman air mirip dengan Tamansari itu memiliki ruang bawah yang digunakan untuk bersemedi.
SELAMA bertahun-tahun, Pesanggrahan Warungboto yang dalam riwayat kuno disebut Pesanggrahan Rejowinangun dibiarkan terlantar. Namun, sejak dua tahun ini, keberadaan situs yang oleh sebagian warga setempat masih diyakini keramat itu mulai dipugar. Tahun 2016 ini, proses pemugaran tahap kedua selesai dilakukan. Dan, keindahan masa-masa keemasan Raja Sultan HB begitu tampak sedemikian mempesona.
Dalam peresmian pembukaannya, Kepala Seksi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DI Yogyakarta, Wahyu Astuti, mengatakan, proses pemugaran Situs Warungboto telah dimulai sejak tahun 2009, lalu. Pada tahap pertama pemugaran itu, renovasi dilakukan pada bangunan pendopo. Sementara pada pemugaran tahap II di tahun 2016 ini, renovasi meliputi kolam, serta bangunan sisi selatan dengan areal seluas 625 meter persegi.
"Pemugaran ini dilakukan dengan melibatkan 46 tenaga profesional, terdiri dari arkeolog pengawas, teknisi, juru gambar, juru ukur, juru foto hingga tenaga pekerja. Sebenarnya, total luas Situs Warungboto ini mencapai 2.750 meter persegi, namun bangunan yang tersisa hanya 50 persen pada bagian belakangnya saja," jelas Tutik, sapaan akrabnya.
Sementara itu, Kepala BPCB DI Yogyakarta, Winston Sam Douglas Mambo mengakui, minimnya tingkat keutuhan, serta data mengenai keberadaan Situs Warungboto menjadi kendala tersendiri dalam melakukan proses pemugaran. Namun, pihaknya berupaya terus melakukan penelitian dan pengkajian lebih lanjut, sehingga dapat menjadi bahan pemugaran selanjutnya dari situs berusia 200 tahun tersebut.
Mewakili pihak Keraton Yogyakarta, Gusti Pangeran Haryo (GPH) Hadiwinoto, yang merupakan adik Sri Sultan HB X, mengatakan, Situs Warungboto merupakan 1 dari 13 situs bersejarah petilasan peninggalan Sri Sultan HB II yang tersebar di Yogyakarta dan sekitarnya. Ia berharap dipugarnya sejumlah situs tersebut dapat menjadi tambahan ikon wisata sekaligus mendorong adanya peningkatan kegiatan wisata di Yogyakarta.
Gusti Hadi juga mengharap kerjasama antara semua pihak baik antara keraton, pemerintah daerah, serta masyarakat setempat dalam mengelola Situs Warungboto ke depan. Ia menilai pelibatan warga sekitar dinilai sangat penting, agar masyarakat di sekitar dapat ikut menjaga sekaligus mendapatkan manfaat dari potensi yang ada di wilayahnya.
"Saya kira perlu ada pelatihan guide dari dinas pariwisata bagi pemuda-pemudi warga sekitar. Ini diperlukan untuk memberikan informasi yang jelas dan benar terkait sejarah situs bagi para wisatawan. Warga sekitar juga dapat menggali potensi ekonomi lain, misalnya menjual cinderamata. Dengan begitu, mereka akan merasa memiliki dan ikut menjaga keberadaan situs," katanya.
Riwayat Situs
Situs Pesanggrahan Warungboto, pada naskah kuno disebut Pesanggrahan Rejowinangun. Menurut Tutik, Pesanggrahan Warungboto tersebut seperti versi mungil Tamansari. Di tempat itu terdapat kompleks bangunan yang dulu menjadi lokasi peristirahatan keluarga raja. Dinding bangunan di kompleks peristirahatan ini dibangun dengan ketebalan sekitar 40 centi meter, sama seperti bentuk bangunan peninggalan Keraton Yogyakarta pada umumnya.
Salah-satu pesona Situs Warungboto adalah taman yang ada di tengah komplek. Posisinya lebih rendah dari permukaan jalan raya di depannya. Di taman ini terdapat dua kolam. Pertama, berbentuk lingkaran dengan diameter sekitar 4 meter. Di tengahnya terdapat sumber pancuran air. Diduga di bawah kolam ini terdapat sumber mata air yang dipancarkan lewat pancuran di tengahnya. Kolam itu terhubung dengan saluran ke kolam kedua yang berukuran lebih besar berbentuk bujur sangkar.
Situs Warungboto, merupakan banguan dua lantai. Hal demikian umum terdapat pada bangunan-bangunan lama peninggalan Raja-raja. Di Situs Warungboto, ruang bawah bisa dilalui dengan menuruni anak tangga yang cukup sempit untuk orang dewasa. Sama halnya dengan bangunan-bangunan lama, Situ Warungboto memiliki sejumlah ornamen dan arca beragam bentuk. Di antaranya, patung burung garuda di sisi selatan, patung naga ada di sisi timur dan pot bunga yang merupakan salah satu komponen dari kolam. Namun, semua ornamen dan patung-patung tersebut sudah lama hilang.
Situs Warungboto yang dibangun dua lantai dengan taman pribadi di bawah tanah, dalam perkembangannya menjadi salah-satu ruang yang dipercaya keramat. Menurut warga sekitar, di tempat itu dulu sering ada orang bertapa atau bersemedi. Meski tak sampai berhari-hari, namun diyakini bersemedi memusatkan pikiran di ruang bawah Situs Warungboto mampu melancarkan energi positif. KOKO T.

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat